Behind The Mask

627 88 85
                                    

===========================

~ § Eyes Wide Open § ~

===========================

Sudah berbulan-bulan setelah insiden itu. Mereka berusaha untuk mengikhlaskan kepergian salah satu sahabat mereka walau tak bisa dipungkiri mereka kadang berharap terjadi mukjizat dengan mendatangkan Dahyun kembali kedalam hidup mereka.

Mereka kini sibuk akan jadwal mereka masing-masing. Entah mengapa semenjak berita kematian Dahyun, mereka malah mendapatkan banyak job dari perusahaan-perusahaan besar.

Nama grup mereka kembali naik sehingga pd-nim memutuskan untuk segera mengatur jadwal comeback Twice. Disinilah mereka berada, gedung agensi yang sudah menaungi mereka lebih dari 10 tahun itu.

Mereka berada disini untuk menemui pd-nim yang memanggil mereka untuk membicarakan tentang comeback mereka yang akan diselenggarakan beberapa minggu lagi. Namun mereka harus menunggu di café JYP dikarenakan pd-nim sedang mengadakan rapat dengan para staff.

Kedelapan gadis ini hanya duduk sembari meminum minuman yang sudah mereka pesan. Jeongeon sedari tadi menyaksikan televise yang masih membahas tentang kematian Dahyun.

"Karena Dahyun kita jadi tidak dapat job. Lebih simple lagi, kalau Dahyun ga ada maka kita akan dapat pekerjaan, tidak pengangguran seperti ini!"

Tanpa sadar Jeongyeon meneteskan air matanya kala mengingat seberapa kejam dirinya pada Dahyun dimasa lalu. Mina yang duduk disebelahnya hanya bisa mengusap punggung Jeongyeon memberi ketenangan.

"Kenapa aku bisa sejahat itu pada Dahyun dimasa lalu?" Tangis Jeongyeon penuh penyesalan.

"Sama... aku juga mempertanyakan itu dibatinku" Lirih Nayeon.

"Sudahlah... Dahyun tidak mau kalian sedih seperti ini" Ujar Mina.

"Sudah aku katakan. Berhenti membenci Dahyun unnie sebelum kalian menyesal namun kalian menghiraukan aku" Ujar Chaeyoung menahan tangis.

"Sudah Chaeng... ini sudah takdir" Ujar Tzuyu menenangkan Chaeyoung.

"Apa... apa boleh aku berharap ia kembali pada kita lagi?" Lirih Sana.

"Aku merindukan Dahyun, dorm terasa sepi tanpa candaan dana yam gorengnya" Ujar Momo.

"Mau bagaimana lagi? Kita tidak boleh terus dalam penyesalan, jangan jadikan pengorbanan Dahyun sia-sia" Ujar Jihyo menyemangati mereka.

"Kajja kita keruang pd-nim" Lanjut Jihyo yang baru saja mendapatkan pesan dari pd-nim.

Mereka berjalan menuju lift, sedikit berlari ketika melihat lift itu sudah bergerak menutup. "Tolong tahan pintu liftnya" Teriak Nayeon.

Orang bertopi, bermasker, serta berjaket hitam itu menekan tombol lift agar pintu lift itu tetap terbuka. Dengan rusuh para member Twice memasuki lift itu, mereka berterimakasih pada orang berpakaian serba hitam itu namun orang itu tak membalas.

Orang itu tetap fokus melihat layar yang menunjukkan posisi lantai. Para member saling tatap satu sama lain, merasa canggung saat orang itu tidak membalas ujaran mereka.

Jihyo yang berdiri paling dekat dengan orang asing itu sedikit terkejut ketika melihat bekas luka dimata kanan orang itu. Sedikit bergidik ngeri membayangkan darimana ia mendapatkan luka itu.

"H-hey... apa ma-matamu tak apa?" Tanya Jihyo bercampur gugup.

Orang itu menatap Jihyo sekilas, ia membenarkan masker dan topinya. Tetap saja, orang asing itu tidak menjawab pertanyaan Jihyo. Jihyo sedikit jengkel namun mana mungkin ia tiba-tiba mengamuk hanya karena orang itu tidak emnjawab pertanyaannya.

Eyes Wide Open [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang