12| Cincin

6.9K 581 47
                                    

Vote +Komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote +Komen

Typo tandain.

Happy reading....

****

Terkadang rasa sakit bisa di dapatkan dari orang terdekat kita. Dan itulah yang Zea rasakan, tadi pagi saat akan berangkat sekolah Zea mendapati ayah dan ibunya yang sedang berdebat perihal Zea. Padahal mereka berdua baru saja pulang dari Jerman.

Beginilah rasanya mempunyai orang tua yang sibuk dan lebih mementingkan pekerjaannya. Zea sebenarnya ingin mengatakan jika dia tidak menyukai aktivitas kedua orang tuanya yang terlalu padat, tapi apa daya disini dia hanyalah anak yang hanya patuh dengan apa yang mereka katakan.

Dia teringat bagaimana tadi pagi suasana saat sedang sarapan, bahkan saat sedang sarapan pun kedua orang tuanya masih sibuk bergulat dengan pekerjaannya.

Flashback on.

"Zea ayo sarapan dulu sayang," ujar Anggun. Ibu Zea.

Senyum Zea mengembang, akhirnya ayah dan ibunya sudah pulang dari luar negeri. Biasanya saat akan berangkat sekolah kedua orang tuanya sudah berangkat pagi-pagi. Atau bahkan Zea harus sarapan sendiri karena terkadang ayah dan ibunya pergi ke luar negeri.

"Iya Bu." Zea segera turun dari kamarnya dengan senyum yang terpatri di wajahnya.

Namun saat tepat berada di meja makan senyum manis yang Zea perlihatkan seketika berubah menjadi senyum kecut. Disana ayah dan ibunya sedang asik dengan dokumen-dokumen yang Zea percayai itulah dokumen urusan pekerjaan.

Apa pekerjaan lebih penting daripada anaknya sendiri?

Zea berjalan mendekat ke arah mereka. "Ayah sama Ibu kapan pulang dari Jerman?"

"Tadi malam." Hanya itu kalimat yang dilontarkan oleh Farel, ayah Zea.

Anggun mengangkat wajahnya yang tadi sedang sibuk berkutik dengan banyak dokumen, menatap anaknya dengan senyum manis. "Ayo sayang makan dulu."

Zea tersenyum, "iya Bu."

"Ayah sama Ibu gak akan ke luar negeri lagi kan?" Tanya Zea mencoba untuk terlihat tenang.

Farel dan Anggun langsung menatap Zea. Farel berdeham pelan. "Mungkin sekarang tidak," ujarnya seraya mengusap rambut panjang Zea, membuat Zea tersenyum karenanya.

"Tapi lusa kita harus pergi ke Kalimantan, gapapa kan sayang?" Tanya Anggun.

Senyum Zea menghilang, "ayah sama ibu kan baru aja pulang dari Jerman. Kenapa harus pergi lagi?"

"Ini urusan pekerjaan. Kamu harus mengerti." Farel langsung berkata dingin kepada Zea.

"Maafkan ayah sama ibu ya," sesal Anggun.

Ketos vs WaketosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang