Part 8 : Kesal!

74 11 14
                                    

Happy Reading😺

Riki tersenyum, kemudian meletakkan kembali jaketnya ke sofa, dan kembali mendekat kearah Bara.

Dengan cepat, Leo pun ikut mendekat kearah Bara, dan duduk disamping kanan Bara, sedangkan Riki duduk disebelah kiri Bara.

"Pertama, mandiri. Nggak usah manja, lo! Anak laki cemen abis!" cibir Leo mendahului.

"Jangan terlalu bergantung sama Daddy, Bar. Karna nggak selamanya lo hidup manja kayak gini." Riki menepuk bahu Bara dengan senyum simpulnya.

"Kedua, pegang prinsip lo baik-baik," lanjut Riki.

"Prinsip Bara Athaya Putra mulai saat ini adalah ... berhenti jadi cowok playboy dan berusaha jadi cowok good boy!" tutur Leo cepat, membuat Bara membelalakkan matanya cepat.

Bagaimana mungkin dua lelaki ini seenaknya mengatur kehidupannya tanpa persetujuan darinya?!

Saat Bara akan memprotes, Riki dengan segera memotong ucapannya, membuat Bara tak mempunyai celah untuk berucap.

"Ketiga, lo harus berani ngelakuin hal yang bener. Jangan pernah malu sekalipun buat ngelakuin hal yang memang nggak dilarang,"

"Keempat! Hormati siapapun, asalkan dia nggak ngrendahin harga diri lo," giliran Leo yang kini menepuk bahu Bara.

"Kelima, lo harus punya pengendalian diri yang kuat. Kalahin ego, jangan sampai ego yang ada dalam diri lo ngelabuhin lo tanpa ada pengendalian diri. Lo tau, kan? Musuh terbesar kita itu, ya, diri kita sendiri," ucap Riki melanjutkan.

"Keenam, ucapan lo bisa dipegang. Biar semua orang percaya, bahwa Bara Athaya ini emang laki-laki yang bisa nepatin janji, sekalipun bukan janji, asalkan nepatin ucapan. Jangan jadi munafik," ucap Leo.

"Ketujuh--"

"Banyak banget, babi!" sarkas Bara.

"Diem, monyet!"

"Ketujuh, lo harus berani bertanggung jawab. Jangan pernah sekalipun lo berusaha lari dari tanggung jawab lo, kalaupun itu berat, Alloh tau lo kuat, maka dari itu jangan lupa semangat!" Riki dan Leo kini menepuk bahu Bara bersamaan, membuat sang empunya meringis menahan sakit.

"Anjir! Anjir! Anjir! Jangan ditepuk mulu, babi! Sakit!" pekik Bara menatap nyalang kedua temannya itu.

"Pemanasan jadi cowok sejati," sahut Riki yang kini kembali beranjak dari duduknya.

"Pemanasan! pemanasan! PANTAT lo tuh yang panas!"

"Gue pergi dulu. Inget, jangan jadi bangsat, ya, bangsat," tutur Riki yang kini sudah melenggang dari kamar Bara.

Bara menoleh kearah Leo dengan tatapan datarnya. "Kenapa masih disini?"

Leo menyengir dengan tengilnya. "Gue pengen berak. Numpang, ya, Bar," ucap Leo tanpa melunturkan senyum kikuknya.

"Terserah!"

"Kentut lo bau telor, anjing!" pekik Bara yang dengan sigap menutup hidungnya.

BEFORE NEMBAK YOU || Selesai✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang