Melisa mencoba mengubungi Mikail meminta pria itu menjemput nya tetapi ponsel pria itu tidak bisa di hubungi membuat Melisa sedih. Melisa akhirnya memutuskan tidak menghubungi Mikail lagi dan memesan taxy. Hari ini ia datang pagi pagi sekali karna Belinda mengajak nya jalan jalan bersama, tentu saja Melisa tidak akan melewatkan kesempatan ini maka dari itu ia akan menutupi rasa sedihnya, sesampainya disana Melisa langsung masuk dan melihat mereka di meja makan.
"Pagi, Tante Om dan hm.. Mikail." sapa nya tersenyum kikuk kemudian Belinda meminta Melisa untuk duduk dan makan bersama. Melisa yang sebenarnya sudah makan dari rumahnya tetap menyantap makanan itu meski tubuhnya kurus tetapi percayalah dirinya bisa menampung banyak makanan. Mikail yang melihat Melisa makan dengan lahapnya menggelengkan kepala nya membandingi cara makan Erica dan Melisa, kalau Melisa bisa makan apapun yang wanita itu mau sedangkan Erica selalu menjaga pola makan nya dan lebih mementingkan bentuk tubuhnya karna tak mau sampai tubuhnya berlemak karna terlalu banyak makan.
Hans yang melihat Mikail menatap Melisa menbuat dirinya senang karna ia mengira Mikail sudah mulai menerima keberadaan Melisa sedikit demi sedikit Mikail tanpa mengetahui bahwa Mikail justru sudah menyakiti hati Melisa terlalu dalam.
Melisa sendiri mendongak karna merasakan seseorang sedang menatapnya dan Melisa seketika tersipu malu karna Mikail saat ini sedang menatapnya. Ia mencoba setenang mungkin meski jantungnya saat ini berdebar kencang antara senang dan juga gugup, entah kenapa hal hal yang di lakukan Mikail membuatnya tak menentu.
"Seminggu lagi kalian menikah, Papa harap kalian tidak bertengkar menjelang pernikahan nanti." suara Hans berhasil membuat Mikail tersadar lalu mendengus kesal karna Papanya lagi lagi membahas pernikahan nya. Selera makan Mikail seketika menghilang dan Mikail langsung berdiri dan berpamitan untuk berangkat ke kantor.
"Nak, antarkan dia ke depan. Kau harus terbiasa nanti setelah menikah." Belinda memberitahu membuat Melisa merona memikirkan hal hal yang akan nanti ia lakukan setelah menikah. Kesedihan nya seakan hilang melihat wajah tampan Mikail entah sihir apa yang Mikail gunakan karna Melisa tidak bisa membenci sosok Mikail Alenxander.
Melisa mengantarkan Mikail ke halaman depan, senyum manis tak pernah lepas dari bibir Melisa saat ini. Rasa rasanya ia seakan sudah menjadi istri yang mengantarkan suaminya sebelum berangkat bekerja."Apa kau tidak memiliki pekerjaan lain selain datang ke rumahku pagi pagi?" sindir Mikail sebelum memasuki mobilnya. Sorot mata tajam nya tak pernah lepas dari Melisa yang terkejut mendengar kalimat sindiran dari Mikail.
"Tante Belinda yang memintaku datang." jawabnya pelan tak berani membalas tatapan tajam dari sosok Mikail. Pria itu mendengus kasar kemudian masuk kedalam mobil meninggalkan Melisa yang menatap sendu Mikail.
Melisa dan Belinda saat ini sedang berada di pusat berbelanjaan, Belinda ingin Melisa tidak stress memikirkan acara pernikahan yang sebentar lagi akan di langsung kan. Belinda meminta Melisa untuk belanja sepuas yang Melisa mau dan tidak perlu mencemaskan apapun karena Belinda yang akan membayar seluruh belanjaan nya. Mungkin perempuan lain akan terpekik senang mendengar kalimat yang Belinda lontar kan tetapi tidak untuk Melisa karena dirinya tidak terbiasa berbelanja banyak atau mahal. Dirinya hanya membeli pakaian yang ia butuhkan dan menyimpan sebagian uangnya untuk keperluan yang tak terduga.
Maklum saja keluarga Melisa tidak sekaya keluarga Mikail yang memiliki banyak perusahan dan property lainya. Kedua orang tua nya memang bersahabat dengan orang tua Mikail karna Papa nya sahabat baik Hans Papa Mikail tetapi takdir dan nasib seseorang tidak ada yang tau bukan? Papa nya hanya memiliki usaha kecil kecilan yaitu Cafe saja tak sebanding dengan Hans memiliki banyak perusahan."Ini sudah cukup." sahutnya menolak permintaan Belinda yang menyuruhnya berbelanja lagi apapun itu. Belinda yang mendengarkan tersenyum karna ini ia semakin yakin bahwa Melisa perempuan yang sangat baik, pantas saja suaminya itu bersikeras menjodohkan mereka berdua karena Belinda pun merasakan bahwa Melisa adalah calon istri dan menantu idaman.
"Baiklah, tapi satu hal jangan memanggil tante lagi. Kau harus memanggilku Mama dan suamiku Papa." ujar Belinda membuat Melisa tersipu lalu kemudian mengganggu kan kepalanya membuat Belinda tidak bisa menahan tawa nya.
Sungguh mengemaskan calon menantunya itu.Di tempat lain Mikail sedang bersama Erica yang memintanya menemani wanita itu sebentar. Sebenarnya banyak yang harus di kerjakan olehnya hari ini tetapi ia tak tega meninggalkan Erica yang sedang sakit .
"Kau selalu makan sedikit sayang, jadi sepertinya inilah. Kau jatuh sakit karna jarang makan." Omel Mikail kepada Erica yang hanya tersenyum lalu meraba wajah tampan kekasihnya. Ya Tuhan ia tidak ingin kehilangan kekasihnya itu, cinta nya sangat besar tetapi karirnya juga begitu penting dan ia tidak bisa memilih.
"Terima kasih kau sudah mau menemaniku." Erica tersenyum mengelus wajah Mikail. Pria itu hanya tersenyum dan mengelus rambut Erica.
"Kapan kau membatalkan nya? Pernikahanmu, sebentar lagi bukan." tanya Erica cemas karna ia takut Mikail menikah dengan Melisa wanita yang menganggu hubungan mereka berdua. Mikail terdiam sejenak karna ia tak menemukan jalan keluarnya, dirinya sudah berikap dingin dan mengabaikan Melisa tetapi wanita itu tidak pernah menyerah justru semakin berani mendekatinya.
Melihat keterdiaman Mikail membuat Erica marah karna menebak Mikail belum menemukan cara yang bisa membatalkan acara pernikahan itu."Kenapa kau diam Mikail? Apa kau belum melakukan memiliki rencana agar pernikahan mu batal?" marah Erica karna ia mengira Mikail sudah memiliki rencana tetapi nyatanya? Mikail hanya diam saja membuat nya semakin marah.
"Tenanglah Erica, aku tidak bisa mungkin membatalknya nya karna Papa tidak akan memberikan perusahan kepadaku."
"Lakukan sesuatu apapun caranya! Kau bisa mendapatkan perusahan tanpa menikahi wanita sialan itu." Mikail menyisir rambutnya dengan frustasi.
"Tidak semudah itu Erica. Aku mohon mengertilah. Aku pun tidak ingin menikah selain dirimu wanita yang sangat aku cintai"
Erica masih tidak menyangka Mikail masih belum melakukan sesuatu untuk membatalkanya Erica tidak bisa tenang karna sebentar lagi pernikahan itu akan di langsung kan dan mereka belum menemukan jalan keluarnya.
"Pergilah! Aku tidak ingin melihat mu Mikail. Kau membuat sakit ku semakin parah." Erica mengusir Mikail dengan nada penuh kemarahan.
"Baiklah aku akan pergi. Jangan lupa minum obat, hubungi aku kalau terjadi sesuatu." Mikail pergi meninggalkan Erica yang sibuk memikirkan cara membuat Melisa menyerah. Iya, dirinya harus membuat Melisa menyerah karna itu kunci utama agar pernikahan ini tidak terjadi.
Erica tidak bisa tenang bahkan ia bangkit dari tidurnya dan memikirkan apa yang harus ia lakukan karna saat ini ia tidak bisa memikirkan apapun terlebih saat ini kepalanya sangat sakit. Beberapa menit sibuk memikirkan cara menyingkirkan Melisa sampai akhirnya Erica senyum licik terbit dari wajah cantiknya itu.
Tidak akan aku biarkan kau merebut kekasihku Melisa..
*****
Belinda mama Mikail suka juga sama Melisa karna kepribadian nya lah Mikail masih saja tetap sakitin Melisa dan milih Erica.
Apakah menurut kalian Mikail salah bersikap kaya gitu ke Melisa karna Erica kekasihnya yang sudah lama bertahun tahun menemani Mikail.
Gimana kelanjutan kisah cinta segitiga ini?
Vote komen dan follow tinggalin jejak yaa.
08.07.2021.
08.14 Wib
KAMU SEDANG MEMBACA
Mikail & Melisa (Complete)
ChickLitNovel Melodrama Side Story My Beautiful Vanessa Mikail Alexander tak pernah menyangka hidupnya akan berbalik begitu cepat. Di puncak kariernya, dengan masa depan yang telah direncanakan bersama kekasihnya, Erica, tiba-tiba ia harus menghadapi keputu...