9-FALISYA

0 1 0
                                    

Bolehkah aku berpikir bahwa takdir yang jahat? Karena aku harus mencintaimu selama ini.
-falisya adelia auryan-

••••
Falisya semakin memilin ujung baju seragamnya saat dirasa langkah kaki itu semakin mendekat.

"Lis nyong ke kamar mandi dulu ya,kebelet" falisya menoleh,baru ingin mencegah misya sudah pergi duluan meninggalkan dirinya,risa dan rosa.

Risa,rosa? Mengapa sekarang falisya merasa sendiri? Oh tidak ternyata risa dan rosa telah meninggalkannya di tempat sendirian.

Sial!-batinnya.

"Siapa yang kamu bilang gay lisya?" Riziq menekankan kata gay pada kalimatnya.

"Eh itu...anu..." falisya bingung harus jawab apa, percuma juga berbohong toh ia telah tertangkap basah!.

"Anu?apa falisya?bicara yang benar" ujar riziq dengan suara tegasnya.

Huftt,santai rileks falisya lu harus bisa ngadepin batu kek gini. Falisya membuang napasnya dengan kasar.

"Gini ya bapak ketos yang baik hati,tidak sombong dan pelit senyum, temen saya itu abis ceritain bapak ketos terhormat tentang bapak yang tidak pernah 'berhubungan' sama perempuan, jadi wajar dong saya berpikir bapak ketos sekolah kita ini gay?" Ujarnya dan mengutip kata berhubungan dengan kedua jarinya.

Riziq menghembuskan nafasnya kasar. Sebagai laki-laki jelas ia merasa terinjak-injak oleh adik kelasnya ini.

"Kamu mau buktiin?" Tanya riziq yang kerutan di dahi falisya.

"Buktiin apa?"

"Kalau saya bukan gay"

Falisya memicingkan matanya "gimana caranya?"

Riziq tersenyum miring "kamu jadi pacar saya"

Falisya membulatkan matanya "APA?!!"

•••

Sepanjang perjalanan pulang falisya terus merapalkan sumpah serapah untuk ketos sekolahnya yang sok cool itu.

Falisya membuang asal tas yang tidak ada isinya itu ke sembarang tempat di kamarnya.

"Emang gila itu si ketos! Gue yakin banget kalo dia gay" ujar falisya sambil melepaskan dasinya.

Risa yang melihat itupun terkekeh pelan " ya ndak papa dong lis, lumayan kamu bisa di tembak sama dia. Jarang-jarang loh lis"

Lisya yang sedang mencari kaosnya mendelik tajam kepada risa "ini juga gara-gara abang lo yang bikin gue berasumsi buruk tentang ketos sok-sokan itu riss!"

"Lah kamu juga loh lis ngomong kenceng banget sampe narik perhatian satu sekolahan" timpal rosa

Lisya mendengus kasar "dahlah terserah lo pada, intinya gue gak mau pacaran sama tuh ketos tengil, kesian bebep rapmon masa diduain istrinya".

Sontak misya menoyor kepala partner sekamarnya itu "koen lek ngimpi ojo nduwur-nduwur, gendeng engko sing enek" (kamu kalo mimpi jangan tinggi-tinggi, gila nanti yang ada).

"Yeu enak aja, gini-gini rapmon sama park chanyeol ngerebutin gue mulu". Ujar falisya sambil menepuk dadanya.

"Dasar bocah halu!!" Ujar mereka ketika melihat falisya keluar dari kamar membawa baju dan cuci mukanya.

••••
Segini dulu ya ges, maaf chap 8 sama 9 sedikitt hehe.
Love you ges !

DELAN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang