53| Sedikit Penjelasan

3.1K 297 108
                                    

Dari judul partnya udah pada tahu kali ya gimana kelanjutannya🤣.

Oke, sebelumnya aku ucapin banyak terimakasih karena kalian udah nunggu cerita ini. Cerita yang menurut aku jauh dari kata bagus dan malah absurd banget:(

Jangan lupa jaga kesehatan💖

Tolong rekomendasiin cerita ini dong👉👈 digrup wp, facebook, Wa yang kalian punya xixi😅

Selamat membaca.

****

Elvano memberanikan diri memegang tangan Zea kembali. "Jangan kaya gini... gue mohon..." ucap Elvano lirih.

"Maafin gue..."

"Gue cinta sama lo, Zea. Cinta banget..."

Elvano semakin menundukkan kepalanya. "Gue tahu gue salah, dan gue... minta maaf..."

Tanpa sadar mata Zea sudah berkaca-kaca. Gadis itu menggigit sedikit bibirnya untuk menahan isakannya. Melihat Elvano yang mengakui cinta dan permohonan maaf secara bersamaan membuat hatinya terusik.

"Gue..." kata Zea pelan. Elvano menunggu apa yang akan dikatakan oleh Zea.

"Gue... sakit hati Elvan...." lirihnya. Pada akhirnya Zea pun menangis. Membiarkan Elvano tahu apa yang dia rasakan akhir-akhir ini.

"Dan itu... karena lo..."

Elvano semakin mengeratkan genggaman tangannya kepada Zea. Dia tidak mau menyakiti Zea bahkan tidak mau kehilangannya. Namun dia akui cara dia mencintai dan menyayangi Zea membuat Zea terluka. Elvano akui itu.

"Gue tahu Zea, lo sakit hati kan? Lo marah kan? Hukum gue dengan cara apa yang lo mau... tapi gue minta jangan pernah tinggalin gue..." mohon Elvano takut.

Zea menggelengkan kepalanya tak mengerti dengan sikap Elvano. Perlahan dia melepaskan genggaman tangan Elvano. Tentu saja perlakuan Zea barusan membuat Elvano semakin takut.

"Gue gak habis pikir sama lo! Lo yang buat gue sakit hati, lo yang buat gue marah, lo yang buat kepercayaan gue sama lo hilang! Tapi kenapa lo yang bersikap kalo gue yang jahat! Lo yang mohon untuk gue gak ninggalin lo dan terus stay sama lo. T-tapi...," Zea menarik nafasnya yang mulai memburu dan mengusap air matanya. "Tapi perilaku lo yang bikin gue mikir kalo gue udah gak penting dan cuma lo anggap angin lalu! LO BOHONGIN GUE BERKALI-KALO VAN! LO NYADAR GAK SIH!" Pekik Zea pada akhirnya.

"Gue-,"

"GUE APA HAH?" Ucap Zea memotong perkataan Elvano. "GUE MUAK SAMA KEDEKATAN LO SAMA VILDA. GUE CAPE PURA-PURA GAK PEDULI ATAS KEDEKATAN LO SAMA VILDA!" Zea menatap Elvano yang juga sedang menatapnya sendu. Peduli setan dengan air matanya yang berderai dan keadaan wajahnya yang berantakan. "GUE CUMA MAU LO JUJUR SAMA GUE, ELVAN. APA SALAH KALO GUE MINTA KEJUJURAN LO?"

Tanpa Zea duga Elvano malah memeluknya. Mendekapnya dengan erat. Zea dapat merasakan hembusan nafas Elvano yang hangat dikulit lehernya. "Maaf... maaf..." ucapnya.

"Jangan kaya gini Ze, gue mohon..." lirih Elvano. Dia benar-benar takut kehilangan Zea.

"Gue punya alasan kenapa gue selalu sama Vilda. Gue tahu yang gue lakuin nyakitin perasaan lo, gue tahu itu." Ucapnya seraya mengeratkan pelukannya. Zea tak meronta ataupun membalas ucapan Elvano. Zea hanya diam mendengarkan perkataan Elvano.

"Sebenarnya... gue anak panti, Ze." Pengakuan Elvano barusan tentu saja membuat Zea tersentak. Gadis itu mendongakkan kepalanya menatap Elvano yang tetap setia memeluknya.

"M-maksud lo?"

Elvano tersenyum sendu menatap dalam manik Zea. Kemudian dia mengangguk. "Iya, gue anak panti asuhan yang beruntung bisa di adopsi sama Bunda." Tuturnya. "Panti asuhan 'Permata Bunda' lo tahu kan?"

Ketos vs WaketosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang