Pergantian shift di rumah sakit itu telah dimulai. Beberapa dokter dan perawat yang shiftnya telah berakhir mulai meninggalkan rumah sakit.
Terlihat beberapa orang gadis yang merupakan perawat di sana tengah bercengkrama melepas penat setelah seharian bekerja, mereka berjalan beriringan keluar dari gedung rumah sakit yang memiliki tujuh lantai. Maklum saja, rumah sakit itu adalah rumah sakit pusat di Ibu Kota Konoha. Suasana malam di sana pun terlihat masih cukup banyak orang yang berlalu lalang. Selain itu, rumah sakit tersebut menjadi rumah sakit yang menangani pasien trauma selama 24 jam. Jadi tak heran jika suasananya tidak pernah sepi.
Suasana malam yang tadinya tenang mendadak berubah menjadi gaduh saat beberapa orang mendengar suara berdebum yang cukup keras dari arah parking area karyawan. Setelahnya teriakan histeris terdengar hingga menarik perhatian beberapa orang petugas, karyawan dan masyarakat umum yang sedang berlalu lalang. Mereka serempak berbondong-bondong ke arah asal suara.
"Kyaa!!!"
"Ada-apa?"
"Astaga!"
"Ya Tuhan, cepat panggil polisi!"
"Astaga dia pasti sudah mati!"
Hiashi dan Harumi yang baru saja kembali dari mini market pun dibuat heran dengan orang-orang yang berkumpul di pelataran parkir karyawan. Harumi melarang Hiashi mendekat hingga pria paruh baya itu memilih untuk bertanya pada salah seorang perawat pria yang wajahnya terlihat pasi.
Hiashi mendengar perawat itu berteriak meminta dibawakan brangkar.
"Ada apa?"
"A-ada seorang pria yang j-jatuh d-dari atap!"
Setelah menjawab pertanyaan Hiashi, perawat itu berlalu begitu saja.
Hiashi masih mendengar teriakan orang yang berkata.
"Jangan sentuh mayatnya, kita harus tunggu polisi!"
Kemudian ia memilih untuk menarik istrinya masuk ke dalam gedung rumah sakit dan melihat keadaan Hinata.
-:-
{Ranunculus}
-:-
"Aku tidak terima kau memindahkanku!"
"Kau tidak bisa menolak keputusan kepala divisi!"
"Kau yang menyuruh Pein?!"
Naruto menggebrak meja. Menatap tajam wanita cantik bermata serupa emerald yang berdiri di depannya. Posisi mereka terhalang meja kerja Naruto.
"Sebaiknya kau segera keluar dari ruanganku!"
Naruto melihat wanita itu mendengus.
"Kau lihat apa yang bisa aku lakukan padamu, Namikaze Naruto!"
"Jangan mengancamku!"
Wanita itu tersenyum sinis.
"Aku bisa menghancurkan hubunganmu dengan Hyuuga Hinata."
Naruto menghampiri wanita itu, mencengkram bahunya dengan cukup keras hingga wanita itu meringis kesakitan.
"L-lepaskan aku Naruto!"
Naruto malah menambah tenaga untuk mencengkramnya.
"N-Naruto, s-sakit."
Wajah pria yang biasanya terlihat ramah itu berubah masam.
"Jangan pernah berpikir untuk memberitahu Hinata!" desisnya.
"S-sakit!"
"Hubungan kita adalah sebuah kesalahan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ranunculus (The Poison Flower)
FanfictionKasus pembunuhan berantai yang sedang Hinata tangani belum menemukan titik terang. Semakin lama korban semakin bertambah, bahkan orang-orang terdekatnya pun ikut menjadi korbannya. Hanya satu petunjuk yang pelaku tinggalkan, setangkai ranunculus, bu...