-1- Emang Dasar!

32 7 1
                                    

Seorang gadis tengah berdiri di depan meja kasir. Mata kecilnya masih memandangi daftar menu. Kepalanya sedikit mendongak, karena tubuhnya yang mungil membuatnya sedikit kesulitan untuk membaca daftar menu yang berada di atas.

"Greentea Frappuccino nya satu ya mba," Bibir tipis gadis itu berucap, lalu ia mengambil uang dari kantung jaket almamaternya dan membayar pesanan.

Gadis itu kembali memasukkan tangannya ke dalam saku almamater yang di sisi kiri atas almamater terdapat logo universitas Andita Pandhita dan di sisi kanan atas terdapat pin nama yang bertuliskan 'Amelisa Elfina'

Sementara menunggu Greentea Frappuccino nya, Amel bersenandung kecil. Ia juga mengedarkan pandangan ke seluruh sudut kedai kopi yang ramai . Tapi tak sengaja pandangannya tertuju pada seorang laki-laki yang ia yakini pacarnya. Untuk memastikannya ia mengucek matanya, bahkan ia juga memukul pipi chubby nya untuk memastikan ini mimpi atau nyata.

Dan ternyata hal itu nyata, sang pacar kini tengah merangkul mesra wanita lain.

Amel yang melihat itu langsung terkejut, tanpa basa-basi ia langsung menghampiri pacarnya itu, "Oh jadi kamu gini ternyata," Pergoknya sambil tersenyum miring.

Laki-laki itu terperanjat melepaskan rangkulannya dan wanita yang ada di sebelahnya tak ingin menatap Amel.

"Mel Mel deng-ngerin a-aku dulu , Mel Mel deng...," pinta laki-laki itu dengan tergagap sambil menarik-narik tas ransel Amel.

"Apa'? oh, oke kita putus!" potong Amel.

"Mel, Mel," Laki-laki itu masih saja menahan tas Amel.

"Lepasin gak!, kamu mau aku bikin kekacauan di sini'?" ancam Amel.

Laki-laki itu langsung melepaskan tas Amel kala mendengar ancaman tersebut.

Amel pergi meninggalkan kedai kopi itu, bahkan pesanannya yang telah ia bayar. Ia takut emosinya tak terkontrol dan mengacaukan seisi kedai kopi.

🦘🦘🦘

Di kelas XI MIPA-5 setelah jam pelajaran berakhir. Terlihat tujuh remaja lelaki berdiri di depan papan tulis yang bertutup kain hitam yang membentang panjang, salah satu di antara mereka memegang bucket bunga, dua orang lainnya berada di sisi kiri dan kanan papan tulis, dan yang lainnya memegang kertas karton yang bertuliskan bermacam-macam ungkapan.

Tiga remaja perempuan memasuki kelas, satu di antaranya memakai penutup mata berwarna putih, dan yang lainnya memegang lengan temannya itu.

"Ini ada apa sih'? sampai pakai tutup-tutup mata segala," kata remaja perempuan yang mengenakan penutup mata.

"Duh Amel lu bisa diam dulu gak sih'!" omel salah satu remaja putri yang ada di sisi kananya itu.

"Iya, tapi kan hari ini bukan hari ulang tahun aku," Kata Amel.

"Iya tau, bentar lagi kamu bakal tau kok," Ujar remaja yang berada di sisi kiri Amel. Amel hanya mendengus kesal. Entah apa yang temannya lakukan sampai membuatnya sangat penasaran.

"STOP!" ucap keduanya serentak sembari menahan badan Amel agar tidak kelewatan oleh titik tempat yang di tentukan. Salah satu di antara mereka membuka kain putih yang terpasang di mata Amel.

Amel terheran melihat anak laki-laki yang berada di depannya, lalu Amel melihat satu per satu kertas karton yang bertuliskan kata-kata ungkapan

My Boyfriend is ClownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang