Chapter Ⅲ - K❦ta Iblis

143 57 4
                                    

+┉┉┅┄┄┈•◦ೋ•◦❥•◦ೋ°

"YA! Oke, oke!" sungut Krisna, "tapi jangan memakanku!" Dengan kepayahan Krisna naik ke atas leher naga Sean yang panjang dan keras seperti karang. Rasanya, sisik-sisik sebesar kertas origami itu sangat kasar ketika bergesekan langsung dengan kulit Krisna, meski nyatanya sisik-sisik itu menkilap indah dan enak dipandang disaat bersamaan. "Jangan terbang terlalu cepat-Ya, Berengsek!"

Sean mulai mengepakkan sayapnya, membuat benda-benda disekelilingnya terhempas dan berterbangan begitu saja seperti tengah terkena badai. Fisik naga Sean yang menyerupai burung gagak raksasa dengan kepala ular yang disetiap sisinya memiliki daging keras yang menyerupai sebuah mahkota, sedangkan ekornya lancip sepanjang tubuhnya, dibagian tengah ekor tersebut terdapat duri-duri kecil dan besar, sebesar lengan laki-laki dewasa. Jika diperhatikan lebih dekat, warna sisik Sean adalah hitam dengan sedikit perpaduan warna ungu tua.

Krisna memeluk leher naga Sean dan berpegangan erat pada sisiknya, laki-laki itu memejamkan matanya kuat-kuat; ketakutan. Oh, ayolah dalam seumur hidup Krisna tak pernah membayangkan akan terbang menaiki seseorang yang berubah wujud menjadi seekor naga seperti ini.

Baju serta rambut hitam Krisna berkibaran tertiup angin, entah sudah seberapa tinggi sejak Sean membawanya terbang mengepakkan sayapnya. Gumpalan awan hitam dengan angin kencang dan petir menyambar-nyambar seakan menjadi teman perjalanan keduanya. Krisna hanya terus bergumam semoga mereka tidak tersambar petir dan menjadi daging panggang gosong.

Krisna memberanikan diri mengintip ketika dirasa embusan angin yang menerpanya semakin berkurang, ditambah dengan pasokan oksigen yang perlahan mulai menipis, hal pertama yang Krisna ingin lihat adalah daratan, namun hanya sepersekian detik dia memalingkan wajahnya, Krisna kembali menutup rapat matanya dan menyesali perbuatannya barusan.

Daratan, gedung-gedung pencakar langit dan kendaraan, jadi terlihat seperti kawanan semut sebelum akhirnya lenyap, tergantikan dengan kumpulan awan. Alih-alih memelan, kepakan sayap Sean justru bertambah. Krisna dapat melihat di depan mereka, kira-kira 20 meter dari tempat mereka terbang, ada sebuah lubang hitam bercahaya di atas langit yang tiap detiknya kian membesar dengan kilatan petir disekelilingnya.

Krisna meringis kala berpikir Sean akan masuk ke dalam lubang tersebut, bibirnya seakan kelu dan kering, membuatnya tak bisa membuka mulut untuk mengeluarkan sepatah kata pun atau dia akan memakan angin hingga perutnya kembung. Jantung Krisna seakan menegang kala Sean benar-benar berniat masuk ke dalam lubang hitam bercahaya yang seakan menyedot mereka, apa pun yang melintas di dekatnya.

Ketika mereka tinggal beberapa meter lebih dekat, Sean mengeluarkan tornado dari dalam mulutnya yang lebar dengan gigi-gigi tajam, angin itu berputar membentuk spiral dan mengelilingi tubuh naga Sean. Lagi, Sean kembali menyemburkan tornado untuk yang kedua kalinya, namun kali ini tornado tersebut mengelilingi tiap dinding yang terdapat dalam lubang hitam bercahaya tersebut hingga dapat meredam sedikit kilatan petir yang mengelilingi pusarannya.

Krisna mengeratkan cengkeramannya pada Sean kala Sean menambah kecepatan terbangnya, masuk ke dalam lubang hitam bercahaya dan membiarkan tubuhnya ditelan habis. Entah keberanian dari mana, Krisna kembali menoleh kebelakang, dia sendiri bingung apa yang ingin dia pastikan ketika dia sendiri hanya ingin memuaskan rasa keingintahuannya yang bisa saja mencelakainya. Sepasang mata tajam itu seketika membelalak kala pintu masuk mereka perlahan menghilang dan tinggal menyisakan kegelapan. Krisna sekarang panik, bagaimana mereka akan kembali ke daratan?

Di dalam sana selain gelap, kilat petir yang belum pernah Krisna dengar dan lihat menyambar-nyambar tak beraturan, kabar buruknya itu adalah satu-satunya penerangan yang mereka miliki. Sementara itu, di depan mereka mulai terlihat sebuah titik cahaya yang lama-kelamaan makin menyilaukan pandangan. Krisna menutup matanya erat kala udara asing yang kini dihirupnya perlahan membungkus tubuhnya.

LONESOME DEVIL [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang