-11- Peristiwa di kantin

6 1 0
                                    

"Akhirnyaaa selesai juga matkulnya Pak Erik," Rena merentangkan tangannya untuk meregangkan sendi-sendinya.

Amel hanya tersenyum melihat Rena.

"Mel gue lapar ke kantin yok'!" Ajak Rena sambil mengelus-ngelus perutnya.

"Ayo," Jawab Amel.

Keduanya langsung menuju kantin kampus yang terletak di sebelah barat fakultas. Keadaan kantin cukup ramai dan kondusif. Amel dan Rena segera memesan makanan mereka di stand keinginan mereka masing-masing. Setelah makanan mereka siap. Rena dan Amel menduduki kursi yang kosong. Amel mulai menyeruput es jeruk yang ia beli.

Rena yang tengah mengaduk-aduk baksonya tiba-tiba berkata "Gue gak bosan-bosannya mengingatkan tentang pacar badut lu itu."

"Sekali lagi lu hati-hati sama orang di balik topeng itu. Dan gue nyuruh lu buat berpikir lagi. Supaya lu sadar dan gak ngelakuin hubungan yang aneh ini lagi!"

"Mel, coba pikir lagi badut itu bisa jadi orang jahat yang ingin memanfaatkan lu . Entah itu duit lu, diri lu, atau apapun yang ada di lu."

"Dan badut itu bisa jadi om-om. Iya kalau itu om-om, kalau lebih tua dari itu gimana lu mau? Belum lagi banyak banget berita om-om jahat."

"Dan bagaimana misalnya kalau itu suami orang. Kan bahaya lu ntar diserang sama bininya. Lu dituduh pelakor dan viral di medsos terus dihujat netizen."

"Gimana kalau banci hehh, masih mending yang gue sebutin tadi cowo, lah kalau cewe. Astagfirullah gak boleh Mel dosa dosa."

Begitulah dugaan dari Rena yang sedari tadi membuat Amel tidak bisa berbicara.

"Sudah Ren?" Akhirnya Amel bisa membuka mulut. Rena hanya mengangguk menjawab pertanyaan Amel.

"Yang kamu pikirin belum tentu kayak gitu Ren intinya positif thinking." ujar Amel yang membuat mata Rena terbelalak.

"Itu permisalan woy! Gue cuman gak mau lu kenapa-napa!" tegas Rena.

"Tapi, dia keliatannya gak kayak gitu Ren."

Tangan Rena mulai dilipat ke depan. Kepalanya turut tegak memandang Amel serius kemudian ia bertanya, "Kayak gimana?"

"Yaa, kayak orang baik. Tampangnya juga laki-laki," jawab Amel.

"Gue gak percaya sebelum ngelihat langsung!" Ucap Rena dengan tegas.

"Iya aku udah bilang sama Mas Badut. Tinggal nunggu kamu aja. Biar aku bisa mengatur jadwalnya supaya enak pertemuannya." ucap Amel lalu mulai memegang sendok.

Rena terkejut hingga terbelalak, "What really Mas Badut. Are you seriously?"

Amel terdiam kemudian mengangguk cepat menjawab pertanyaan Rena.

"What? Udah ada nama spesial." Rena menghela napas kasar. Ia menarik napas kembali lalu berkata, "Ok kembali ke pertemuan. Gue mah bebas. Free."

"Ya sudah nanti aku kabarin lagi." Amel mulai memotong pempeknya dan ingin segera melahap makanan yang menggugah selera itu.

"Secepatnya!"

Seketika suapan pertama Amel batal karena ucapan Rena, "Iyaa. Tapi kayaknya gak bisa dalam waktu dekat. Aku mau ngejar kelas."

"Oh iya!" Rena baru ingat. "Ya udah yang pasti gue pengen ketemu secepatnya."

"Iya Ren iya."

Tiba-tiba terdengar suara riuh dari luar kantin. Suara itu semakin mendekat menuju ke kantin. Amel yang semula menghadap Rena, malah beralih melihat ke arah sumber suara. Melihat Amel yang berbalik, Rena pun sampai rela berbalik badan ingin mengetahui sumber keriuhan suara tersebut. Kedua gadis itu menunda makannya karena penasaran dan memilih untuk melihat siapa pelaku pembuat keramaian itu.

My Boyfriend is ClownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang