Gue paham

821 142 63
                                    

Tzuyu POV

Emang ini agak gila sih. Maksudnya Kak Lisa minta tukeran duduk itu hal yang paling nggak pernah gue bayangin seumur hidup.

Apa emang omongan Kak Jihyo waktu itu memberi efek yang luar biasa kayak gini. Sampe apa-apa Kak Lisa bolehin gini. Malah sekilas terlihat seperti sedang mensupport.

Dan di sinilah gue berakhir, duduk di samping Kak Jihyo dalam keadaan hening karena nggak ada salah satu dari kita yang bersuara. Cuma ada suara Kak Lisa dan Chaeyoung yang masih aja kedengeran. Emang rada nggak guna juga mereka deketan gitu, tetep aja berisik karena emang dasar orangnya heboh.

"Mau dengerin sebelah?" Suara Kak Jihyo tiba-tiba memecah keheningan. Cewek itu menyodorkan sebelah headsetnya ke gue. Langsung gue terima dan pasang ke telinga kiri. Gue bisa denger lagu yang lagi dia dengerin.

You're the first one, you're the champion
You're the tall one, you are halcyon
You don't belong to me, you're too far away
And everything falls apart when I try to say

Nggak ngerti ini lagu siapa, yang jelas lagu ini lagu lama. Gue pernah denger lagu ini waktu masih SD di radio. Intinya ini lagu bukan lagu yang lagi ngetrend di tik-tok. Hm lumayan enak sih buat tidur.

Suasananya nyaman banget.

Musik, Kak Jihyo, dan udara dingin.

Semuanya adalah hal yang gue suka. Kayaknya ini waktu yang tepat sih buat nanyain soal Kak Jungkook. Walau gue nggak tau gimana cara nanyanya.

Hmm gimana kalau mulai dari kata-kata 'Gimana lo sama Kak Jungkook?'

Kayaknya bagus ide gue.

Coba dulu aja kali ya

"Kak..."

"Ya?"

"Hmm gimana lo sama--"

Drttt drtt drttt

HP Kak Jihyo tiba-tiba bergetar.

Dia langsung melirik layar HP nya.

Gue ikutan ngeliat dan tertulis nama 'Jungkook' di layarnya.

Apa nggak panjang umur banget sih tuh orang kalau kayak gini caranya?

"Sebentar" Kata Kak Jihyo. Gue mengangguk. Dia langsung angkat telponnya.

"Haloo" Suara cowok menyeruak masuk ke indera pendengaran gue. Ah iya, ini gue masih pake sebelah headsetnya Kak Jihyo.

Sebenernya gue kepo apa yang mau mereka bicarain, tapi di sisi lain gue takut malah jadi sakit hati dan ini juga terkesan nggak sopan. Akhirnya gue lepas itu headset dan menyerahkannya ke tangan Kak Jihyo.

Cewek di sebelah gue ini lirik gue sebentar sebelum akhirnya memasang headset yang baru gue kasih ke telinganya. Gue nggak ngerti maksud tatapan dia itu apa. Nggak bisa ditebak. Yang jelas setelah itu dia fokus nelpon. Gue fokus memejamkan mata supaya tidur.

Nggak dapat dipungkiri bahwa rasanya nggak enak banget kayak gini. Rasa nyaman yang tadi hadir sekarang sirna gitu aja, seolah hilang ditelan bumi.

Gue kalut lagi. Batin dan hati gue debat. Nggak tau siapa yang bakal menang.

Intinya tanpa memastikan soal perasaan dia ke Kak Jungkook pun gue udah dapet jawabannya bahwa jelas perasaan dia ke Kak Jungkook bukan bercandaan. Kalau gini caranya gue nggak perlu nanya.

Nggak mudah untuk duduk di sini dengan perasaan yang campur aduk. Tapi gue tetep di sini, bertahan dan memendam.

"Sorry-sorry tadi Jungkook nelpon" Kata dia setelah selesai dengan urusannya. Gue mengangguk. Dalam hati ngomong 'Iya udah tau kali'. Tapi nggak gue ungkapin dan cuma senyuman yang bisa gue pasang di wajah. Toh emang gue nggak berhak ngomong apa-apa kan?

Ineffable (Jitzu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang