Tiba digedung perusahaan, kun memarkirkan mobilnya ditempat biasa.
Jisoo sendiri masih berada didalam mobil bersama kun tentunya.
" ayo .. " kata kun, memberi intruksi kepada jisoo untuk keluar dari dalam mobilnya.
Jisoo mengangguk, keduanya pun keluar dari dalam mobil dan melangkah beriringan masuk kedalam gedung perusahaan.
Dilobby keduanya menjadi pusat perhatian para karyawan kantor. Jisoo sedikit malu, ia berjalan dengan wajah yang sedikit ditundukan. Sedangkan kun berjalan biasa saja, ia seolah tak merasa risih dengan tatapan penuh selidik dari para karyawannya.
Dalam perjalan menuju ruang kerjanya, kun tiba tiba menghentikan langkahnya. Kemudian ia memutar tubuhnya, menatap jisoo yang tengah berjalan dengan wajah tertunduk.
Karena terus menundukan wajah, jisoo tak sadar jika kun berhenti. Alhasi kepala jisoo menabrak dada kun.
Jisoo mengaduh.
" awww .."
Kun sendiri mencoba membantu dan melihat apakah jisoo terluka.
Karena kecerobohannya jisoo merasa tak enak hati kepada kun. Belum lagi tatapan dari para karyawan. Membuat jisoo semakin gugup.
" maaf pak .. saya gak sengaja .." kata jisoo.
" iya gak apa apa .. tapi kamu baik baik aja kan .. gak ada yang luka kan ..?" Tanya kun. Jisoo menggelengkan kepala.
Kun menghela nafas lega. Kemudian ia kembali menatap jisoo. Ditatap kun, jisoo kembali menunduk.
" apa agenda kita hari ini ..? " tanya kun, jisoo mendongkak. Kemudian ia membuka map berwarna biru muda yang ia bawa.
" setelah makan siang .. ada pertemuan dengan klien .." sahut jisoo.
" setelah itu ..?"
Jisoo menggelengkan kepala.
" tidak ada .. hanya itu agenda bapak hari ini .." sahut jisoo lagi.
Kun mengangguk anggukan kepala.
Kemudian keduanya kembali melanjutkan langkah menuju ruang kerja.
..
Seharian berada didalam kantor membuat jisoo merasa sedikit lelah. Jisoo menggerakan kepalanya kekiri dan kekanan, guna merenggangkan otot lehernya.
Malam ini jisoo ingin segera pulang.
Jisoo melihat arloji dipergelangan tangannya.
Masih sore untuk manusia yang suka bergadang, tapi bagi jisoo si kaum yang suka tidur, dijam seperti ini sudah larut baginya.Ting ..
Satu notip pesan, bergegas jisoo membuka dan membaca. Ternyata dari kekasihnya ten.
Dipesan tersebut ten bertanya, apakah jisoo sudah pulang. Dan jisoo menjawab belum.
Ten kembali mengirimi jisoo pesan, ten berniat menjemput jisoo. Jisoo yang merasa selalu membebani ten menolak dengan halus.
Namun, penolakan yang jisoo lakukan tidak berarti bagi ten, dalam pesan yang kembali ten kirimkan, dia bersikukuh untuk menjemput jisoo.
Jisoo menghela nafas pasrah, akhirnya ia pun mengiyakan keinginan ten untuk menjemputnya.
Ceklek ..
Pintu terbuka, jisoo yang sedikit terkejut meletakan ponselnya diatas meja kerjanya.
Dilihatnya kun yang sepertinya bersiap untuk pulang.
" ayo jisoo ..." kata nya. jisoo mengangguk, secepat kilat ia merapihkan barang barangnya dan kemudian melangkah menyusul kun yang lebih dulu berjalan.
Keduanya melangkah dengan posisi jisoo yang berada dibelakang kun.
Tiba tiba kun menghentikan langkahnya, kemudian ia mensejajarkan langkahnya bersama jisoo.
Kondisi perusahaan yang sepi membuat keduanya tak lagi menjadi pusat perhatian seperti pagi hari.
" kamu pulang sendiri ..?" Tanya kun.
Jisoo menggelengkan kepala.
" saya di jemput pak .." sahut jisoo.
" siapa yang jemput .. pacar kamu ..?" Tanya kun, jisoo tertunduk malu.
Menunduknya jisoo membuat kun tersenyum miring. pasti benar yang akan menjemput jisoo kekasihnya.
Tak ada lagi percakapan, keduanya kembali melangkah.
Sementara itu diluar gedung perusahaan ten tengah menunggu jisoo yang belum juga menampakan batang hidungnya.
Sembari menunggu, ten mengirim pesan kepada lisa. Ten memberitahu lisa bahwa ia akan pulan terlambat malam ini.
Selesai mengirimi lisa pesan, ten kembali fokus kearah pintu masuk gedung perusahaan.
Wajah sumringah seketika muncul ketika pintu masuk terbuka, dan dari balik pintu jisoo muncul dengan wajah lelahnya namun masih terlihat cantik dimata ten.
Ten yang senang bergegas untuk turun dan menghampiri jisoo. Namun, niatnya urung terlaksanakan tak kala ia melihat kakak iparnya yang juga melangkah keluar dan kini berdiri disamping jisoo.
Ten mengumpat kesal.
" sial .. gue kira dia udah balik .." kata ten. Nafasnya memburu menahan rasa kesal yang memberontak.
Ten masih memperhatikan keduanya, ia semakin merasa kesal ketika kun tak kunjung pergi. Kun dan jisoo malah bercengkrama.
Akhirnya ten mengeluarkan ponselnya yang tadi ia simpan disaku kemejanya.
Ia mengirimi jisoo pesan.
" aku di mobil .. kamu ke sini aja .."
Seperti itulah pesan yang ten kirimkan.
Dilihatnya jisoo yang celingak celinguk seperti mencari seseorang, dan akhirnya ten dapat melihat senyum jisoo ketika jisoo berhasil melihat mobil ten.
Setelah mendapat pesan dari ten, jisoo berpamitan kepada kun yang sedari tadi berdiri disamping jisoo.
" saya permisi pak .." kata jisoo dengan senyum. Kun mengangguk.
Setelah mendapat anggukkan jisoo melangkah pergi meninggalkan bos nya itu.
Kun sendiri terus menatap kepergian jisoo.
Hingga ia lihat jisoo yang masuk kedalam mobil yang sangat ia kenali.
Kun tersenyum miring, sebenarnya ketika ia keluar dari dalam gedung perusahaan ia sudah melihat mobil itu, hanya saja kun berpura pura tak melihat.
Mobil yang jisoo tumpangi melaju menjauh.
Kun mengepalkan telapak tangannya dengan erat....
Bersambung ..
See you