6-ANDREAN

5 2 0
                                    

Cinta gak bisa dipaksa, Tuhan tau jalan lu dan itu bukan sama gue.
-andrean faradiban azkar-

•••••

Cahaya yang menembus ruangan bernuansa navy itu tidak bisa terelakan dari pandangan seorang laki-laki yang masih bergelut di balik selimutnya.

"Andre bangun!" Teriak sang bunda tersayang yang sudah menjadi asupannya setiap pagi.

"Yaampun bun,lima menit lagi" andrean menarik selimutnya kembali.

Yunna-bunda andrean- menarik selimut tersebut dan menyibaknya.

"Bangun gak?! Heran bunda sama kamu,orang males kaya gini kok bisa jadi kebanggaan sekolah" ujarnya sambil berkacak pinggang di samping kasur.

Andrean terduduk dengan mulut yang menguap sangat lebar dan mata yang masih tertutup.

"Andre tuh punya otak yang memadai bun" ujarnya dengan menyenderkan kepalanya di kepala dipan.

Yunna menarik nafasnya. Gusar dengan anak semata wayangnya ini.

"Yaudah cepetan mandi udah jam enam lewat limabelas" ujar yunna dan keluar dari kamar andrean.

Baru saja andrean ingin bergelung dengan selimutnya namun teriakan dari luar kamarnya membuat ia bangkit.

♤♤♤

Ninja merah itu terparkir sempurna di parkiran SMKN 1 TEKNIK tempat andrean berada kini.

Andrean berjalan dengan tangan yang dimasukkan kedalam saku celananya dan memakai headseat di telinganya. Tubuh tinggi dengan kulit sawo matang itu terus berjalan hingga sebuah teriakan berhasil menghentikan langkahnya.

Laki-laki itu merangkul pundak andrean dan berusaha mengatur napasnya.

Andrean melepas rangkulan temannya itu. "Gue masih suka cewek asal lo tau" ujar andrean dengan lirikan tajam kepada teman satu perjuangannya tersebut.

Teman yang bernama wildan itu terkekeh "yakin lo? Gue kira lo gay sejati" ujarnya dengan tawa semakin lebar dan itu cukup untuk membuat perempuan di sepanjang koridor berjerit histeris karena salah satu dari most wanted di sekolahnya memberi asupan semangat di pagi hari lewat tawanya itu.

Andrean memutar bola matanya malas. Ia sangat malas menghadapi teman laknatnya ini.

"Oh iya ndre lo tau gak si falisya pindah ke surabaya?gak pindah si tapi lanjut sekolah di sana"

"Tau." Singkat,padat,jelas. Ya karena memang gadis itu memberi tahunya.

"Sumpah?dia masih suka ngechat lo?" Oh ternyata sisi cewe yang ada dalam diri wildan tidak pernah hilang dari smp,yaitu kepo.

"Hm" andrean malas menanggapi persoalan gadis yang telah mengusiknya selama hampir empat tahun itu.

"Keren banget sih yangbeb gue"

Andrean menatap jijik ke arah wildan.

♤♤♤

Andrean melangkahkan kakinya ke kelas yang sekarang ia tempati diikuti wildan dibelakangnya yang juga sekelas.

Andrean menduduki kursi belakang yang memang menjadi favoritnya untuk tidur di saat tidak mood untuk mendengarkan guru.

Andrean menjadikan tangan kanannya menjadi bantalan dan segera memulai mimpinya.

Namun jitakkan keras di kepalanya membuatnya mendongakkan kepalanya dengan kesal.

"Woi si bos masih pagi nih udah mau tidur aja" ujar cowo bermata coklat yang bernama raka.

"Gue ngantuk bangsat" ujar andrean dengan kesal.

"Mabar aja lah" ujar fahmil dengan memandang gadgetnya yang sudah menjadi miring.

"Woi gue ikut dong" ujar raka dan bergabung dengan fahmil.

Andrean berdecak kesal dan melirik wildan "lo gak mabar juga?" Alisnya naik satu,heran dengan wildan yang biasanya sangat bersemangat apabila di ajak mabar bersama kedua curutnya.

"Gue pengen nanya sama lo"

Kedua alis seperti ulat bulu milik andrean hampir saja menyatu dengan kerutan di dahinya seolah mengisyaratkan 'apa?'

"Lo beneran rela ditinggal sama falisya?"

Untuk keberapa kalinya andrean berdecak "kenapa sih lo nanyain kaya gitu?"

"Ya karena lo tuh secara gak sadar butuhin dia bro!"

"Gue gak butuh dia! Risih yang ada tau gak lo?"

"Et dah risih tapi kok senyum-senyum gitu kalo di chat pagi-pagi" ujar raka dengan smirknya namun masih fokus dengan ponselnya.

Andrean memutar bola matanya malas. "Lo pada bertemen sama gue berapa lama sih? Kok masalah kaya gini aja gak tau"

"Santai bos qu" ujar fahmil di sertai kekehan di ujungnya.

"Gue bilangin ya ndre,kita tuh kenal lo lama banget dari jaman lo smp yang masih ingusan aja kita udh tau,jadi kita juga tau gimana reaksi lo ke falisya di banding ke cewe-cewe lain"

"Gue bilang. Gue.gak.suka.falisya. ngerti lo?" Ujar andrean penuh penekanan.

"Terserah lo aja,tapi gue saranin jangan sampe lo nyesel kedepannya" ujar wildan dan menghampiri kedua curut yang sedang duduk di lantai.

"Yah mati anjir"

"Lo anjir noob" ujar raka sewot.

"Lo yang noob anjing!" Ujar fahmil tidak kalah sewot.

"Mabar depan kantor aja gue udah bobol wifi nya ayok!" Ucapan wildan itu membuat raka dan fahmil mengangguk dengan antusias seperti anak kecil yang di beri permen.

Mereka berjalan keluar kelas dan pergi menuju taman depan kantor. Untung saja ini hari pertama sekolah setelah liburan kenaikan kelas jadi mereka free dan bisa melihat dedek-dedek gemes yang sedang mos.

Sedangkan di dalam kelas seorang lelaki tidak jadi tidur dan sialnya ia memikirkan omongan teman yang bisa di sebut sahabatnya itu.

"Sial" umpatnya.

••••

Haii gaess aku balik lagi nih hihi

Gmn sama andreannya?

Oke jangan lupa ya tinggalin jejak kalian vote,comment ataupun follow aku juga boleh hehe.

Salam author cantik
@adelia.psb

DELAN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang