Happy reading guys
*
*
*
Selama di mobil, Yibo terus diam memikirkan kejadian kedai tadi. Entah reaksi apa yang akan ia berikan jika bertemu lagi dengan Xiao Zhan. Pemuda itu tidak berhenti menangis bahkan setelah ia selesai makan dan membayar.
Sementara si tersangka yang saat ini duduk disebelahnya tampak santai memainkan rubik. Yibo mendengus sambil melirik Yunxi yang seolah tak merasa bersalah sedikitpun.
Namun selain itu, ada hal lain yang mengganggu pikirannya. Xiao Zhan, entah mengapa wajah pemuda itu terus berputar di kepalanya. Wajah itu terasa sangat familiar baginya, namun entah dimana ia pernah bertemu. Sebisa mungkin ia berusaha mengingat-ingat, tetapi ia tak menemukan jawaban apapun.
Menyadari sang ayah tengah melamun, Yunxi melirik Yibo tanpa menghentikan permainan jarinya pada rubik yang ia pegang. "Dad, kau kenapa?" Tanya YunXi sambil melirik malas pada sang ayah.
Yibo tak menjawab ucapan sang putra, selain karena ia berusaha memfokuskan pikirannya, ia juga merasa kesal atas kejadian memalukan tadi. Kejadian hari ini sungguh diluar dugaan, putranya itu bahkan tak merasa bersalah sedikit pun karenanya. Ia menghentikan laju mobilnya lalu membenturkan kepalanya pada setir mobil.
"Wang Yunxi, kau membuat Daddy malu." Ringis Yibo dengan wajah pasrah.
"Tapi Yunxi benar, bukan? Gadis itu memiliki pinggul yang besar, tapi dia sangat cengeng. Lain kali Yunxi akan kesana untuk menggodanya lagi, dia sangat lucu ketika menangis." Ucap Yunxi dengan tawa puas seraya bertepuk tangan senang.
Yibo mendengus sambil melirik sinis sang putra. "Lain kali Daddy tidak akan membawamu kesana lagi, Daddy akan datang sendirian." Ucap Yibo dengan tatapan kesal.
"Aku bisa meminta supir membawaku kesana, tapi Daddy tidak berpikir kau gadis itu sangat cantik? Aku suka matanya, besar dan cantik." Ucap YunXi sambil mengangguk-angguk pelan.
"Kau menyadarinya?" Tanya Yibo sambil menegakkan tubuhnya.
"Umm, selain pinggulnya, matanya juga besar." Ucap YunXi membuat Yibo menurunkan kelopak matanya memandang sang putra malas.
"Lain kali kau tidak boleh seperti ini, YunXi. Jangan membicarakan hal seperti ini pada orang lain, masih untung pemuda tadi tidak memukulmu. Ucap Yibo seraya melajukan mobilnya.
"YunXi tidak akan seperti itu pada orang lain, hanya saja gadis tadi sangat lucu. Jadi Yunxi sengaja menggodanya, walau ucapan Yunxi itu benar adanya." Ucap YunXi seraya tertawapuas.
"Bersikaplah seperti anak kecil pada umumnya, itu tidak sopan. Daddy tidak ingin ada yang memandang buruk dirimu, jadi jangan lakukan itu lagi." Ucap Yibo tegas.
YunXi mengangguk terpaksa lalu kembali memainkan rubiknya. "Baiklah, tapi lain kali kita kesana lagi. Aku menyukai masakan Jiejie itu, wonton buatannya sangat lezat." Ucap YunXi tanpa menoleh menatap sang ayah.
"Hmm, besok kita kesana lagi dan kau harus minta maaf padanya." Ucap Yibo kemudian kembali melajukan mobilnya.
"Iya, iya." Ucap YunXi sambil merengut tidak suka.
*****
Sejak kepergian Yibo dan YunXi, mood Xiao Zhan tak kunjung membaik. Mata bulatnya tampak sembab, begitupun dengan hidung dan bibirnya yang tampak memerah. Pemuda cantik itu bekerja dengan tidak bersemangat karena masih kesal atas kejadian tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Eyes, Nose, And Lips (Pdf)
RomanceXiao Zhan, seorang anak lelaki berusia 15 tahun. Sangat mengagumi Wang Yibo, seorang pria berusia 25 tahun. Sosok lelaki dingin yang amat sangat ia kagumi semenjak ia memasuki masa junior high school. Semakin hari perasaannya berubah menjadi lebih...