Kita memutuskan untuk berbaikan, karena ternyata nasib kita samaan.
●BaraZia●
"Kak, lo mau mandi di sini sekalian nggak? Gantinya pake baju gue," tutur Zia saat mereka berdua sudah berada di kamar Zia.
Bara tercengang sejenak. "Gu--gue? Pake baju lo? Ogah! Yakali gue pake baju cewek!"
"Ck! Yaudah kalo nggak mau. Asal lo tau, ya, badan lo bau asem!" cerca Zia.
"Dih, nggak mungkin lah gue bau asem, tiap hari aja gue pake parfum sebotol," celetuk Bara songong.
"Serah lo deh, males ngomong sama playboy!" pasrah Zia yang sudah bersiap untuk mandi.
"Ya emang terserah gue, badannya juga badan gue, baunya juga bau gue, makannya lo nggak usah repot-repot mikirin gue mandi apa enggak," jelas Bara enteng.
"Ya emang punya lo! Tapi 'kan baunya terbang kehidung orang lain, Jemaaad!" kesal Zia melirik tajam Bara.
"Bodomamat sumpah bodomamat!" ucap Bara acuh seraya menjatuhkan tubuhnya kekasur Zia.
"Eh! Jangan tiduran dikasur gue, bege! Lo bau asem!" peringat Zia yang mendekat kearah Bara dan menarik tangan Bara agar menjauh dari kasurnya.
"Dih! Rese banget sih lo! Cium nih! Nih! Gue nggak bau, bege!" seru Bara mengarahkan baju yang ia pakai kehidung gadis itu.
"Yang wangi itu seragam lo! Bukan badan lo!" sarkas Zia kesal.
"Ya bodomamat, bodomamat, dan bodomamat!" sahut Bara yang kemudian menjatuhkan tubuhnya kembali kekasur gadis itu.
"Ih! Dasar gembel!" kesal Zia yang kemudian berjalan menuju kamar mandi.
Bara terkikik. "Zi!" panggilnya.
"Bisik lo, gembel!"
"Zi! Sumpah ini penting!" ucap Bara serius.
Dengan malasnya Zia menoleh kearah Bara lagi. "Apa mbel?!"
"Daleman lo jatuh, tuh!" tunjuk Bara yang kemudian terbahak.
Zia terbelalak, dengan gerakan cepatnya ia mengambil pakaian dalamnya yang bisa-bisanya terjatuh dari tangannya.
"Ih! Gembel nyebelin!" ketus Zia kesal karena Bara menertawainya, kemudian gadis itu masuk dan menutup keras pintu kamar mandinya, meninggalkan Bara yang masih terbahak.
45 menit kemudian ....
"Lo mandi apa semedi?! Bocil!" seru Bara yang masih asik merebahkan tubuhnya dikasur Zia.
"Dua-duanya," singkat gadis itu dengan kedua tangan yang sibuk dengan rambut panjangnya.
"Dingin nggak?" tanya Bara.
"Dingin," singkat Zia lagi.
Bara tersenyum tengil. "Mau dipeluk cowok ganteng nggak?" tanyanya percaya diri.
"Amit-amit, ogah gue dipeluk sama gembel!" ketus Zia sinis.
"Preeeet! Tadi aja pas dimobil lama banget meluknya," goda Bara.
"Ya itu 'kan beda suasana!"
"Eh, Kak! Ke rooftop yuk?" ajak Zia cepat.
"Kuy gas ngeeng!" seru Bara langsung menyetujui ajakan gadis itu.
"Eh, rambut lo nggak dikeringin dulu?" tanya Bara cepat.
Zia menggeleng. "Gue lebih suka ngeringin rambut secara alami," sahut gadis itu seraya tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEFORE NEMBAK YOU || Selesai✔
Teen FictionSEDANG REVISI🗿 Sreg. Bara mendorong Zia sampai ke sudut tembok, kemudian kedua tangannya mengurung tubuh mungil gadis itu. "Kak, nggak usah modus, ya. Adegan kek gini banyak difilm-film dan dicerita wattpad yang gue baca." "Lo udah kurang ajar, ya...