FIRASAT 7 "Terguncang"

3K 274 88
                                    

Akhirnya pada hari ini, aku harus tidak masuk kerja karena kecelakaan itu. Untungnya, setelah melalui rontgen, tidak ada luka yang terlalu serius. Tidak ada tulang patah atau retak, hanya ada luka memar dan pusing di kepala. Dokter hanya berkata tidak ada masalah serius, sakit kepala dan penglihatan agak buram itu wajar karena kepala terbentur terlalu keras, tapi aku diam-diam masih khawatir karena masih terasa pusing.

P'Kin membawaku ke rumah sakit lalu menelepon P'Phu untuk meminta cuti kerja. Sejujurnya aku masih tetap ingin bekerja karena takut gajiku akan dipotong, tapi P'Phu mengatakan dia tidak akan memotong gajiku, dengan catatan aku harus masuk kerja di hari liburku untuk menggantinya. Jadi aku bisa bernafas lega.

P'Phu juga sangat mengkhawatirkan aku, tapi pagi ini setelah menemuiku, kami harus berpisah kembali karena dia harus pergi ke Bangkok untuk mengurusi bisnisnya yang lain. Dia hanya berpesan agar aku menjaga diri baik-baik, dan jangan berpikir soal pekerjaan. Hanya fokus pada kesehatan dengan istirahat penuh.

Sedangkan P'Kin, dia membantuku menyelesaikan registrasi di rumah sakit dan tidak membiarkan aku pulang ke kedai milik P'Phu. Dia malah menyeretku ke rumahnya, dengan alasan dia takut kalau aku menjadi anjing busuk yang mati perlahan, karena tidak ada yang menjaga.

Tapi aku sedang tidak ada mood untuk melawannya, jadi ketika dia memerintah seperti itu, aku hanya bisa pasrah mengikutinya pulang ke rumahnya. Selain itu, dia menggendongku ke kamar milik orang tuanya, bukan kamar yang pernah aku tempati untuk pertama kali dengan alasan, P'Kin tidak mau aku sendirian di malam hari.

"Aku ingin mandi." Aku berkata pada P'Kin ketika dia meletakkan tubuhku di atas kasur yang empuk. Tubuhku terasa lengket dan kotor, aku tidak mau mengotori kasur milik P'Kin. Dan sekarang aku benar-benar ingin mandi atau aku tidak bisa tidur sama sekali.

"Tidur seperti ini juga tidak apa-apa, tidak masalah. Kenapa kamu ingin mandi? Lukamu pasti akan bertambah sakit kalau kamu banyak bergerak."

"Kalau aku tidak mandi, aku tidak akan bisa tidur." Aku terus membantah, walaupun aku dalam keadaan lemah, tapi aku benar-benar harus mandi.

"Kalau begitu aku akan menyeka badanmu." P'Kin meng'iya'kan dengan mudah, tapi dia justru ingin menyeka tubuhku? Aku maluuu….

"Tidak, aku tetap akan mandi di kamar mandi saja." Aku langsung merengek, aku tidak akan pernah menyetujuinya.

"Pendek, jangan keras kepala. Kamu tidak akan bisa mandi."

"Oh, aku tahu apa yang aku rasakan dengan baik, jadi aku akan tetap mandi sendiri."

"Biar aku yang menyeka badanmu, jangan keras kepala." P'Kin juga bersikeras memaksa, tapi aku juga tidak mau menyerah.

Aku segera bangkit dari tempat tidur, aku tidak meminta yang macam-macam, hanya meminta untuk mandi, kenapa dia melarangku? Tapi ketika aku berdiri, tubuhku miring hampir jatuh karena pusing. Beruntung P'Kin mendekat dan menahan tubuhku tepat waktu.

"Heii!! Apa kamu baru sadar, bahwa tubuhmu masih lemah? Kenapa tidak mendengarkan ucapanku, sih, apa yang membuatmu keras kepala seperti itu, eoh?" P'Kin membantuku memegang tubuhku dengan lembut, tapi dia juga memarahiku dengan kasar sehingga aku merasa sedih. Tubuhku sudah lemah dan ditambah dengan pikiranku yang sensitif, akhirnya tanpa sadar aku mengeluarkan air mata.

"Aku hanya ingin mandi, kenapa aku tidak boleh?....hiks…"

"Hoi… pendek…jangan menangis, sssttt… aku tidak bermaksud memarahimu." P'Kin terlihat panik ketika melihatku menangis, dia menggendongku berbaring kembali pada tempat tidur, dan dia berusaha menenangkanku seperti anak kecil.

Aku juga sendiri bingung, kenapa aku bisa selemah dan sensitif seperti ini. Ini tidak baik sama sekali. Aku berusaha menahan air mataku, dan menghilangkan pikiran ingin mandi. 

Deja Vu สังหรณ์รัก (Terjemahan Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang