14

58K 7.1K 824
                                    

Happy reading
.
.
.

"Gimana keadaan tangan saya dok?" Tanya Alfaro pada dokter yang menanganinya.

"Tangan anda hanya mengalami retak tulang pada bagian kanan. Anda hanya perlu di pasangkan gips dan meminum obat yang saya catat untuk memulihkan lengan anda." Jelas dokter tersebut setelah meronsen dan mengecek tangan Alfaro.

Kemudian dokter tersebut memasangkan gips pada lengan Alfaro dibantu seorang suster disana.

Kemudian dokter tersebut memasangkan gips pada lengan Alfaro dibantu seorang suster disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Terimakasih dok."

"Sama-sama, oh iya untuk waktu pemulihan sekitar kurang lebih tiga bulan. Anda juga harus cek-up seminggu sekali untuk melihat perkembangannya."

"Baik dok."

Alfaro keluar dari ruangan tersebut setelah menerima catatan obat yang harus ditebusnya.

Dia mendekat ke arah seorang wanita yang sedang duduk di kursi tunggu dekat pintu.

"Gimana tangan kamu Al? Ga parah kan?" Tanya Clarisa beruntun.

"Retak ringan bagian kanan tulang." Jawab Alfaro.

"Perut kamu udah ga kenapa-kenapa kan?" Lanjut Alfaro melirik ke arah perut Clarisa.

"Iya udah ga sakit lagi ko. Tapi aku kesel banget sama si Lesya karna udah buat perutku sakit, pokonnya aku bakalan bales ini semua." Grutu wanita itu dengan wajah kesal.

"Iya sayang, kamu tenang aja kita pasti bakalan bales semua perbuatan jalang itu."

"Hu um. Kalo perlu kita buat dia sakit dan menderita hingga ingin mati."

"Apapun untukmu sayang."

"Yaudah ayok turun kebawah. Kita pulang sekalian nebus obat kamu."

Kedua orang berbeda gender itu akhirnya pergi memasuki sebuah lift menuju lantai bawah rumah sakit.

Ting

Pintu lift terbuka setelah sampai di lantai dasar. Alfaro dan Clarisa melangkah keluar diikuti beberapa orang dibelakangnya yang kebetulan memang satu lift dengan mereka berdua.

***

"Al aku laper." Rengekan Clarisa terdengar di dalam sebuah mobil mahal tersebut.

Wanita itu bergelayut manja di tangan kiri Alfaro.

Alfaro tersenyum melihat wanitanya yang sangat manja padanya. "Pak ke rumah makan terdekat ya." Titahnya pada sang sopir.

Pria itu merasa senang telah mengenal Clarisa. Menurutnya wanita itu adalah wanita yang baik, cantik dan pengertian padanya.

Mungkin jika Clarisa tidak bekerja sebagai OG di kantornya dia tidak akan pernah bertemu dengan wanita itu.

Yah orang yang sedang bergelayut itu dulu adalah seorang office girl yang merangkap menjadi kekasih gelap sang CEO.

Mereka berdua bertemu saat Clarisa mengantarkan kopi di ruangan Alfaro.

Suara lembut dan body sexy wanita yang saat itu menggunakan pakaian lumayan ketat itu menarik perhatian Alfaro. Pria itu tertarik dalam rayuan Clarisa hingga dia menjalani kasih dengan wanita tersebut.

Tidak memperdulikan setatusnya yang belum genap dua puluh empat jam menikah, Alfaro malah meresmikan hubungan gelap mereka berdua dengan kata sepasang kekasih.

Bahkan Alfaro akan selalu menuruti semua keinginan Clarisa, termasuk menyiksa tubuh Aileen yang dulu.

"Al Al"

Lamunan pria itu buyar mendengar saat mendengar suara Clarisa.

"Ada apa hm?" Tanyanya sambil mengelus puncak kepala Clarisa yang sedang memeluknya dari samping.

"Ada tas keluaran terbaru tau. Aku pengen ini." Ucap wanita itu dengan nada manja. Tangannya menyodorkan ponselnya yang memperlihatkan sebuah gambar tas bermerek terkenal.

Mata Alfaro menyipit memerhatikan gambar tersebut. "Kamu mau beneran? Tas kamu udah banyak loh."

"Isss itu kan beda Al, Aku pengen ini pokonnya! Kalo kamu ga beliin aku ngambek sama kamu." Ketus Clarisa sambil menunjuk-nunjuk ponselnya.

"Berapa harganya emang?"

"Kalo buat kamu ga mahal ko. Orang cuma dua ratus juta doang."

Pria itu menghela nafas kasar. Jika apa yang Clarisa mau tidak dia penuhi maka wanita itu pasti akan marah padanya hingga keinginannya tersebut terkabul.

Demi membahagiakan wanita itu, akhirnya Alfaro mengangguk. "Yaudah kamu boleh beli, nanti aku transfer uangnya."

"Makasih banyak sayang."

"Cup"
Clarisa mengecup pipi Alfaro lalu mengeratkan pelukannya pada pria itu.

"Sama-sama."
Ujar Alfaro dengan tangan kiri yang ikut merengkuh tubuh Clarisa dalam dekapannya.

Mobil berhenti didepan sebuah rumah makan mewah.

"Sudah sampai tuan." Ucap sang sopir pada majikannya.

Mereka berdua melepaskan pelukannya kemudian turun dan melangkah masuk ke dalam rumah makan tersebut dengan hati Clarisa yang sangat senang.

-
-
-
-
-

Bersambung...

Beda Raga [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang