13- FALISYA

1 0 0
                                    

Entah berapa lama lagi aku akan menunggu, namun percayalah aku akan berhenti disaat aku lelah menanti.
-falisya adelia auryan-

••••
Falisya mengetuk pintu coklat didepannya dan terdapat sahutan dari dalam.

"Masuk".

Falisya membuka gagang pintu itu dan masuk ke dalam ruangan.

"Duduk dulu lisya, tadi ada perempuan yang nganterin ini, katanya kakak kamu, vitha ?" Ya, itu ibu asrama yang memastikan kalau vitha itu kakak dari falisya.

"Iya bu, dia kakak saya".

Falisya menerima paperbag berwarna biru pastel yang dapat falisya tebak isinya.

"Maaf lisya tadi ibu buka terlebih dahulu untuk memastikan bahwa tidak ada barang berbahaya".

"Iya bu, tidak apa-apa" kemudian falisya segera berdiri "kalau begitu lisya kembali ke kamar ya bu, terimakasih" ujarnya yang di akhiri dengan senyum manisnya.

••••
Falisya memasuki kamarnya dan membuka cardigan serta celana panjangnya.

"YUHUUU GIRL ! MY PHONE COMEBACK ! " teriaknya dengan berjoget-joget mengangkat handphone nya.

Ketiga temannya hanya menatap aneh falisya, pasalnya tadi falisya sempat menolak untuk membawa hp, namun sekarang seperti baru menemukan hp.

"Gendeng" ujar rosa yang disambut gelak tawa oleh kedua temannya.

••••
"Sya jangan lupa add gue di grup angkatan" ujar falisya yang baru menghidupkan ponselnya.

Misya memutar bola matanya "Id mu ae aku ra ngerti"¹.

Falisya hanya cengengesan dan menyebutkan id nya "falisyaaryn, itu id gue"

"Aku kira bakalan alay, kayak akoehimoet gitu" ujar rosa dengan kekehannya.

Falisya melemparkan kulit kacangnya kepada rosa "yee bambang, gue bukan alayers ya"

"Iya bukan alayers, tapi ketuanya alayers" ujar risa yang mengundang gelak tawa rosa dan misya.

Sedangkan falisya merengut diatas kasurnya.

Ponsel falisya bergetar, menampilkan layarnya berupa panggilan vidio, yang tertera nama 'Ban(k) duit'.

Falisya segera mengangkatnya dan menampilkan wajah cerianya tanpa memperdulikan teman-temannya yang kepo.

"HALLOO ABANGG " teriaknya ketika wajah tampan kakaknya terpampang jelas di layar.

Orang disebrang sana hanya terkekeh dengan kelakuan adiknya ini "adek, abang kangen banget suara cempreng kamu".

"Abang, lisya juga kangen duit abang"

Lagi, lelaki disana tersenyum dengan deretan giginya yang rapi "yaampun adeknya abang ini, pikirannya duit aja"

"Iya dong bang, ini namanya cewek realitis" ujar falisya dengan merubah duduknya menjadi tengkurap di kasur.

"Iyaa deh percaya, besok abang transfer"

Mata falisya berbinar "uwu bang karel emang terdabes dehh".

Orang yang di panggil falisya abang adalah karel, karel xenon auryan.

Karel tertawa melihat adiknya ini. Tapi tiba-tiba mata falisya menyipit melihat dengan detail lagi wajah karel.

"Abang abis tawuran ya ?"

Karel bungkam dari tawanya dan berdehem "sok tau ah adek"

"Bang, adek gak ada di rumah, abang siapa yang ngobatin ?" Kini falisya khawatir dengan karel, biasanya kalau falisya di rumah, falisya lah orang yang selalu mengobati luka karel.

"Abang bisa sendiri dek, tapi beda sih kalo ada adek"

Falisya merengut sebal "bang, muka lo ga usah di modip-modip gitu deh, jelek nanti, udah jelek tambah jelek nanti" ujar falisya yang di akhiri dengan tawanya.

Karel jadi tertawa oleh kalimat yang dilontarkan adiknya "gue mah tetep ganteng dek, apalagi tambah luka-luka gini, beh klepek-klepek cewe di sekolah gue"

Falisya menampilkan wajah ingin muntahnya "skip lah gue punya abang kek gini"

Karel lagi-lagi terkekeh dengan tingkah adiknya ini "Yaudah deh dek, gue mau latihan basket dulu, udah di tunggu yang lain"

"Oke deh bang"

Dan panggilan terputus.

"Siapa lis ?" Tanya misya yang sudah kepo berat

"Abang gue"

Risa yang sedang menonton film disney di laptopnya itu menoleh kepada falisya "kamu punya abang lis ?"

"Punya, beda dua tahun, cuma sekarang dia kelas sebelas, soalnya dulu pernah ikut kakek di jerman"

Mereka hanya mengangguk paham mendengar penjelasan falisya tersebut.

Tbc.

DELAN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang