Sekarang duo jamet kita, siapa lagi kalau bukan Kuroo dan sohibnya si Bokuto. Mereka berdua udah ada di aula yang di tengah tengah ada piala api. Dan di sekitar piala api juga udah ada lingkaran umur yang dibuat sendiri oleh Dumbledore.
"Brokuro, udah siap belom lu?" Bokuto menatap piala api dengan semangat.
Kuroo hanya bisa pasrah dengan kertas perkamen yang berisi namanya. "Yok lah," ucapnya dengan pasrah.
"Yosh! Gw duluan!" Bokuto masuk ke dalam lingkaran dan melempar kertas perkamen ke dalam piala api tersebut.
Setelah Bokuto gantian Kuroo yang masukkin namanya.
'mudah mudahan bukan nama gw yang keluar nanti.' Suara hati seorang Prefek yang mengaku idaman bagi semua orang.
Bokuto malah kegirangan. Semangatnya lagi membara untuk sekarang. Beda dengan temannya, si kucing. Kuroo nyalinya gede kalau soal Quidditch, tapi beda lagi kalau soal sekarang. Karena kalau mereka salah langkah sedikit nyawa taruhannya.
Kageyama sama Hinata cuma duduk doang sambil ngeliatin orang orang yang masukkin nama mereka.
"Ne Kageyama, apa kau akan ikut kalau umur mu 17 tahun?" Tanya Hinata random.
"Mungkin, kayaknya seru," jawab Kageyama sambil menyedot sekotak susu.
"Kau nggak takut gitu?"
Kageyama menoleh ke Hinata yang duduk di sebelah kanannya. "Takut? Ngapain harus takut?"
"Ya soalnya nyawa mu juga taruhannya tau."
"Kau takut boke?"
"Jelas lah, aku masih belom masuk tim Quidditch jadi aku nggak mau membuang buang nyawa ku." Hinata membuat tanda silang dengan tangannya.
"Lagian juga kita masih belom boleh ikut. Eh, aku denger Noya-san lagi buat ramuan."
Kageyama mengerutkan keningnya. "Ramuan apaan?"
Hinata mengangkat bahunya. "Entah."
Nggak lama orang yang lagi di omongin masuk ke dalam aula.
"Yosh! Udah jadi!"
Noya dan Tanaka membuat seisi aula menjadi rame seketika karena kedatangan mereka.
"Noya-san! Tanaka-san!" Hinata menghampiri Noya dan meninggalkan Kageyama.
"Yo Hinata!"
"Kalian mau ngapain?" Hinata memperhatikan kedua kakak tingkatnya.
"Tentu aja kita mau masukkin nama kita, ya nggak Ryu?" Noya menyikut Ryu.
"Yoi!"
"Eh? Bukannya umur kalian belom 17 ya?" Hinata menunjuk kedua kakak tingkatnya. Karena emang seharusnya Noya sama Tanaka belom berumur 17 sekarang.
"Kita akan memakai ini?" Tanaka dan Noya menunjukan sebotol kecil ramuan yang udah Noya racik.
"Wah, ramuan apa itu?" Hinata melihat dengan mata berbinar.
"Kalian pikir dengan ramuan kayak gitu bisa nipu Professor Dumbledore gitu?" Tiba tiba ada yang nyaut pembicaraan diantara mereka bertiga.
"Daichi-san!"
Daichi mendekat ke mereka bertiga.
"Kalian berdua! Nggak usah nyari gara gara!" Daichi menjitak kepala Tanaka dan Noya.
"Aw!" Noya memegang kepalanya.
"Belom dicoba kan mana tau, yakan Noy?" Ucap Tanaka sambil megang kepalanya yang habis di jitak sama Daichi tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haikyuu Hogwarts
FantasyBagaimana jadinya jika anak anak Haikyuu bersekolah di sekolah hogwarts? Dan mereka memiliki darah penyihir? Mengandung yaoi! Homophobic? Harap menyingkir. !!WARNING!! -OOC -BxB -Bahasa campur aduk. Bisa formal. Bisa kasar. Karakter bukan milik saya...