Up No More

481 92 26
                                    

================================

~ § Eyes Wide Open § ~

================================

Kedua mata sembab itu terbuka kala perutnya berbunyi. Dahyun mengerang sembari merenggangkan badannya. Matanya melirik jam yang terpajang di dinding kamarnya, jarum jam menunjuk angka 1 pagi.

Kedua kaki ia turunkan hingga menyentuh lantai. Melangkah pergi keluar dari kamar dengan kedua tangan yang memegangi perut. Malam ini begitu dingin dan Dahyun sedang dilanda rasa lapar karena melewati jam makan malam bersama member.

Ia membuka kulkas untuk mengambil sisa nasi serta sekotak ayam goreng. Sembari menunggu oven itu berhenti menghangatkan makanannya, Dahyun berjalan menuju kamarnya untuk mengambil sebuah buku pemberian penggemarnya.

Buku tua yang terlihat menarik dimata Dahyun. Sebenarnya Dahyun sedikit penasaran dengan sosok penggemar yang memberikannya buku. Penampilannya begitu tertutup, ia memakai topi, akcamata serta masker tak lupa dengna jaket tebal, hampir setiap inci tubuhnya tertutupi oleh pakaian berwarna hitam.

Well, sebagai idola yang baik Dahyun menerima buku tua itu dengan senyuman walau didalam batinnya ia terheran-heran. Dahyun kembali menuju dapur untuk mengambil makanannya.

Di meja makan, Dahyun menikmati makan 'malam'nya dengan ditemani buku tua itu. Dahyun mengernyit heran setiap membaca rentetan kalimat dibuku tua itu. Ternyata buku tua itu ditulis tangan oleh sang penulis, bukan diketik layaknya buku modern.

"Jika kamu sudah terikat oleh iblis penjaga, maka jiwamu sudah berada ditangannya. 1 Hal yang bisa kamu lakukan agar jiwamu kembali bebas adalah memberikan tumbal padanya berupa batu langka yang terletak disebuah hutan dan juga jiwa manusia."

"Jantung akan berdetak kencang kala pecahan batu itu berada disekitarmu dan akan semakin menyakitkan ketika kamu menemukan potongan lainnya. Hiraukan detak jantung yang menyiksa, kamu harus segera mengambil potongan terakhir agar jiwamu terbebas" Ujar Dahyun yang membaca buku tua itu.

Dahyun menyudahi makannya, ia memberikan seluruh atensinya pada buku tua itu. Kerutan didahinya terlihat kala ia tidak mengerti maksud dari buku tua itu.

"M..maksudnya? Batu? Iblis? Hutan? Penulisnya sedang meracau kah?" Gumam Dahyun heran.

Dahyun menutup buku itu. Ia meninggalkan buku tua itu dan lebih memilih untuk menaruh piring bekasnya ke wastafel. Selama mencuci piring, dirinya terus berfikir mencari makna sesungguhnya dari buku tua itu.

Tapi mungkin otak Dahyun terlalu modern hingga ia tidak mengerti satu katapun yang ada dibuku itu. Otaknya tak mampu untuk memikirkan perkataan kuno itu. Masa bodo dengan buku kuno itu, Dahyun saja sudah dipusingkan dengan masalah hidupnya.

Detik ini juga Dahyun sedang dilanda frustasi, ia tidak akan bisa tidur setelah makan belum lagi ada faktor insomnia yang semakin membuatnya sulit tidur. Masalahnya besok pagi ia memiliki jadwal untuk syuting terakhir drama terbarunya.

Dahyun harus istirahat demi jadwal pagi di esok hari, tapi mau dipaksapun Dahyun juga tidak bisa tidur. Ia frustasi sepanjang malam, musim dingin juga semakin membekukan tubuh Dahyun.

"Huh... aku ngantuk! Tapi aku tidak bisa tidur" Rengek Dahyun yang sudah kembali ke meja makan.

"Apa yang harus aku lakukan eoh? Besok aku ada jadwal pagi dan aku belum tidur padahal waktu sudah menunjukan jam 2 pagi! Arghhh" Ujar Dahyun frustasi sembari menjambak rambutnya.

Eyes Wide Open [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang