Happy reading guys
*
*
*
Waktu 5 menit terasa begitu lama bagi Xiao Zhan, ketika sepasang mata tajam itu mengarah kepadanya. Namun sebisa mungkin ia bersikap biasa saja."Silahkan masuk," ucap Xiao Zhan kemudian melangkah mendahului Yibo memasuki kedai.
Secepat kilat ia memasuki dapur kemudian mengusap dadanya pelan. Pemuda cantik itu menarik nafas berat sambil mencengkram pinggiran wastafel. "Tuhan, kau membuat nafasku hampir berhenti." Gumam Xiao Zhan sambil melengok ke arah pintu dapur.
Jiacheng yang baru muncul dari arah pintu dapur langsung melangkah menghampiri Xiao Zhan. "Apa kau baik-baik saja?" Tanya Jiacheng seraya menyentuh bahu Xiao Zhan lembut.
"A... aku baik, hanya merasa sedikit gugup." Ucap Xiao Zhan kemudian melangkah menuju kran lalu mencuci kedua tangannya.
"Sepertinya dia tidak mengenalimu," ucap Jiacheng.
"Ya, sepertinya begitu dan aku bersyukur untuk itu." Xiao Zhan tersenyum lega setelah mendengar ucapan Jiacheng.
"Lagipula penampilanku sekarang sangat berbeda dari terakhir kali kami bertemu, kurasa itu sebabnya ia tak mengenali diriku." Ucap Xiao Zhan dengan nada meyakinkan.
"Kau jangan senang dulu, dia menyuruhku untuk memintamu melayaninya." Ucap Jiacheng membuat Xiao Zhan langsung melengok kearahnya.
"A... apa?!" Ucap Xiao Zhan dengan raut terkejut yang tidak bisa ia sembunyikan.
"Aku tidak bisa mengatakan apa pun selain kata 'iya," Jiacheng menatap Xiao Zhan dengan raut meringis.
"Hhaaahh... ya Tuhaaan," keluh Xiao Zhan dengan raut cemas. Ia menghentikan aktifitasnya dan malah menggigit jarinya, kebiasaan saat merasa panik ataupun cemas.
Melihat Xiao Zhan yang seperti itu membuat Jiacheng merasa kasihan. Ia melebarkan matanya kala sebuah ide melintas di kepalanya.
"Zhan Zhan, kau masaklah makanan untuknya, biar aku yang mengantarnya ke sana. Jika dia mencarimu, aku akan mengatakan kau pulang lebih cepat." Ucap Jiacheng.
Saran yang diberikan oleh Jiacheng berhasil membuat Xiao Zhan tersenyum. "Aahh benar, baiklah aku akan memasak untuknya, setelah itu kau yang harus mengantarnya." Ucap Xiao Zhan semangat kemudian mulai mengambil peralatan memasaknya.
Jiacheng terkekeh pelan melihat reaksi Xiao Zhan. Semangat dan senyum yang di miliki Xiao Zhan selalu bisa membuatnya merasa nyaman. Ia memiringkan kepalanya saat melihat Xiao Zhan mulai mengambil bahan-bahan yang akan digunakan oleh pemuda itu.
"Zhan Zhan, aku ingin menanyakan sesuatu." Ujar Jiacheng sambil menyandarkan dirinya di wastafel.
"Um, tanyakan saja." Jawab Xiao Zhan seraya menatap Jiacheng sejenak lalu kembali pada aktifitasnya.
"Bukankah kau sangat mencintainya? Mengapa kau sangat ketakutan saat melihatnya? Apakah kau tidak berniat membuatnya mengingatmu?" Tanya Jiacheng sambil berdiri di samping Xiao Zhan.
Xiao Zhan tertawa hambar mendengar ucapan sahabatnya itu. Ia menoleh dan menatap Jiacheng dengan mata memincing lucu. "Memang kenangan apa yang kami miliki sehingga dia akan mengingatku?! Pertemuan saat dia wisuda? Hei, itu hanya sekali dan sangat sebentar, dia tidak akan mungkin mengingatnya." Ucap Xiao Zhan seraya memukul pelan bahu Jiacheng.

KAMU SEDANG MEMBACA
Eyes, Nose, And Lips (Pdf)
Любовные романыXiao Zhan, seorang anak lelaki berusia 15 tahun. Sangat mengagumi Wang Yibo, seorang pria berusia 25 tahun. Sosok lelaki dingin yang amat sangat ia kagumi semenjak ia memasuki masa junior high school. Semakin hari perasaannya berubah menjadi lebih...