31| Pentas Seni (End)

5.5K 501 94
                                    

Vote dan Comment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote dan Comment

Happy reading

_________________________________________

Semenjak kejadian tadi, dimana Elvano yang tiba-tiba langsung menyosor mengecup kilat kening Zea membuat Zea rada risi dengan berbagai macam tatapan para fans alay-nya Elvano.

Saat ini Zea sedang berada ditepian lapang bersama Kinan.

"ASTAGA ZE, LO UDAH GAK SUCI." Ujar Kinan.

Zea berdesis. Semua ini gara-gara Elvano sialan!

"Elvano goblok," maki Zea.

"Gimana dong Ze?"

"Gimana apa dah?"

"Itu...," tunjuk Kinan pada kening Zea. Refleks Zea memegang keningnya sendiri.

"Itu apa?" Tanya Zea penasaran.

"Lo udah gak suci, masa suami lo dapet bekasan orang." Zea menganga mendengar penuturan dari sahabat kurang pintarnya ini. Masih sempat-sempatnya berpikir ke arah sana.

Tapi benar juga sih. Dan itu ada first kiss-nya Zea, ya walaupun bukan di bibir.

****

Di ruang OSIS Elvano malah dengan santainya membalas pertanyaan yang diberikan oleh Azhar dan Fajar.

"Lo kok nyium si Zea sih No?" Tanya Azhar. Mode kepo aktif.

"Mau aja." Jawabnya. Ucapannya barusan sangat berbalik dengan yang sesungguhnya. Sebenarnya Elvano juga tidak tahu kenapa dan mengapa tiba-tiba dirinya sangat ingin memberi Zea sebuah kecupan.

Katanya kecupan di kening itu tandanya mengungkapkan rasa cinta tanpa eum--- nafsu. Apakan itu benar?

Asal kalian tahu sejak kejadian tadi, Elvano langsung menjauhi Zea. Apalagi saat melihat pipi merah Zea, rasanya Elvano ingin segera lenyap sejenak dari SMA Cakrawala ini. Jangan ditanya kenapa, sudah pasti ingin menghindari amukan macan betina.

"Lo tau gak No?" Tanya Fajar serius.

"Apa?"

"Astagfirulloh kamu ini berdosa banget." Elvano langsung menoyor kepala Fajar, tak terima.

Tapi wait. Salahnya dimana? Kan yang diucapkan Fajar benar. Mencium yang bukan pacar--- eh muhrim kan dosa? Betul apa betul?

"ELVANO SIALAN!" Teriakan seseorang diujung pintu membuat Elvano, Azhar dan Fajar dengan kompak menoleh.

Mereka kompak meneguk ludahnya masing-masing dengan susah payah. Disana ada Zea yang siap menerjang kapan saja. Gadis itu membawa sapu lidi yang disandarkan dipundaknya. Seperti emak-emak komplek mencari anaknya yang tidak pulang-pulang.

Ketos vs WaketosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang