FIRASAT 19 "Dia Adalah....."

3.8K 252 72
                                    

Tidak ada jalan yang tidak ada ujungnya, jalan menuju ke Rumah Sakit juga sama.

Setelah sampai di rumah sakit, dokter segera memeriksa tubuhku. Karena kelelahan, jadi dokter memberikanku larutan garam (saline) untuk di infus. Ketika dokter memasang jarum pada tanganku, aku hampir saja menangis, rasanya sakit sekali. Beruntung P'Kin masih memegang tanganku dan tidak melepaskannya. Sementara P'Liz dan P'Phu hanya bisa memperhatikanku dari jauh.

Dokter mengatakan bahwa penyebab rasa sakit di perutku adalah karena 'rakus' dengan nada bercanda. Namun pada akhirnya dia mengatakan bahwa aku menderita Dispepsia*, ketika aku memberitahunya bahwa aku memang banyak makan pizza hari ini. P'Kin bahkan sempat ingin menggigit telingaku ketika aku mengatakannya, sementara P'Phu hanya bisa menggelengkan kepalanya, dan P'Liz hanya bisa terkikik pelan karena merasa lucu.

*)Dispepsia adalah sekumpulan gejala nyeri, perasaan tidak enak pada perut bagian atas yang menetap, atau berulang disertai dengan gejala lainnya seperti rasa penuh saat makan, cepat kenyang, kembung, bersendawa, nafsu makan menurun, mual, muntah, dan dada terasa panas, yang berlangsung.

Aku langsung memejamkan mata dan bersikap sok lemah karena takut dimarahi oleh P'Kin. Situasi saat ini agak canggung karena P'Kin terus memegang tanganku, sementara P'Phu dan P'Liz masih di ruangan yang sama dengan kami. Untuk menghindari dimarahi oleh P'Kin dan untuk meringankan situasi sekarang, cara terbaik bagiku adalah pura-pura tidur untuk menghindari masalah terlebih dahulu.

¤¤¤¤


Sulit dipercaya, bahwa ketika aku pura-pura tertidur, aku malah jatuh tertidur betulan. Mungkin aku benar-benar kelelahan dan kehabisan tenaga karena muntah-muntah tadi, sampai dokter memberiku cairan saline tersebut dan membuatku jatuh tertidur. Dan ketika bangun, aku sudah tidak berada di Rumah Sakit lagi.

Seharusnya aku tidak bangun sepagi ini, tapi aku terbangun karena lapar…. Aku sangat lapar…..

Aku membuka mata dan melihat ke sekeliling, ternyata aku sudah berada di kamarku. Aku tidak tahu siapa yang telah membawaku ke sini, tapi aku tidak bisa berpikir saat ini, yang aku pikirkan hanyalah bahwa aku lapar… sangat lapar. Pizza yang aku makan tadi pagi, telah aku keluarkan semua, dan tadi malam aku tidak mengisi perutku sama sekali. Alangkah baiknya jika ada nasi ketan dan babi panggang dari P'Kin pada pagi hari ini.

Aku mencoba untuk bangun dan duduk di kasur, itu tidak buruk, perutku baik-baik saja. Jadi aku mencoba untuk berdiri, ketika aku merasa baik-baik saja, aku secara perlahan berjalan keluar dari kamar.

Dan ketika aku membuka pintu kamar, aku melihat TV menyala dan melihat punggung yang aku kenal sedang menghadap ke arah TV, seketika jantungku berdetak kencang, namun dengan cepat kembali normal.

P'Phu sedang duduk menonton TV, sendirian… 

Sebenarnya aku berharap orang yang bersamaku sekarang adalah P'Kin, karena sebelum tertidur, dia masih menggenggam tanganku begitu erat. Huh, mari kembali pada kenyataan, P'Kin tidak akan bisa untuk tinggal bersamaku. Sekarang P'Liz ada di sini, dia harus terus bersama dengan pacarnya, bagaimana dia bisa datang dan menemuiku saat ini?

"P'Phu Khrab." Aku memanggilnya dengan lembut. Mungkin karena suara TV, P'Phu tidak mendengar suara pintu kamarku terbuka, tapi kali ini aku memanggilnya dengan cukup keras namun lembut sehingga dia berbalik melihat ke arahku.

"Oh, N'Thai, kamu sudah bangun? Kamu bisa berjalan?" P'Phu segera mendekatiku dan hampir memelukku, namun aku mengulurkan tangan untuk mencegahnya.

"Oke Phi, aku baik-baik saja. Aku hanya sangat sangat sangat sangat sangat laparrrrrr." Aku memberitahu P'Phu dengan sangat meyakinkan.

"Huh, Ya, perutmu pasti kosong. Pantas kamu sangat lapar, jadi Phi sudah membelikanmu bubur, akan Phi hangatkan untukmu." P'Phu menuntunku berjalan menuju meja makan, dia masih takut aku tidak bisa berjalan. Setelah duduk di kursi, aku melihat bubur dengan pandangan kurang berselera, karena bubur adalah makanan yang paling aku tidak suka. Namun, aku mengerti kenapa P'Phu membelikan aku bubur karena aku sedang sakit, aku mencoba menerimanya dengan lapang dada. Walau sejujurnya aku lebih ingin makan nasi ketan dan babi panggang.

Deja Vu สังหรณ์รัก (Terjemahan Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang