Queen

366 83 34
                                    


===========================

~ § Eyes Wide Open § ~

===========================


"Kerja bagus! Kamu sudah membawa mereka menuju mansion ini"

"Cepat cari potongan batu itu! Ikuti detakan jantungmu, semakin berdebar maka kamu semakin mendekati batu itu"

"Selesaikan tugasmu, jangan kecewakan aku atau nyawamu akan menjadi taruhannya"


Kedua mata Dahyun sontak terbuka, keringat dingin membasahi wajah hingga lehernya. Ia mendudukan dirinya dikasur yang ada dikamarnya, ia menoleh ke arah jendela kamar. Ia sudah melihat sinar matahari menandakan bahwa malam sudah berakhir.


Ia menghela nafas kasar sembari mengusap peluh yang ada diwajahnya. Ia bergegas keluar dari kamar, langkah tertuju pada dapur. Ia melihat kedua membernya sedang asik memasak, Dahyun berinisiatif untuk membantu.


"Unnie-dul? Kalian masak apa?" Tanya Dahyun mengejutkan kedua unnienya itu.

"Oh? Dahyunnie? Kita sedang masak japchae" Jawab Mina.

"Biarku bantu" Ujar Dahyun.

"Tidak usah, kamu tunggu di ruang makan saja" Ujar Jihyo.


Dahyun tak menjawab, ia mengambil wortel yang ada ditangan Jihyo. Dengan lihai ia memotong wortel itu sedangkan Jihyo hanya menggeleng kecil melhat sikap keras kepala Dahyun. Jihyo memilih untuk fokus pada wajan dan kompor.


Mereka bertiga menata menu sarapan itu dengan hati-hati. Kedatangan mereka bertiga disambut oleh mata berbinar milik member lainnya yang tengah kelaparan. Mereka makan bersama dalam keheningan.


"Okay, sudah cukup istirahatnya kita tidak punya banyak waktu" Ujar Dahyun setelah sesi sarapan selesai.

"Jadi apa yang harus kita lakukan Dahyun?" Tanya Nayeon.

"Pertama kita siapkan bekal perjalanan, sepertinya kita akan seharian mencari potongan batu itu" Ujar Dahyun.

"Soal bekal, serahkan saja padaku dan Mina" Jawab Jihyo.

"Aku akan membantu unnie" Ujar Tzuyu dibalas oleh senyuman manis milik Jihyo.

"Ok, kedua kita harus mengambil beberapa senjata untuk melindungi diri" Ujar Dahyun.

"Aku dan Chaeyoung akan ke gudang untuk mengambil beberapa senjata" Ujar Jeongyeon diangguki Chaeyoung.

"Lalu yang terakhir, siapkan mental. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya, ku harap tidak ada bahaya yang menanti kita, tetap waspada" Ujar Dahyun.

"Baiklah, kajja yang sudah dapat tugas segera menjalankannya" Ujar Momo.


Dahyun menoleh untuk menatap Nayeon yang terlihat sedang menahan amarah. Sedikit tersentak kala sebuah suara menggelitik indra pendengarannya.


'Kenapa dia senang sekali memerintah? Aku yang tertua tetapi dia yang memerintah'

Eyes Wide Open [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang