Lelaki itu sedang berkutat dengan bukunya, sebentar lagi tahun ajaran baru akan tiba menggantikan liburan panjang yang telah dinikmatinya.
Jadi ia harus siap dengan pelajarannya nanti di kelas sebelasnya,setidaknya ia memahami soal-soal awal pada tahun lalu.
Sibuk berkutat dengan bukunya,tiba-tiba terdengar notifikasi dari aplikasi linenya dan itu sudah membuyarkan konsentrasinya,sehingga ia meraih hp nya itu yang berdekatan dengan buku matematika yang sedang ia pelajari.
Namun setelah melihat id pengirimnya, ia mendengus sebal. Pengirim ini masih sama dengan empat tahun yang lalu, yang membuat hidup di smp nya menjadi tidak tenang karenanya.
Falisyaau
Bang andre
Hm
Andre mendengus kesal dan membalas singkat. Ia tak ingin membuat adik kelasanya itu semakin berharap kepadaya.
Huft untuk apalagi adik kelasnya itu mengganggu bahkan setelah lulus sekolah dari smp nya dulu pun falisya tetap mengechatnya, kadang dirinya tak sengaja bertemu di toko buku dan falisya minta di antar pulang dengan alibi tidak membawa mobil dan dia takut untuk naik angkutan umum.
Memikirkannya jadi mengingatkan dirinya dulu waktu pulang sekolah dengan falisya menggunakan angkutan umum, namun bukan taksi melainkan angkot. Hal itu yang membuat andrean tertawa waktu melihat wajah tidak nyaman falisya.
*flashback on
"Bang andre bareng ya?" Ujar perempuan manis berkuncir kuda itu.
Andrean melihat kesampingnya. Niat sekali dia untuk pulang bareng dengannya hingga menunggu ia selesai penambahan materi.
Andrean mengangguk mengiyakan "ayo" ujarnya
Dengan wajah sumringah,perempuan itu melompat dan berteriak "aaa sumpah bang andre tumben banget langsung ngeiyain padahal ya falisya tuh udah siap mental nih buat bang andre cuekin dan ngomong pedes banget sama falisya melebihi pedesnya seblak mpok nani" oceh perempuan itu sambil mengimbangi langkah kaki andrean.
Andrean hanya memasukkan tangannya kedalam saku celananya dan memasang headseat kekupingnya untuk menulikan pendengarannya dari gadis menyebalkan di sebelahnya ini.
"Lah? Bang andre kok gak keparkiran?" Tanya falisya dengan raut wajah yang bingung.
Merasa tak dihiraukan falisya berteriak di telinga andre dengan sedikit berjinjit "BANG ANDRE"
Andre mengusap telinganya dan menoleh kepada sang pelaku dengan tatapan elangnya "apaan sih?" Ujarnya kesal.
"Kok kita gak keparkiran bang?" Tanya falisya
"Motor gue lagi di bengkel" ujar andrean dengan nada sarkasnya.
"Yah bang padahal kan falisya mau pulang bareng sama bang andre" ucap falisya dengan wajah lucunya yang membuat siapa saja bisa luluh dihadapannya terkecuali andrean.
"Yaudah sih tinggal bareng aja, gue naik angkutan umum" ujar andrean dan berjalan menuju halte depan sekolah.
Falisya mengejar andrean yang sudah lebih dulu meninggalkannya.
"Yaudah deh yang penting sama bang andre falisya bakal ngikutin apa aja" ujarnya dengan cengiran khasnya
Merekapun duduk di halte. Raga mereka ada disana namun tidak tau roh mereka menghilang entah kemana karena keduanya saling diam dalam kebisuan hingga angkutan umum berwarna biru berhenti di depan mereka.
"Ayo" ujar andrean membuyarkan lamunan falisya.
"Ini bang?" Tanyanya dengan raut wajah yang gelisah.
"Iya,naik gak lo?" Tanyanya
Falisya nampak bingung "yaudah deh" ujarnya.
Falisya memilih duduk disamping andre dan tampak risih dengan keadaan sekitar.
"Kenapa?" Tanya andrean saat merasakan tangan falisya mencengkram erat kerah bajunya.
Dengan raut muka yang sudah ketakutan jelas tidak ada 'tidak apa-apa' untuk menjelaskan keadaannya sekarang.
Dengan mata tertutup falisnya menggeleng pelan "itu loh bang,falisya takut sama anak kecilnya,ingusnya kemana-mana nanti kalo kena falisya gimana?" Ujar falisya pelan. Pelan sekali seperti bisikan yang hanya bisa terdengar oleh andrean.
Andrean menahan tawanya dan memberi sapu tangannya kepada falisya.
Dengan tatapan bingung falisya bertanya "buat apa bang?"
"Itu kasih ibunya biar ingus adiknya di lap sama ibunya"
"Harus falisya bang?" Tanyanya dengan sedikit ragu.
"Yaudah terserah kalo mau ingusnya tuh bocah nempel di rok lo" ujar andrean dan menarik sapu tangannya lagi.
Dengan gerakan cepat falisya menarik sapu tangan itu dari tangan andrean. Falisya memberikan sapu tangan itu kepada ibu-ibu disampingnya dengan ragu-ragu.
"Buat apa nak?" Tanya ibu itu,mungkin ia tidak menyadari bahwa ingusnya anaknya sudah hampir menyentuh mulut.
"Anak ibu" cicitnya.
Ibu itu melihat anaknya dan tertawa.
Andrean yang melihat itu seketika tertawa kecil seperti kekehan.
"Kenapa bang?" Tanya falisya.
"Lucu aja" ujar andrean diakhiri kekehannya
Falisya tersenyum manis "gapapa deh falisya gemeteran kaya tadi gara-gara takut,yang penting bisa liat bulan sabitnya bang andre"
Dan itu cukup membuat andrean terdiam.
*flashback off
Andrean terkekeh pelan mengingat kejadian itu. Ia meraih handphonenya yang ternyata terdapat notifikasi dari gadis yang sama.
Falisyaau
Falisya berangkat sekarang loh
Ke surabaya
Nanti bang andre bakalan kangen sama lisyaAndrean terdiam sejenak. Falisya pergi, jauh darinya, apakah falisya ingin menghindarinya? Dengan membuang nafas yang gusar andrean mengetikkan sesuatu disana.
Iya hati-hati
Send.••••
Hai-hai gaes gimana ni ceritanya?
Semoga menghibur kalian semua ya!
Jangan lupa tinggalkan jejak vote dan comment kalian oke?:)
Salam
@adelia.psb
KAMU SEDANG MEMBACA
DELAN [On Going]
Teen FictionAku mencintaimu tanpa celah,aku mencintaimu bagai angin yang bertiup kebarat,aku mencintaimu dalam keheningan sunyi,apakah kau ingin sebentar saja bersinggah di pelabuhanku ?. -falisya adelia auryan- •••• Gimana jadinya kalau kamu mencintai seseoran...