Karena perintah guru, Bellamy sekarang tengah membawa buku untuk ditaruh diperpustakaan. Tak lama ada seorang laki-laki gendut yang menabraknya, yang membuat buku-buku itu terjatuh.
Lalu laki-laki gendut itu memohon maaf pada Bellamy dengan raut muka yang ketakutan "Maaf Bel, aku gak sengaja"
"Gapapa kok, lebih hati-hati ya!" Jawab Bellamy dengan manis, yang membuat laki-laki bertubuh gempal itu tertegun. Sejak kapan siswa yang terkenal akan membully orang sangat baik hati?
Laki-laki itu membuyarkan lamunannya dan melambaikan tangannya "Makasih Bel!" dan hanya dijawab senyum oleh Bellamy.
Laki-laki itu pun pergi, Bellamy mengangkut buku-buku yang sudah jatuh berserakan. Akan tetapi seseorang datang. Dengan tampang datarnya yang membuat Bellamy sedikit merinding.
Tapi tak disangka, lelaki tampan itu membantu Bellamy mengangkut bukunya. Berjalan hingga ke perpustakaan.
"Kamu kelas mana?" Tanya Bellamy berbasa basi, huh sebenarnya ia tak nyaman berdekatan dengan lelaki ini.
"XII A, ipa" Jawabnya singkat, Bellamy pun hanya membulatkan bibirnya.
Bellamy pun bertanya dengan polosnya "Jadi Bell panggil kamu kakak?"
"Ya" Respon lelaki itu.
"Nama kakak siapa?" Tanya Bellamy lagi, lalu menatap singkat lelaki itu.
"Lowell" Jawabnya singkat.
"Oke, sekarang Bell panggilnya Kak Owell ya" Ujar Bellamy dengan ceria, yang membuat Lowell tersenyum kecil.
"Nama kamu?" Ujar Lowell dengan sengaja, ia tau nama gadis disebelahnya ini entah naluri apa yang membuat Lowell ingin bertanya dan berbasa basi dengan Bellamy.
"Nama Bell itu Bell, kakak panggil Bell ya Bell aja ya" Ujarnya Bellamy polos, yang sebenarnya Lowell meragukan rumor gadis ini. Tetapi saat berdua bersama Bellamy ia tak merasa bahwa gadis ini jahat. Bellamy itu menggemaskan.
Diantara sahabat-sahabatnya, Lowell lah yang jarang sekali memperhatikan orang. Sebab itulah ia tidak percaya rumor mana pun. Sebelum ia melihatnya dengan kepala dan matanya sendiri.
Dibelakang, seorang lelaki menatap mereka berdua tajam. Dan mengepalkan tangannya dan menggeram pelan.
Bellamy sekarang sudah berjalan sendiri dikoridor. Karena tadi ia sudah menyampaikan amanah sang guru untuk menaruh buku-buku ke perpustakaan. Sebelumnya ia juga sudah berterimakasih banyak kepada Lowell sudah membantunya.
Saat berada ditengah-tengah koridor, ia ditarik oleh seseorang. Dilemparnya Bellamy dengan kasar oleh gadis itu, Bellamy pun meringis
kesakitan."Kamu mau apa dari Bell?" Tanya Bellamy dan meringis, ia yakin ada beberapa bagian tubuhnya yang terluka.
"Kenapa lu gak bully gue?" Tanya gadis itu yang membuat adanya kerutan alis diwajah Bellamy.
"Harusnya lu bully gue, biar gue kaya gadis malang, terus gue dibella sama Sakha!"
"Kamu aneh" Celetuk Bellamy, yang membuat gadis itu tersulut emosi dan menendang kaki Bellamy dengan kencang.
Prang...
Gadis itu melempar vas kaca yang telah usang digudang itu. Akibat serangan dari vas kaca yang hancur itu kening Bellamy pun terluka.
"Orang kaya lo itu gak berhak hidup! pura-pura polos ya. Dasar cari muka!" Sentaknya pada Bellamy.
"Kamu itu Shelby ya?" Tanya Bellamy dan berusaha berdiri untuk pergi dari gudang tersebut.
"Jangan pura-pura sok lupa lu! awas aja ya, begitu abang lo dateng, seorang Bellamy nggak akan pernah dapet kasih sayang abangnya, semua akan beralih ke Shelby tentunya!" Jawab Shelby begitu panjang, membuat Bellamy memutar bola matanya jengah.
"Gak bakal, soalnya bang Kleio, bang Kayden, bang Kaynen bakal sayang sama Bel!" Celetuk Bellamy lalu berjalan tertatih-tatih, segera berlari masuk kedalam kelas.
🌷🧚🏻🧺
Sesampainya kedalam kelas, ia dilihatkan oleh guru yang sedang mengajar, murid-murid yang menatapnya, serta sahabat-sahabatnya yang terkejut akan kondisi Bellamy.
Keningnya penuh darah, goresan pada sikunya, kakinya yang terlihat pincang. Sungguh Bellamy sedang tidak baik-baik saja.
"Astaga naga, Bellamy kamu kenapa nak?" Tanya Bule, jelas dari raut mukanya yang terlihat khawatir.
Bule, nama aslinya Bu Nurlella. Tetapi ia lebih senang jika dipanggil Bule, murid pun hanya bisa pasrah dan mengikuti kemauan guru itu.
"Bu, bisa saya yang obati Bella?" Tawar Naora terlihat khawatir akan Bellamy.
"Bu saya juga, saya mau bantu Naora. Lukanya banyak bu" Tambah Gianne yang gelisah.
"BULE SAYA JUGA MAU BU, MAU OBATIN SIKU NYA ITU BERDARAH BANGET!" Pekik Kenna dengan memohon.
"Yasudah, kalian bertiga obati Bella ya! jangan dilukain, ingat pesan Bule!" Ujar Bule menatap mereka bertiga.
"Baik bu!" Jawab mereka serempak.
Sesampainya dalam UKS tak henti-henti mereka bertiga bercerocos yang membuat Bellamy jengah.
"Bellamy sayang, kamu kenapa bisa begini?" Tanya Naora lembut bak kakak perempuan yang mengkhawatirkan adiknya, sembari memasang perban untuk kening Bellamy.
"Bellamy please! Siapa yang buat lo kaya gini, gue gak bakal ampunin ya" Ujar Gianne yang sedang mengobati siku Bellamy dengan lembut.
"Duh Bellamy, lu sekarang ditinggal dikit udah kaya gini, kita khawatir tau gak? udah kaya bayi aja, tapi kamu bayiku. Awas aja tu orang udah nyelakain bayiku, belom tau aja gue sabuk hitam" Cerocos Kenna mengurut dengan pelan kaki mungil Bellamy.
"Awshh.. Oke kakak-kakak Bell gapapa kok, Bell juga bakal turutin kalian, Bell juga janji nggak sendirian lagi dikoridor takut ada nenek sihir" Jawab Bellamy dengan ringisan sakit.
"Deal ya!" Ujar mereka serempak kepada Bellamy.
"Deal!" Jawab Bellamy dengan tersenyum kepada sahabat-sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bellamy's
Teen FictionIsabelle, Selalu ceria, polos, lugu dan sebatang kara. Itulah yang dapat dideskripsikan dari seorang Isabelle. Panggil saja Belle dengan singkat. Belle membuka web tentang keluarga Zach, menatap foto keluarga itu, melihat biodata keluarga serta rum...