"Kematian siapa yang ingin kau tahu lebih dulu, detektif?"
Suara Hanabi yang berubah tajam membuat bulu halus di sekitaran tengkuk Kakashi meremang.
"Mulailah dari yang pertama," jawab Kakashi datar.
Hanabi menyeringai, kemudian bergumam, "Hanna."
Kakashi mendekati kaca pembatas. Wajah Hanabi terlihat mengeras.
Keduanya saling bersitatap seakan bercerita dalam diam.
"Neji yang membawaku pada dendam lama itu..."
Kakashi membasahi tenggorokan saat cerita mulai mengalir dengan lancar dari mulut Hanabi.
-----
(Hinata adalah Neji)
"Selamat siang, apa anda sudah membuat janji?"
Hinata tersenyum, menggagguk pelan seraya menyebutkan namanya.
"Ah baik, silahkan tunggu sebentar."
Hinata menunggu di sebuah sofa yang tidak jauh dari resepsionis. Di sana ada dua orang yang juga sedang menunggu giliran seperti dirinya. Perempuan bersurai indigo itu memilih membunuh waktu dengan berkirim pesan pada Naruto.
"Hyuuga-san, silahkan masuk."
Tidak terasa hingga tiba gilirannya. Hari itu ia ingin memeriksakan gusinya yang membengkak. Setelah mencari klinik gigi yang terbaik di Konoha, Hinata memutuskan untuk memilih klinik yang bernama 'Tooth Fairy Dentistry' yang saat ini sedang ia kunjungi.
"Silahkan ma- Hanabi?"
Tubuh kedua wanita itu mendadak kaku. Keduanya saling memandang dalam diam.
"Ha-Hanabi? kau kah itu?"
"Kau?"
Hanna tersenyum ragu, namun mulai berjalan pelan mendekati Hinata yang berdiri di tempatnya, tepat di depan pintu ruangan yang belum tertutup rapat.
"Kau--benar Hanabi?"
Hanna melihat wanita itu menggeleng.
"Tidak! jangan."
Hinata sontak langsung berbalik pergi meninggalkan ruangan praktek dokter gigi tersebut.
Plak!
"Brengsek kau Hanabi!"
"Kau yang brengsek Neji! biarkan aku membunuhnya!"
"Argh!"
Bruk!
Hanabi yang telah mengambil alih tubuh Hinata mengusap keningnya yang memar karena terbentur stir mobil.
"Ck! sakit ... Neji bodoh!"
Hanabi mematut penampilannya di kaca spion sebelum turun dari mobilnya yang masih terparkir di halaman parkir klinik gigi milik Hanna.
Saat ingin kembali ke klinik untuk menemui Hanna, Hanabi melihat butik yang jaraknya dua ruko dari klinik tersebut. Hanabi memutuskan untuk pergi ke sana terlebih dulu. Matanya berkeliling melihat-lihat isi butik tersebut. Namun pandangannya malah jatuh pada sweater berhoddie yang ada disalah satu kursi kasir. Hanabi mendekati dan bertanya tentang sweater berwarna merah tersebut.
Hanabi membayar mahal, sweater dan sepatu milik salah satu pegawai butik di sana yang dengan senang hati menjualnya. Hanabi memutuskan kembali ke dalam mobil saat ia ingat jika harus melakukan satu persiapan lagi untuk membalas dendamnya.
------
"Aku pergi ke Bukit Gakure untuk mengambil Ranunculus itu dengan menggunakan tanda pengenal milik Toneri yang sebelumya aku curi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ranunculus (The Poison Flower)
FanficKasus pembunuhan berantai yang sedang Hinata tangani belum menemukan titik terang. Semakin lama korban semakin bertambah, bahkan orang-orang terdekatnya pun ikut menjadi korbannya. Hanya satu petunjuk yang pelaku tinggalkan, setangkai ranunculus, bu...