FIRASAT 24 "BERTAHAN"

1.9K 171 60
                                    

“Ya…. Aku sudah bersama dengan Liz sejak SMA. Padahal, saat kami belum berkencan, Aku, Liz, dan Phu adalah teman dekat. Kami bertetangga, orang tua kami sangat akrab ketika kami masih TK.”

"Ketika aku masih kecil, aku adalah anak yang broken home, orang tuaku selalu bertengkar setiap hari, jadi aku lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan mereka. Sejak kecil aku tidak tahu bagaimana caranya bermain dengan wanita, jadi aku hanya bermain dengan Ai’Phu. Namun, Liz yang seumuran dengan kami juga ingin bergabung, jadi aku hanya bisa membuatnya menangis. Dan pada saat itu kedua orang tuaku benar-benar berpisah, aku sangat sedih, Liz dan Phu lah yang selalu ada untuk menghiburku. Aku tidak punya siapa-siapa lagi, jadi aku sangat terikat dengan mereka berdua. Saat sekolah menengah aku tidak punya waktu untuk bermain lagi, karena selain sekolah aku juga harus membantu bisnis ayahku yang sudah beliau rintis sejak aku masih kecil. Dan saat itu Liz selalu datang menemaniku, dan saat itu juga dia mengatakan bahwa dia sangat menyukaiku. Waktu itu aku tidak tahu apa yang dinamakan dengan cinta, yang aku tahu bahwa Liz selalu ada saat aku membutuhkannya. Jadi ketika Liz bertanya, aku hanya menjawab bahwa aku mau menjadi pacarnya, dan ketika aku mulai tumbuh dewasa aku semakin sadar dengan hal itu."

"Dan suatu ketika, Ai’Phu ingin sekolah pilot, jadi aku juga ikut sekolah pilot bersama dengannya, karena pada waktu itu aku belum tahu apa yang aku inginkan. Dan keluarga Liz, mereka ingin menyekolahkan Liz di luar negeri, tapi Liz tidak ingin berpisah dengan kami. Liz menangis dan memohon pada keluarganya hingga mereka mengizinkan Liz kuliah di sini bersama dengan kami. Mereka mengizinkan Liz di sini karena mereka percaya bahwa aku dan Ai’Phu bisa menjaganya."

P’Kin berhenti sejenak seolah-olah sedang berpikir. Aku pun ikut hanyut dalam ceritanya, aku mendengarkan dengan seksama dan memahami betapa pentingnya P’Liz bagi P’Kin. P’Liz selalu ada ketika P’Kin membutuhkan teman di sampingnya, ditambah lagi mereka sudah dekat ketika mereka masih kecil, hubungan semacam itu pasti sudah sangat dalam dibandingkan persahabatanku dengan Ai’Tong. 

Memikirkan hal itu, aku tidak mau mendengarkannya lagi. Apakah aku boleh menangis? Kenapa sakit sekali?

“Liz ada di sini… karena kita masih sepasang kekasih, jadi kami sekarang 'bersama'.”

Aku mendengarkannya dan alisku menukik, ketika mendengar kata ‘bersama’, itu adalah sebuah kata yang tidak sulit aku pahami.

“Jangan memasang wajah seperti itu. Yah… seperti yang kamu dengar, kami adalah remaja yang normal.”

Tidak, bagiku itu tidak normal. Sekarang aku mengerti kenapa P’Phu berkata bahwa P’Kin harus bertanggung jawab atas P’Liz, aku setuju dengan itu, karena P’Liz adalah seorang wanita.

“Kalau begitu Phi tidak perlu menjelaskan lagi kepadaku, Phi harus bertanggung jawab pada P’Liz. Dan tentang hubungan kita, pasti tidak akan berjalan lancar.” Aku sudah tidak mau mendengarkannya lagi, tidak sanggup.

Apakah aku akan menghancurkan perasaan seorang wanita jika aku merebut pacarnya? Walaupun aku sangat menyukai P’Kin, tapi aku tidak akan pernah melakukan hal itu.

Aku berdiri dan ingin pergi dari sini, aku hampir menangis lagi, seperti kata pepatah kenyataan lebih kejam daripada yang aku bayangkan. Namun, P’Kin lebih cepat berdiri dan memelukku dengan erat sebelum aku pergi, dan aku tahu bahwa aku juga tidak bisa menghindarinya lagi maka aku hanya balas memeluknya.

“Tunggu… little boy, bersabarlah sebentar lagi, dengarkan aku sampai akhir, tolong…” suaranya terdengar gemetar, dan pada akhirnya aku mengangguk dan kembali duduk lagi.

“Terima kasih, aku akan menceritakannya dengan jujur. Aku hanya ingin kamu mengetahui segalanya, dan untuk selanjutnya aku serahkan semuanya kepadamu,” P’Kin memegang tanganku, melihatnya memohon padaku, aku merasa bersalah padanya. Tapi itu bukan berarti aku akan menyerah padanya.

Deja Vu สังหรณ์รัก (Terjemahan Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang