Masa Lalu

764 104 9
                                    

Malam harinya, aku menghabiskan waktu di kamar. Aku merasa tidak enak badan setelah pulang ke rumah. Aku melamun, tidak tahu sedang memikirkan apa.

Tiba-tiba aku teringat cerita masa lalu tadi. Aku berusaha membuangnya jauh-jauh, tetapi masa lalu itu selalu saja menghantui pikiranku. Lama kelamaan, mataku terasa berat dan mengantuk.

Aku pun tertidur, memasuki alam mimpiku...

***

"Taufan!" teriak Ryan seraya menghampiriku. Aku terkejut dan terbangun dari tidurku. Rupanya aku terlelap di bangku taman saat memantaui Thorn dan teman-temannya bermain.

"Ada apa Ryan?" tanyaku. Kulihat raut wajah Ryan yang cemas. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi. "Sebentar." Dia menghela napas dan kembali menatapku.

"Itu..i-itu.." ujarnya terbata-bata.

"Itu apa Ryan?" tanyaku masih tidak mengerti.
"L-lihat.." ucapnya.

"Bicara yang benar Ryan! Lihat apa? Kiri, kanan, kulihat saja banyak pohon cemara~"

"Kenapa kamu malah bercanda??" tanya Ryan geram.
"Hehe, maaf," aku menyengir.

Gila sekali aku.. Orang sedang cemas, aku malah bercanda ckck.

"Thorn terluka parah Taufan!" seru Ryan.

"APAA?!!" teriakku tidak percaya. "S-sekarang dimana dia?" tanyaku panik.
"Itu.. Dia tergeletak di tengah taman," jawabnya.

"Apa kamu bercanda? Dia sedang sekarat dan kamu malah membiarkan dia tergeletak disana?! Jadi teman kok tidak becus?!" teriak Taufan.

"Ya, maaf bro.. Namanya juga panik hehe," cengir Ryan.

"Bodo amat! Aku akan membuang bantal kesayanganmu nanti!" ancamku dan segera menghampiri Thorn yang terluka.

"Oh no! Jangan!  Aku tidak mau kehilangan my sweetie little pillow hiks," ucap Ryan mendramatisir.

***

Tepat tengah malam aku bangun dari tidurku. "Auww." Aku memegang kepalaku yang terasa berat lalu membuka kedua mataku.

"Huuh, kenapa masa lalu itu selalu saja muncul di kepalaku? Atau jangan-jangan ini pertanda bahwa seharusnya aku memberitahu masalah itu ke yang lainnya?" gumamku.

Aku kembali menutup mataku dan tertidur.

"Thorn! Thorn! Kau tidak apa-apa??!" Aku panik melihat Thorn yang pingsan dan terluka parah.

Wajahnya yang sangat pucat sekali membuat aku meringis melihatnya. Ryan juga ikut menghampiri Thorn.

"Bagaimana ini bisa terjadi?!" tanyaku dengan nada tinggi.

"Begini Taufan... Saat itu aku, Thorn, dan yang lainnya sedang bermain bersama. Kami bermain menggunakan kuasa kami masing-masing. Setelah itu, aku meninggalkan Thorn yang sedang bermain bersama Akai sebentar karena aku ingin bermain dengan Kory. Kamu tahu kan kalau aku dan Kory sangat dekat," jelasnya.

Aku hanya mengangguk.

"Lalu aku mengajak Kory untuk bermain bersama Thorn. Tapi saat kami mau menghampirinya, Thorn sudah tergeletak dan tidak sadarkan diri. Ternyata Thorn tidak sengaja memainkan akar berdurinya dengan kuat sehingga melukai Akai yang berada di depannya," Ryan berhenti sebentar lalu melanjutkannya kembali.

"Akai pun terluka parah dan pingsan. Akar berduri Thorn yang sedang berputar-putar kuat akibat putaran yang dibuat adikmu itu langsung mengenai dirinya sendiri. Itulah kenapa Thorn menjadi terluka seperti ini," ucap Ryan panjang lebar.

"Sekarang Akai dimana??" tanyaku.

"Dia bersamaku."



Tbc.

Jangan lupa vote, comment, & follow yaa

Makasi banyak" buat yg udah baca n vote cerita aku^^

See u next!

Painful Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang