9

3.2K 434 43
                                        

Happy reading guys!!!

*

*

*

Siang berganti malam dan saat ini jam sudah menunjukkan pukul 01:30 dinihari. Namun, Yibo tak bisa memejamkan mata karena terlalu sibuk dengan pikirannya. Ia memejamkan mata sambil menarik nafas dalam.

"Ternyata benar, kita pernah bertemu sebelumnya dan kau...," Sekelebat ingatan muncul di benaknya. Hari dimana Xiao Zhan menemuinya dengan sebuah buket bunga yang di berikan padanya.

Bukan hanya itu, ia ingat bagaimana manik bulat itu meneteskan air mata dan gerakan bibir itu. Ucapan tanpa suara, hanya gerakan dari bibir remaja itu teringat jelas.

'Wo ai ni,' Bisikan itu muncul seiring dengan Yibo yang teringat dengan gerakan bibir remaja itu. Perlahan Yibo membuka mata dan kembali memandang potret di ponselnya.

"Takdir macam apa ini?" Bisiknya lirih diiringi dengan hembusan nafas pelan.

.

.

.

Sementara di kamar Xiao Zhan, sama halnya dengan Yibo, pemuda cantik itu pun belum bisa memejamkan mata. Sejak tadi ia berusaha memejamkan mata, tetapi tidak bisa. Helaan nafas terhembus dari bibir pink miliknya yang perlahan maju beberapa centi.

Pikirannya terus tertuju pada kepergian Yibo yang begitu tiba-tiba. Selama beberapa hari melihat pria itu selalu berkunjung, ini kedua kalinya ia melihat tatapan dingin pria itu setelah hari pertama pria itu datang kemari.

"Ada apa dengannya, mengapa dia tiba-tiba pergi tanpa mengatakan apapun?!" Lirihnya pelan. Namun, beberapa saat kemudian ia menggeleng membuyarkan lamunannya.

"Mengapa aku terus memikirkan dirinya, bisa saja dia sedang bermasalah dengan orang lain atau bahkan istrinya." Bisiknya lagi. Ia tersenyum kecut kala ia kembali di sadarkan oleh status pria itu.

"Seharusnya aku sadar akan hal itu," lirihnya sendu. Ia menghela nafas berat sambil beranjak dari tempat tidur lalu mengambil sebuah kotak dan membukanya.

Disana terdapat sebuah album foto yang cukup besar. Perlahan Xiao Zhan membukanya, disana terdapat gambar dan tanggal dengan tulisan di masing-masing sebelah foto.

"Dulu..., aku begitu bahagia ketika membuka album ini, tapi setelah hari itu, mengapa rasanya masalah menyakitkan?" Bisiknya dengan setetes air mata. Ia terus membalik lembar perlembar album itu dan berhenti di lembaran kosong.

Xiao Zhan kembali meneteskan air mata kala melihat hamparan putih polos di lembaran album tersebut, hanya tanggal tertulis di sana. Tanggal terakhir kali ia menguntit sosok itu hingga akhirnya menyerah setelah mengetahui sebuah fakta bahwa pria itu sudah menjadi milik orang lain.

Menyesakkan.

Namun, Xiao Zhan harus menerima takdir yang harus ia jalani. "Tapi tidak apa, setidaknya kau sudah bahagia dengan keluarga kecil mu, itu sudah cukup bagiku." Xiao Zhan mengusap air matanya lalu berbaring sambil memeluk album tersebut.

*****

Keesokan harinya Xiao Zhan terbangun dengan mata yang sedikit sembab. Namun, beruntung ia bisa mengatasinya sehingga tak mengundang curiga dari sepupu dan sahabatnya.

Eyes, Nose, And Lips (Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang