Hell In Heaven

712 106 19
                                    

================================

~ § Eyes Wide Open § ~

================================

Sepanjang perjalanan menuju jadwal pertamanya dihari ini, Dahyun terus menampilkan senyuman miris. Hatinya terluka begitu dalam kala mendengar perkataan unnie-unnienya itu.

Sebenarnya sebelum Dahyun memasuki mobil, ia sempat berputar arah ke dorm mereka lagi dikarenakan ada barangnya yang tertinggal. Tapi semua pergerakan Dahyun terhenti kala ia mendengar obrolan para membernya yang ternyata sedang membicarakan dirinya.

Dahyun mendengar semuanya, dia hanya bisa diam menahan rasa sedih yang sudah memenuhi ruang dihatinya. Dahyun bisa apa? Melabrak mereka dengan kata-kata kasar nan tajam? Menangis histeris sembari mengatakan seberapa terluka hatinya?

Dahyun tidak setega itu untuk melayangkan rentetan kata kasar, berbicara tajam saja pada membernya Dahyun tidak bisa. Dahyun juga tidak ingin terlihat lemah didepan para membernya, ia tidak mau mereka melihatnya menangis walau mungkin mereka tidak peduli sama sekali.

Dahyun kira apa yang selama ini ia dapatkan adalah sebuah kenyataan. Dahyun kira semua sikap hangat yang mereka berikan adalah kenyataan manis. Namun Dhayun salah, detik dimana ia mendengar pembicaraan membernya adalah detik yang sama dengan terbukanya kedua mata Dahyun.

Manager unnie yang sedang menyetir sesekali mencuri kesempatan untuk melihat Dahyun yang duduk dikursi belakang. Dapat ia lihat dengan jelas bahwa Dhayun sedang banyak pikiran. Bahkan tanpa melihatpun ia akan menyadarinya dari helaan nafas kasar yang sering Dahyun keluarkan.

Ingin bertanya tapi ia takut menggangu Dahyun. Sang manager hanya bisa diam dalam ke-khawatiran. Ia kembali fokus pada jalan raya, setidaknya ia harus mengantarkan artisnya tanpa harus mengalami kecelakaan.

Waktu terus berjalan, selama proses syuting Dahyun mengerahkan seluruh tenaganya untuk tetap fokus pada proses syuting dan melupakan segala masalah yang ia miliki. Usahanya tak sia-sia, beberapa adegan terselesaikan dengan hanya satu kali take.

Hal itu membuat Dahyun memiliki selang waktu untuk beristirahat sebelum melakukan jadwal keduanya dihari ini. Dahyun meminta ijin pada sang manager untuk pergi ke super market, ia ingin menghabiskan waktu dengan minuman cokelat panas serta ramyun instan.

Dan disinilah ia berada, ia duduk disebuah kursi yang supermarket sediakan. Dahyun memilih untuk duduk diluar menghiraukan beberapa salju yang mulai berjatuhan. Setidaknya meja yang Dahyun pilih memiliki payung yang dapat melindungi ramyunnya dari hujan salju.

Dahyun memperhatikan hembusan nafasnya yang berubah menjadi uap. Walau musim dingin baru saja dimulai beberapa hari yang lalu tapi salju sudah banyak berjatuhan menambah rasa dingin.

Dahyun membuka sapu tangan yang ia pakai, rasa dingin langsung menyelimuti kedua tangannya. Ia segera memegang wadah ramyunnya untuk menghangatkan kedua tangannya.

Entahlah, padahal dia sudah membuat ramyun tetapi perutnya masih terasa penuh. Dahyun memilih untuk memandangi salju yang berjatuhan terlebih dahulu. Ia tersenyum kecil kala melihat salju yang jatuh ke tanah.

"Salju yang terjatuh dari langit akan terbelah menjadi beberapa bagian kala berbenturan dengan tanah, sama seperti hatiku yang sedang terbelah menjadi beberapa bagian kala berbenturan dengan kenyataan pahit yang member bawa untukku." Gumam Dahyun sembari meminum cokelat panasnya.

Dahyun tertawa kecil kala menyadari bahwa dirinya sedang galau ditengah hujan salju. Namun kekehan itu mulai berganti menjadi isakkan kala kedua pipinya terbasahi oleh air mata.

Eyes Wide Open [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang