Vote + Comment
Happy Reading❤
_________________________________________
Zea menatap bianglala itu dengan binar, senyum manisnya tak pernah luntur.
"Udah beli tiketnya?" Tanya Zea saat Elvano menghampirinya.
Elvano menunjukkan tiket yang dia beli tepat di depan wajah Zea. "Nih udah."
"Yes!" Sorak Zea bersemangat. Sudah lama Zea tidak menaik bianglala, oleh karena itu dia sangat antusias sekali.
Elvano dan Zea menunggu giliran mereka. Dan tak lama kemudian bianglala itu berhenti, sekarang giliran Elvano dan Zea yang naik bianglala itu dan menikmati keindahan malam.
Elvano dan Zea duduk berhadap-hadapan. Elvano terus memperhatikan Zea dengan lekat. Lelaki itu merasa senang bisa membuat Zea senyum karenanya, bukan mengumpat seperti biasanya.
"Seneng?" Zea mengangguk cepat.
"Kenapa bisa seneng?"
Zea berdecih. "Ya karena bisa naik bianglala lah. Udah tau nanya lagi, gimana sih lo."
"Lo cantik," ujar Elvano membuat Zea menoleh sepenuhnya kepada Elvano dengan wajah memerah kikuk.
Gadis itu mencoba agar terlihat biasa saja dan tidak terganggu dengan ucapan yang barusan Elvano katakan.
"Iya, kan cewek."
"Tapi ini beda."
"Beda? Beda gimana?" Tanya Zea tak mengerti.
"Cewek itu emang relatif cantik Ze. Tapi malam ini lo lebih cantik dari biasanya."
"Lo merhatiin gue?" Ejek Zea dengan satu alis yang terangkat.
Elvano memutar bola matanya malas. Dia menyesal telah memuji Zea cantik.
"Gak jadi cantiknya." Zea melotot kepada Elvano. Gak jadi? Jadi jelek dong!
"Sialan emang lo!"
****
"Puas lo?" Tanya Elvano. Mereka bermain berbagai macam wahana di pasar malam ini. Zea tak henti-hentinya menyuruh Elvano untuk membelikannya tiket. Tapi itu tidak masalah bagi Elvano. Toh dia anak sultan, beli tiket semua wahana tidak akan membuatnya menjadi miskin.
"Puas dong!"
"Bagus deh kalo gitu. Sekarang mau kemana?"
"Terserah lo aja."
"Lo gak mau beli apa gitu disini?" Tanya Elvano. Pasalnya daritadi saat mereka disini, Zea tak meminya Elvano untuk membelikannya apa-apa. Hanya tiket saja. Padahal jika Zea ingin membeli sesuatu tinggal bilang saja.
Zea berpikir sejenak seraya melihat-melihat ada apa saja di pasar malam ini.
"Itu!" Tunjuk Zea pada sebuah stand.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos vs Waketos
Novela Juvenil(SEBAGIAN PART DIPRIVAT JADI FOLLOW SEBELUM BACA) Pada dasarnya seorang Ketua OSIS pasti memiliki hubungan yang baik dengan seluruh anggotanya, apalagi dengan Wakilnya. Namun tidak dengan Elvano Pranaditya. Sang ketua OSIS SMA Cakrawala. Dia tidak p...