Tarik nafas dalam, kemudian hembuskan dengan perlahan. Itu yang dilakukan kun saat ini.
Kemesraan ten dan lisa yang ia lihat pagi ini benar benar membuatnya muak dan jengah.
Mencoba bersabar dan menenangkan dirinya kembali, kun kembali menarik nafas dalam dan kemudian kembali menghembuskannya dengan perlahan.
Tok
Tok
Tok
Pintu ruang kerjanya diketuk, kun sedikit terkesiap. Kemudian ia pun menyuruh seseorang yang berada dibalik pintu untuk masuk.
" masuk " kata yang sudah pasti kun ucapkan
Mulai terdengar suara khas pintu yang terbuka, dan dengan perlahan pintu pun terbuka lebar.
Dari balik pintu muncul sosok yang kembali membuat dadanya sesak, siapa lagi jika buka jisoo sekertarisnya yang ia ketahui sebagai selingkuhan adik iparnya itu.
" ada apa .. " kun mencoba bersikap propesional, bagaimanapun saat ini ia berada dikantor, ia tidak mau mencampur adukkan urusan kantor dengan urusan pribadi.
" ini laporan yang harus bapak tanda tangani .. " kata jisoo, kemudian memberika sebuah map yang berisi beberapa lembar kertas dengan banyak tulisan diatasnya.
Dengan cepat dan tanpa perlu membaca kun mulai menandatangani lembar demi lembar kertas yang baru saja jisoo bawa.
Selesai, jisoo kembali menutup dan bersiap pergi " terimakasih pak, kalau gitu saya permisi .. " kata jisoo begitu sopan.
Kun tersenyum tipis, jujur ia sedikit kagum dengan sopan santun yang jisoo miliki, pantas saja ten sampai tergila gila kepada sekertarisnya itu, kata kun dalam hati.
Baru tiga kali melangkah, dan belum sampai ujung pintu. Tiba tiba kun memanggil kembali jisoo dan hal itu secara otomatis membuat langkah jisoo terhenti.
" jisoo .. "
Jisoo menoleh " iya pak ? " tanyanya sudah pasti
" hari ini kamu sibuk ..? " tanya kun tanpa pikir panjang.
Jisoo terkejut, terlihat jelas dari ekspresi wajahnya, kemudian jisoo mencoba menenangkan dirinya. Ia pun mengerutkan dahinya penuh tanya guna memberi respon akan pertanyaan yang kun lontarkan kepadanya.
Ekspresi jisoo membuat kun terkekeh pelan, jujur jisoo terlihat lucu dimatanya " saya tanya sekali lagi, hari ini kamu sibuk ..? "
Pertanyaan yang sama kembali jisoo dapatkan, dengan wajah bingung jisoo menggelengkan kepala, memberitahu kepada bosnya itu jika ia tidak sibuk.
Kun tersenyum senang, dan semakin membuat jisoo bingung.
" pulang kerja, kamu ikut saya .. "
Mata jisoo membulat, ia terkejut. Jisoo semakin bingung dengan bosnya ini " ke .. kemana pak ? " tanya jisoo dengan suara gagap.
" nanti kamu akan tahu kalau sudah sampai ketempat tujuan, sekarang silahkan kamu kembali keruangan kamu .. "
Jisoo diam membisu, kun benar benar membuatnya bingung dan bertanya tanya. Tapi, tak lama jisoo tersadar dan ingat jika bosnya itu memberinya perintah untuk kembali bekerja.
" baik pak, permisi .. " kata jisoo dengan suara pelan, kemudian jisoo berbalik dan keluar dari ruang kerja bosnya itu.
Setelah jisoo pergi, kun menghembuskan nafasnya dengan begitu lega. Tak lama ekspresi wajah kun berubah. Sembari menatap pintu ruang kerjanya yang tertutup, kun tersenyum dengan penuh seringai dibibirnya.
Lain kun, lain pula dengan jisoo.
Setelah keluar dari dalam ruangan kun, jisoo kini tengah berdiri didepan ruang kerja kun yang tertutup.
Ekspresi wajah jisoo kembali berubah gugup. Perlahan tangan jisoo bergerak, ia menyentuh dadanya dan kemudian mengelusnya pelan, jisoo mencoba menenangkan dirinya.
Tarik nafas dalam, kemudian buang dengan kasar. Dirasa sudah lebih tenang, jisoo kemudian melangkah menuju ruang kerjanya.
...
Senja menyapa
Langit diatas sana berwarna jingga
Lisa dengan begitu ceria berbicara dengan seseorang diseberang sana
" jadi aku harus nyiapin apa nih ? " tanya lisa
Ten yang tengah berjalan dianak tangga pun mendengar, ia pun mengerutkan dahinya. Penasaran, ten pun menghampiri lisa.
" siapa ..? " tanya ten
" kakak .. " sahut lisa
Pertanyaannya sudah terjawab, ten merespon dengan membulatkan mulutnya membentuk huruf O. Kemudian ten pun duduk disamping istrinya itu.
" jadi aku gak perlu nyiapin apa apa nih .. ? " kata lisa kembali berbicara dengan seseorang yang sudah ten ketahui.
" ok deh kalau gitu , aku tutup ya, dahh hati hati .. " sambungan telephone berakhir, lisa pun meletakan ponselnya diatas meja.
Ten yang mendengarkan merasa penasaran, ia pun bertanya kepada lisa perihal pembicaraan istrinya dengan kakak iparnya itu " ada apa sih, kayanya serius banget ..? "
Lisa terkekeh " kakak mau ngajak temennya kesini .. "
Ten mengerutkan dahinya " cewek atau cowok .. "
" kurang tahu, ya semoga aja cewek, kali aja diem diem kakak udah punya pacar terus mau ngenalin pacarnya itu sama kita .. " kata lisa dengan wajah penuh harap.
Ten tersenyum menanggapi " ya semoga aja benar .. " katanya sembari mengusak rambut hitam istrinya.
..
Jantungnya berdegub dua kali lebih cepat. Jisoo cemas, terlihat jelas dari raut wajahnya. Berkali kali ia meremas jemarinya guna menenangkan dirinya. Kemudian tatapan matanya dialihkan kearah pintu ruang kerja kun yang tertutup.
Mata jisoo membulat ketika kun membuka pintu. Tak ingin tertangkap basah tengah menatap pintu ruang kerja bosnya, dengan cepat jisoo membuang muka.
" ayo .. " kata kun, siap tak siap jisoo mengangguk dan kemudian berdiri dari duduknya.
Kun melangkah lebih dulu, jisoo mengikuti dari belakang.
Berjalan terus, hingga keduanya kini berada didepan lift yang tertutup.
Kun menekan tombol lift, tak lama pintu lift terbuka, bergegas kun masuk, sedangkan jisoo hanya berdiri ditempat.Kun menatap jisoo heran " jisoo ayo .. " panggilnya menyadarkan jisoo.
Jisoo pun tersadar, dan dengan gugup ia masuk kedalam lift.
Jisoo memilih untuk berdiri dibelangkan kun. Jujur ia salah tingkah untuk saat ini.
Kun sendiri paham dan menyadari gelagat jisoo. Tanpa sepengetahuan jisoo, kun tersenyum penuh arti.
...
Bersambung ..
Haiii .. Aku kembali melanjutkan story ini.
Adakah yang nunggu ?, jika ada, maaf sudah membuat kalian menunggu.
Untuk part selanjutnya insha allah aku lanjut besok ya, kalau gak cape, soalnya kalau pulang kerja pengennya santaiiii 😁😁😁
See you ...