Believer

361 85 15
                                    


===========================

~ § Eyes Wide Open § ~

===========================


Dahyun mengambil posisi duduk disebelah Mina. Tangannya bergerak membantu unnienya itu dalam hal memasak, Mina tentu terkejut karena melihat tangan Dahyun.


"Eh? Dahyun? Kenapa kau disini, cepat masuk tenda! Aku akan bawakan sarapan" Kaget Mina.

"Aniya, aku tidak apa-apa, unnie juga terlihat kerepotan, unnie potong sayur aja biar aku yang mengaduk sop ini" Ujar Dahyun mengambil ahli centong.

'Anak ini apa benar sudah baik-baik saja? Wajahnya masih pucat, bagaimana kalau dia pingsan'


Dahyun mengernyit heran kala mendengar suara Mina. Ia menoleh ke arah Mina sembari tersenyum. "Aku tidak akan pingsan unnie, tenang saja" Ujar Dahyun sembari tersenyum.

"E-eh? Dari mana kamu tahu aku sedang membatin tentang dirimu yang pingsan?" Heran Mina.

"Eh? Bukannya unnie barusan ngomong? Mana mungkin aku bisa baca pikiran unnie" Heran Dahyun.

"Aniya! Aku sama sekali tidak membuka mulutku" Ujar Mina.

"Hey, kalian sedang debat apa?" Tanya Jeongyeon menghampiri mereka.

"Tidak, Dahyun hanya membantuku memasak" Jawab Mina.

'Membantu? Terlihat seperti Dahyun mempersulitmu tuh'


Dahyun mengernyit heran kala ia mendengar suara Jeongyeon, kali ini ia melihat dengan jelas mulut Jeongyeon yang tertutup rapat. Apa benar, yang barusan ia dengar adalah batin Jeongyeon? Bagaimana bisa?


Dahyun menggeleng kecil, tidak mungkin unnienya membatin seperti itu pada dirinya. Pasti itu hanya akal-akalan sang iblis yang barusan menghampiri alam bawah sadarnya.


"Semangat masaknya" Ujar Jeongyeon meninggalkan kedua adiknya.


Waktu berlalu, kini mereka bersembilan sudah menghabiskan menu sarapan mereka. Mereka mulai khawatir dikarenakan persediaan makanan mulai menipis. Ingin berburu tetapi mereka terlalu lemah.


"Apa yang harus kita lakukan?" Keluh Nayeon.


Mereka hanya menggeleng seakan menyerah pada keadaan. Dahyun tiba-tiba merasa pusing, sekelibat memori memasuki pikirannya, memori yang memperlihatkan sebuah bangunan mewah yang terletak ditengah hutan.


'Cepat bawa mereka semua ketempat itu, ikuti jejak darah yang aku sediakan'


Kedua mata Dahyun membulat ketika mendengar suara berat nan menyeramkan sama seperti suara iblis penjaga hutan itu. Lebih mengejutkannya lagi, tanah yang semula terlihat normal dimata Dahyun berubah menjadi tanah yang terpenuhi darah.


Tubuh Dahyun menegang kala ia melihat sekitarnya, tidak hanya tanah yang berubah tetapi pohon serta sungai. Pohon yang memiliki daun hijau berubah menjadi merah darah, belum lagi sungai yang tadi aliran air menjadi aliran darah.

Eyes Wide Open [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang