DELAN-3

16 5 1
                                    

Tak terasa waktu 8 jam berhasil ditempuh oleh falisya. Ia keluar peron dan berjalan di sekitar stasiun bersama sepupunya.

"Kak nanti hp gue gimana?"

"Lo beneran gak mau bawa hp ke asrama?"

"Gak ah kak takut ganggu konsentrasi belajar gue"ujar falisya disertai kekehannya.

"Gaya lo ah,kalo gitu titip aja ke gue nanti gue kasih ke lo pas perpulangan" ujar vitha-sepupu falisya-

"Oke deh kak,oh ya kak kosan lo dimana?"

"Deket kok sama sekolah lo"

"Kira-kira enak gak ya kak di asrama tuh?" Cicit falisya. Jujur,terbesit rasa takut juga di hatinya.

Vitha tersenyum lembut dan menghadap falisya "hei lis,lo tuh udah SMA,udah tau caranya adaptasi,lo harus bisa terbuka nantinya,jangan jadi pendiam lis."

Falisya menghembuskan nafasnya kasar "gue coba kak" ujarnya pasrah.

Sebelum ke asrama tempatnya bertinggal selama tiga tahun nanti,falisya jalan-jalan terlebih dahulu di surabaya,menikmati anginnya surabaya yang tak beda jauh dengan jakarta.

Falisya memperhatikan sekelilingnya banyak sekali anak remaja seusianya berlalu lalang. Ada seorang perempuan yang memberi minuman isotonik kepada laki-laki berbaju basket,namun di tolak mentah-mentah oleh sang cowok.

Cewek tersebut hanya menunduk memperhatikan minumannya yang di buang. Ah,perempuan tersebut mengingatkan aksi bar-barnya dulu ketika bersama andrean.

*flashback on

Falisya berlari kecil menuju lapangan futsal di sekolahnya sambil menggenggam erat botol minuman isotonik di tangan kanannya.

"Bang...and...re" ujarnya terputus-putus karena habis berlari.

Andrean hanya mengangkat satu alisnya.

Falisya menjulurkan minuman isotoniknya "ini bang buat bang andre,pasti bang andre cape banget kan" ujarnya dengan senyum manisnya.

Andrean menerima minuman itu dan membuangnya asal.

"Sya udh gue bilangin,stop perhatian sama gue,stop ngejar-ngejar gue,capek tau gak sih!" Ujar andrean sedikit menyentak.

Falisya menunduk memerhatikan botol minuman isotonik yang di buang oleh andrean,ia menunduk meneteskan air mata yang entah sejak kapan.

"Falisya cuma mau ngasih minuman ke bang andre doang kok,apa salah falisya ngasih minum ke bang andre? Maaf kalo falisya udah keterlaluan sama bang andre,tapi bang andre jangan marah ya sama falisya" cicitnya.

Setelah itu falisya menghapus air matanya dengan kasar dan ia berlari keluar lapangan futsal.

*flashback off

Menyakitkan memang ketika kita ingin memecahkan batu yang keras dengan lembutnya air yang mengalir penuh kasih sayang. Batu itu terlalu keras sehingga sulit untuk dilunakkan.

Ya,walaupun sudah tiga tahun falisya berusaha. Dan hasilnya tetap sama,nihil.

Falisya menghapus air matanya dengan kasar. Mengingatnya seperti menambah luka yang belum kering. Sakit.

••••

"Gue gak bisa sering-sering jenguk lo dek" ujar nadira setelah selesai menghabiskan es teh manisnya.

"Sans aja kali kak. Lo dateng aja gue seneng kok" ujar falisya tersenyum manis.

"Lo beneran gak mau hubungin dia lagi?"

"Enggak lah kak,lagi pula mana mungkin dia peduli sama gue" falisya menunduk. Hm,mustahil memang dari dulu untuk falisya menempati posisi di hati laki-laki itu.

"Tenang dek di sekolah lo yang baru nanti banyak cowok-cowok ganteng kok. Famous lagi, selow aja" ujar nadira di sertai kekehannya.

"Iya ganteng kalo gak memikat gimana?"

"Tinggal dipikat-pikatin" ujar nadira di sertai tawanya.

Falisya memukul lengan nadira dan tertawa "ah itu mah lo kali kak".

Setidaknya nadira bisa belajar melupakan di kota buaya ini.

DELAN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang