Say Something

447 91 54
                                    

===========================

~ § Eyes Wide Open § ~

===========================

"Baiklah! Aku mengaku! Aku rakus, aku ingin jiwa semua temanku karena mereka sudah berbuat jahat pada kami berdua, lagipula salah satu dari mereka adalah mantan dari kekasihku. Aku takut, aku takut jika orang itu mengambil kekasihku dariku, maka dari itu aku menginginkan jiwa mereka terutama pria yang menjadi mantan kekasihku."

"Aku tahu aku salah! Aku terpengaruh akan godaan iblis itu, tapi tolong. Tolong aku, aku janji tidak akan menjadi pribadi yang buruk. A-aku hanya ingin terbebas dari tubuh ini" Mohon lelaki itu.

"Sekalipun aku menolongmu, kamu tidak akan menjadi manusia dan kamu tahu itu." Heran Dahyun.

"Aku tak peduli jika aku menjadi hantu penasaran sekalipun, atau aku menjadi arwah untuk selamanya, aku hanya ingin terbebas dari tubuh mengerikan ini. Aku tidak mau lagi terkurung dihutan darah ini, a-aku tidak mau lagi termakan godaan iblis itu dan menjadi jahat lagi! Tolong aku, aku mohon tolong aku" Ujar lelaki itu.

















"Unnie bangun! Sarapan dulu!"

Dahyun sontak terbangun mendengar teriakan Tzuyu. Ia membuang nafas kasar, ini sudah hari ketiga setelah insiden dirinya terjauh ke jurang, itu artinya ia sudah harus mengambil keputusan. Disaat hati sudah menetapkan pilihan, lelaki itu kembali mengacau dengan mendatangi mimpinya.

"Gomawo Tzuyu" Ujar Dahyun sembari mengambil nampan yang dibawakan Tzuyu.

"Makan sendiri atau aku suapi?" Tawar Tzuyu.

"Sendiri saja, lebih baik kamu membantu unniemu yang lain. Ingat, hari ini kita harus pergi ke altar Selatan" Ujar Dahyun.

"Ndee unnie"

"Oh ya... tolong panggilkan Jeongyeon unnie dong, aku mau lihat kompasnya"

"Ok unnie, aku panggil Jeongyeon unnie dulu"

"Gomawo maknae kesayangan unnie"

"Jangan sampai Chaeyoung mendengar perkataan unnie, aku tak mau ada perdebatan" Canda Tzuyu yang dibalas kekehan oleh Dahyun.

Sepeninggalan Tzuyu, Dahyun fokus pada sarapannya. Ya dibilang fokus pada makanan juga tidak sih, nyatanya ia masih memikirkan keputusan terbaik untuk semua pihak.

Dahyun menghela nafas kasar. "Sudah kutetapkan, aku akan mengambil keputusan ini. Mianhae" Lirih Dahyun sembari menyuap makanannya.

"Hey! Kamu memanggilku?" Ujar Jeongyeon tiba-tiba memasuki kamar Dahyun tanpa ketukan sehingga membuat Dahyun tersentak kaget.

"Unnie ketuk dulu baru masuk!" Kesal Dahyun.

"Halah, sudahlah ada apa? Katanya kamu mau lihat kompas buatanku ini ya?" Ujar Jeongyeon sembari memberikan kompas itu pada Dahyun.

"Cih... nemu digudang saja bangga"

"Aishh kau ini menyebalkan! Sudahlah aku kedapur dulu ya dipanggil Jihyo. Jaga kompas ini eoh" Ujar Jeongyeon sembari pergi meninggalkan Dahyun.

Dahyun tersenyum kecil melihat kepergian Jeongyeon. Ia menjatuhkan kompas itu hingga kacanya terpesah, tangannya bergerak mengambil sticker N, W, E dan S yang menempel pada kompas lalu menukar posisi mereka.

Eyes Wide Open [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang