Chapter 4

262 20 1
                                    

Saat ini Melisa sedang berada di kantor Mikail seraya membawa bekal makan siang untuk Mikail, untuk pertama kalinya ia datang ke kantor Mikail dan membawakan makan siang untuknya. Melisa sendiri mencoba melupakan kejadian kemarin dan kembali menjadi Melisa yang ceria.

Melisa membuka pintu ruangan Mikail dengan hati hati karna tak ingin menganggu Mikail yang mungkin sedang berkonsentrasi dan benar saja saat ia membuka pintu dirinya melihat Mikail yang sedang sibuk menatap dokumen dokumen disaat jam makan siang. Mikail sendiri belum menyadari keberadaan Melisa sebab dirinya begitu berkonsentrasi.

Melisa sejenak melihat ketampanan Mikail yang saat inj berkali kali lipat, entah kenapa Melisa begitu nyaman dan tenang saat menatap Mikail yang masih sibuk dengan kertas kertas putih itu sampai tak menyadari dirinya saat ini sedang menatap Mikail dengan penuh cinta.

"Hai." sapa nya tersenyum manis seraya memperlihatkan bekal makanan yang ia bawa mungkin setelah menikah nanti dirinya akan lebih sering datang dan membawa makanan untuk Mikail. Mikail langsung menaruh dokumen nya dan mengernyit heran melihat Melisa berada disini dan setelah melihat apa yang Melisa bawa akhirnya Mikail tahu untuk apa Melisa datang kesini.

Mereka berdua akhirnya duduk di sofa dengan Mikail yang mengernyit melihat makanan yang dibawa oleh Melisa sebab makanan ini adalah makanan kesukaan nya.

"Aku memasakkan ini untukmu, aku harap kau menyukainya dan hem.. Mamamu yang memberitahu ku makanan kesukaan mu ini."

"Kau seharusnya tidak perlu melakukan ini Melisa. Usahamu akan sia sia saja." kata Mikail dingin membuat senyum Melisa hilang seketika. Apa salah dirinya ingin memasakkan makanan kesukaan calon suaminya?

"Tidak ada usaha yang akan sia sia Mikail." sahut Melisa tenang. Mikail seketika berdecih mencoba makanan yang di bawa oleh Melisa. Cukup enak, meski tidak seenak buatan Mama nya Belinda.

"Bagaimana? Kau suka?" tanyanya penuh harap.

"Hmm.." hanya itu yang Mikail ucapkan tetapi bisa membuat seorang Melisa Nathalie bahagia. Tetapi saat suapan kedua tiba tiba ponsel Mikail berdering dan menghentikan makan nya. Mikail menangkat panggilan telfon nya dan tak memperdulikan Melisa yang berada disana.

"Baiklah, nanti malam aku ke Apartemen mu." kata Mikail dan detik itu juga Melisa tahu siapa yang menelfon Mikail. Erica.. Entah sampai kapan hubungan mereka berakhir tetapi Melisa berharap Mikail secepatnya membalas cinta nya.
Sepulang dari kantor Mikail, Melisa singgah di taman untuk menikmati melepaskan kegundahan hatinya. Melisa sebenarnya tak ingin Mikail berhubungan dengan Erica tetapi ia juga tak sanggup melepaskan Mikail, pria yang sudah memenuhi relung hatinya.

Melisa berjalan jalan sampai ia keramaian di ujung taman itu. Penasaran Melisa mendekati kerumunan itu sampai kedua matanya menangkap seseorang yang ia kenal. Disana ia melihat Erica yang sedang berpose di depan jempretan kamera, Melisa membandingkan dirinya dengan Erica yang benar benar jauh di atasnya. Tiba tiba hatinya semakin dilanda kesedihan merasa Mikail memang sepantanya mendapatkan seorang wanita yang berkelas seperti Erica itu. Banyak pengemar yang melihat pemotretan Erica dan tak ketinggalan mereka berteriak memuji kecantikan Erica.

Melisa pun meninggalkan area tersebut dengan perasaan yang semakin kacau. Di perjalanan pulang Melisa tak henti hentinya memikirkan Mikail yang akan bertemu Erica nanti malam, entah apa yang mereka akan lakukan berduaan nanti membayangkan mereka bermesraan di luar batas membuat hatinya semakin sakit. Air matanya mengenang di pelupuk matanya tetapi sebisa mungkin ia tahan.

"Yang harus aku pikiran sekarang pernikahan ku sebentar lagi." gumam Melisa mencoba baik baik saja. Dirinya akan berusaha lebih keras lagi untuk mendapatkan cinta dari Mikail kelak. Malam pun tiba Melisa tak bisa memejamkan kedua matanya sebab pikiran nya melayang kepada Mikail yang akan bertemu Erica. Pikiran nya tidak bisa tenang dan hatinya sangat gelisah memikirkan hal hal buruk.

Melisa ingin menghubungi Mikail tetapi ia ragu apakah Erica yang akan menjawabnya seperti tempo hari itu? Ketakutannya merasuki jiwa Melisa dan dirinya hanya bisa bergerak tak menentu di atas ranjangnya. Apakah dirinya harus menelfon? Pikiran dan hatinya tak sejalan, pikiran nya menyuruhnya jangan mengubungi mereka karna mungkin akan berujung sakit hati tetapi hatinya mengatakan sebaliknya dan mencari tahu apa mereka benar bertemu malam ini agar hatinya bisa tenang dan tidur dengan nyenyak.

Cukup lama memikirkan itu semua akhirnya Melisa mencoba mengubungi Mikail, mengigit bibirnya saat menunggu Mikail menganggat panggilan nya. Beberapa kali Melisa menelfon sampai akhirnya sampai akhirnya Mikail menganggatnya. Melisa ingin mengatakan sesuatu tetapi dirinya justru mendengarkan hal yang tak ingin ia dengar.

"Biarkan saja sayang, kau tidak perlu memikirkan dia. Matikan saja ponselku agar dia tidak bisa mengubungi ku. Aku hanya ingin berdua saja denganmu malam ini." suara di sebrang sana berhasil membuat air mata Melisa jatuh.

Melisa tak sanggup mendengarkan nya lagi dan menutup ponselnya. Ya Tuhan kenapa dirinya bisa jatuh cinta kepada Mikail? Malam ini air mata Melisa menememi wanita itu sampai tak terasa ia jatuh tertidur.

Di tempat lain Erica bersandari di pelukan Mikail seraya tersenyum senang karna ia sengaja mengangkat telfon dari Melisa untuk menujukan kepada wanita itu bahwa Mikail adalah miliknya dan tidak ada satu orang pun yang bisa mengambil Mikail dari jeratan nya. Bahkan Melisa sekalipun..

Besoknya Melisa bangun dengan kepala yang pening, wajar saja kepalanya sakit karna sepanjang malam ia terus saja menangis. Melisa bangun dari tidurnya karna hari ini ia harus datang ke rumah Mikail, dengan rasa pusing yang semakin terasa Melisa mencuci wajahnya kemudian membersihkan tubuhnya, setelah itu Melisa bersiap perpakaian dan menuju meja makan untuk sarapan.

"Mel, kapan ajak Mikail kesini. Semenjak kalian di jodohkan Mikail tidak pernah datang berkunjung. Kalian baik baik saja,kan?" tanya Liora hati hati.

Melisa terdiam sejenak sebelum menjawab pertanyaan Mamanya, hatinya kembali sakita saat memikirkan Mikail dan Erica bersama. Melisa juga memahami keinginan Mama nya yang ingin Mikail datang berkunjung karna pria itu tidak pernah menginjakkan kakinya di rumah nya ini, memang Mikail sekali mengantarkan nya pulang tetapi Mikail tidak pernah mau saat ia mengajaknya mampir ke rumah nya untuk sekedar minum teh dan bertemu kedua orang tua nya.

"Lain kali Melisa akan memintanya datang Ma. Sekarang Mikail memang sangat sibuk di kantor karna kan setelah menikah dia akan cuti bekerja." jelas nya.

"Syukurlah kalau kalian baik baik saja." desah Randy lega karna ia sempat berpikir hubungan Melisa dan Mikail bermasalah terlebih Randy tahu sikap Mikail yang dingin dan tidak banyak bicara membuat hubungan mereka bermasalah. Mereka berdua tidak menyadari wajah keruh putrinya itu.

*****

Kurang apa lagi coba Melisa sampai Mikail gabisa cinta dia dan tetap milih Erica yang sudah lama bersama Mikail.

Susah juga sih lupain cinta yang udah lama hadir.

Vote komen dan follow tinggalin jejak kalian juga ya.😚

05.07.2021.
13.36 wib

Mikail & Melisa (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang