Depend On You

397 79 21
                                    

===========================

~ § Eyes Wide Open § ~

===========================

"Dahyun!" Teriak Jeongyeon.

Mereka semua meneriaki nama Dahyun, berusaha menemukan gadis yang beberapa saat lalu terjatuh ke jurang. Kedelapan gadis ini sudah menemukan jalan aman menuju dasar jurang, ya mereka sampai dengan selamat didasar jurang.

Kini tugas mereka hanya satu yaitu mencari Dahyun. Mereka meneriaki nama Dahyun berharap gadis pucat itu menjawab.

BRUKK

"Unnie! Pohon disana tiba-tiba roboh!" Ujar Chaeyoung yang tak sengaja melihat pohon tumbang.

"Tunggu... sepertinya itu tempat dimana Dhayun jatuh. Bagaimana kalau dia tertimpa pohon itu!" Panik Sana.

"Kajja kita kesana, hati-hati tanah licin!" Ujar Jihyo memperingati.

"Ndee leader"

Mereka berlari ke asal suara, berkali-kali Momo ingin tersandung tetapi Mina setia menolongnya. "Aishh sepatuku kenapa bermusuhan sekali dengan tanah!" Frustasi Momo.

"Sudahlah tak ada waktu untuk mengeluh, Dahyun membutuhkan kita" Ujar Mina.

"Oh God!" Teriak Nayeon.

"Wae wae unnie?!" Tanya mereka.

Nayeon hanya menunjuk kedepan yang kini dipenuhi oleh darah. "Li-lihatlah bercak darah dimana-mana! A-apa itu darah Dahyun?!" Panik Nayeon.

"Kajja kita cari Dahyun dimana" Ujar Jihyo tegas.

Mereka berpencar mencari Dahyun, Tzuyu yang memang memiliki mata yang tajam dengan cepat menemukan Dahyun sudah terbaring lemah dengan menggenggam batu terakhir.

"Unnie! Dahyun unnie ada disini!" Teriak Tzuyu sembari menjadikan pahanya sebagai bantal untuk Dahyun.

"Astaga... se-sepertinya dia sekarat" Kaget Jeongyeon.

"Aku masih merasakan denyut nadinya" Ujar Mina yang memegang pergelangan tangan Dahyun.

"Aishh bocah ini sudah sekarat tetapi masih memikirkan batu apalah itu" Panik Momo.

"Kajja kita bawa ke mansion unnie, di mansion alat kesehatannya lengkap" Ujar Tzuyu.

"Kau tahu dari mana?" Tanya Sana.

"Aku melihatnya saat berjalan mengelilingi mansion, kajja! Palli!" Jawab Tzuyu.

Mereka segera bergegas pulang ke mansion dengan Nayeon yang menggendong Dahyun dipunggungnya. Nayeon sangat panik merasakan nafas Dahyun yang semakin samar, belum lagi tubuhnya yang mulai mendingin.

.

.

.

.

.

Kedua mata itu terbuka, ia meringis merasakan sakit dibelakang kepalanya. Ia menoleh, menelisik seisi ruangan hingga menyadari bahwa ia berada dikamarnya. Ia berusaha duduk dengan bersandarkan pada head board.

Eyes Wide Open [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang