Kepencet

401 72 7
                                    

Bel istirahat pertama berbunyi. Hampir seluruh murid berhamburan keluar kelas. Berbeda dengan Gita yang langsung mengeluarkan buku LKS pinjamannya dan bersiap untuk mengerjakan uraian yang belum terisi.

"Nam, gue nyontek punya lo, ya. Gue lupa jawaban gue. Uraian doang, kok! Ya ...," pintanya dengan tatapan memohon.

Namira menunjuk tasnya dengan dagu. "Noh, ambil aja. Gue mau ke kantin. Nitip gak?" tawarnya.

Gita berpikir sejenak sebelum membalas, "Kentang goreng lima ribu, deh. Duitnya ntar aja ya, hehe." Ia terkekeh. "Makasih, Nami-ku ...," lanjutnya sambil mengerucutkan bibirnya manja.

"Lebay, lo. Udah, ah, gue duluan, bye." Namira melambaikan tangan sebelum berlalu meninggalkan kelas.

Dengan sigap, Gita menyalin jawaban milik teman sebangkunya itu. Sebenarnya, sih, ia bisa saja menyempatkan diri untuk jajan terlebih dahulu. Lagipula, uraiannya hanya lima nomor saja. Namun, tetap saja ia merasa gelisah. Lebih cepat lebih baik, menurutnya. Nanti sisa waktunya bisa ia gunakan untuk sekedar mencamil jajanan.

Belum sempat ia menyelesaikan nomor terakhirnya, tiba-tiba Namira masuk dan duduk di sebelahnya, lalu meletakkan kentang goreng titipan Gita di meja.

"Serius amat, sih," celetuknya.

Gadis itu mengalihkan perhatiannya pada Namira. "Kok udah balik? Belom ada sepuluh menitan, loh," herannya.

"Tadi cuma pesen makan sama booking tempat, abis itu beli kentang buat lo ini, biar nggak loyo. Kasian lihat lo, udah hampir telat, acakadul, belom makan juga," jelas Namira. "Udah, ya, gue mau balik makan. Cepet selesein biar bisa cepet makan." Ia beranjak dari duduknya, bersiap kembali ke kantin.

"Sama siapa aja lo?" tanya Gita menahan temannya sejenak.

"Sama Raka doang, biasa lah," jawabnya.

Gita mendecih. "Pacaran teros," ledeknya.

"Berisik, jomblo." Namira berlalu begitu saja.

"Heh, kurang ajar!" protesnya keras sebelum kembali melanjutkan tugasnya.

Sudah beberapa menit sejak Gita berhasil menyelesaikan tugasnya. Kentang yang ia pesan pun telah raib. Sejujurnya, ia masih lapar, tetapi ia malas untuk pergi ke kantin. Lagipula, lima menit lagi bel masuk berbunyi.

Sedari tadi ia hanya menggulir layar ponselnya, sibuk membaca utas tentang cerita mistis. Lama kelamaan, ia mulai bosan dengan ceritanya. Ia menghela napas, bingung harus membuka apa lagi.

Tiba-tiba kedua sudut bibirnya merekah cerah. "Eh, stalk akun IG Antares aja kali ya," gumamnya bersemangat. Tangannya mulai bergerak mengetik suatu nama pada aplikasi Instagram.

 Tangannya mulai bergerak mengetik suatu nama pada aplikasi Instagram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ketemu!" serunya pelan.

"Follow gak ya?" gumamnya bimbang. "Ah, nggak usah, deh," lanjutnya.

Fisika | JaeminjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang