Shot Clock

343 82 12
                                    

===========================

~ § Eyes Wide Open § ~

===========================


"Aishh dimana sih!" Kesal Jeongyeon.


Sudah beberapa menit berlalu, mereka masih tidak menemukan potongan batu suci kedua mereka. Mereka frustasi belum lagi mendengar ringisan Dahyun yang membuat mereka smeua khawatir.


"Dahyun, kamu masih bisa bertahankan?" Panik Jihyo melihat wajah Dahyun yang sudah pucat pasi.

"Ja-jangan pikirkan aku, fokus saja mencari. Setidaknya kalau aku tiada kalian sudah menemukan potongan kedua" Jawab Dahyun lirih.

"Yak! Jangan berbicara seperti itu" Kesal Sana sembari menggali tanah.


Mereka sudah menggali tanah, memeriksa semak-semak, bahkan mereka sudah memeriksa kumpulan batu namun apa yang mereka cari tidak ada. Dahyun sendiri merasa tidak enak karena hanya bisa duduk sembari menahan rasa sakit.


Ia memeriksa sekitar mencari cahaya tersebut. Ia mengernyit kala posisi batu itu berasal dari kayu slaah satu pohon. Heran dengan pikirannya hingga ia menyadari sesuatu.


"Yeorobun! Batunya ada didalam pohon itu!" Ujar Dahyun menunjuk luang pohon.


Mereka menoleh kearah yang ditunjuk Dahyun, mereka segera bergegas mendekati lubang pohon itu dan menemukan sarang burung Walet.


"Kami hanya menemukan telur serta induknya yang sepertinya menatap tajam kami!" Lapor Momo.

"Be-berarti ada didalam salah satu telur itu" Ujar Dahyun.

"Kamu tidak menyuruh kita untuk menghancurkan semua telur burung ini didepan sang induk kan? Paruhnya terlihat tajam walaupun kecil" Ujar Jihyo takut.

"Ani.. cukup bawa telur-telurnya kesini, aku tidak bisa berdiri lagi" Ujar Dahyun.

"I-itu bukan cukup Dahyun, itu sulit huwaa" Takut Momo.

"Aku ada rencana, tapi ini hanya kesempatan sekali seumut hidup" Ujar Jeongyeon.

"Apa?" Tanya mereka.

"Oke sebelumnya jangan tertawakan diriku, ehm a-aku tadinya mau membawa mangkuk untuk ramyun instanku tetapi karena terburu-buru aku malah mengambil baskom" Ujar Jeongyeon malu.

"Pfffttt"

"Jangan tertawa! Gi-gini, kalian ambil telurnya, nah kan nanti induknya akan keluar, aku akan menyerangnya dengan baskom dan mengurungna dengan baskom seperti ini" Ujar Jeongyeon mengarahkan baskom itu kebawah hingga menyentuh tanah.

"Baiklah, siapa yang mau ambil telurnya? Aku tidak mau" Ujar Chaeyoung cepat.

"Huhh karena aku yang paling berani maka aku yang akan melakukannya.... Dengan tangan Sana!" Ujar Momo dengan cepat mengambil tangan kiri Sana.


Sana yang terkejut sontak mengambil telur itu. Momo kembali menarik tangan Sana keluar dari sarang burung itu. Mereka saling memandangi telur yang Sana ambil dan Sana secara bergantian.

Eyes Wide Open [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang