11- FALISYA

3 1 0
                                    

Tali ini terlalu sulit ku pegang seperti hatimu yang semu untuk ku genggam.
-falisya adelia auryan-

••••
"Lis bagi nomormu dong" ujar misya yang entah sedang apa dengan handphonenya.

"Eh gue ga hapal nomor gue" ujar falisya dan meneruskan menjawab tts hari ini.

"Yaudah hapemu aja sini."

"Gue gabawa hape" ujar falisya yang masih fokus dengan tts nya.

"HAH?!" Itu bukan keterkejutan misya saja melainkan risa dan rosa pun terkejut.

Falisya membalikkan kursi putarnya "ya terus kenapa kalo gue gabawa hp?" Tanyanya dengan alis terangkat satu.

Misya menurunkan atensinya dari ponsel genggam yang berada di tangannya "alasan kamu ga bawa hp apa lis?"

Falisya menghela nafasnya pelan "ya gue gak mau berhubungan aja sama orang dari masa lalu."

"Gendeng we¹, cuma masa lalu doang lis. Kamu bisa hapus nomor atau blokir kontaknya dan ga perlu ninggalin hp kamu" itu komentar dari rosa yang sedang meminum jus mangganya.

"Ya gue takut aja gitu ca."

"Hp itu penting loh lis, apalagi nih ya kita udah ada grup angkatan di line. Info-info tentang angkatan kita nantinya bakal diumumin disitu lis. Belum lagi kalo kita jalan masing-masing, kamu mau ngehubungin kita pake apa ?" Nasihat beserta pertanyaan dari risa ini membuat falisya jadi memikirkannya.

"Iya lis, nyong ae ra iso adoh-adoh teko hp kok yo."² tambah misya.

Falisya meletakkan pulpennya di bibir, tampak berfikir "hm, yaudah sya gue minjem hp lu buat nelpon kak vitha" finalnya.

••••
Suara pintu terketuk membuat empat orang di dalam kamar itu meredakan tawanya.

"Siapa?" Tanya rosa.

"Dibuka aja belum anjir" ujar falisya yang gemas dengan pertanyaan rosa.

"Paling juga vina mau minjem mie, biasa anak itu kan suka banget sama mie" ujar misya membuat prasangka.

"Yaudah lis buka gih" ini titah risa yang sedang menuang susu berasa full cream itu kedalam gelasnya.

"Dih kok gue ?" Tanya lisa sambil menunjuk dirinya.

"Mager" ujar risa dengan sederet gigi yang dia tampakkan kepada falisya.

"Tai lah tai" ujar falisya dengan kesal namun ia berdiri juga untuk membuka pintu.

Setelah pintu terbuka yang falisya lihat bukan vina melainkan humaira tetangga kamarnya yang sangat sangat putih sampai kalau terkena sinar matahari memerah seperti namanya.

Falisya tersenyum "eh ada apa may?" Tanyanya.

"Itu lis kata ibu asrama kamu ada paket, mau dihubungi kamunya, ternyata bu asrama ga punya nomer kamu, temen-temen kamu juga di hubungi gak ada yang bisa" ujar humaira.

"Oh iya may soalnya tadi lagi pada main truth or dare mungkin hp nya pada mode silent"

"Oh gitu yaudah lis gitu aja, kamu udh di tunggu sama ibu asrama di depan"

"Oke deh may, makasih ya may" ujar falisya dengan senyumnya.

Humaira balas tersenyum "iya sama-sama" ujarnya lalu berlalu menuju pintu di samping kamar falisya dan teman-teman.

Falisya menutup pintu dan mengambil celana panjang serta cardigannya, maklum di surabaya panas namun di asrama tidak boleh memakai pakaian pendek.

"Lah koen arep nang ndi ?"³ Tanya misya ketika melihat falisya memakai cardigannya.

"Mu nemuin ke ibu asrama, kayanya handphone gue udah dateng." Ujarnya.

"Oh, yowes" ujar misya dan meneruskan memakan keripik singkongnya.

••••
1. Gendeng we : gila kamu
2. Nyong ae ra iso adoh-adoh teko hape : aku aja gak bisa jauh-jauh dari hape
3. Lah koen arep nang ndi ? : lah kamu mau kemana ?

Okay guys aku teh bukan orang jawa jadi ga terlalu paham sama ketikan jawa gimana hehe.

Jangan lupa tinggalin voment kalian ya guys.
Love you !

@adelia.psb

DELAN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang