19

53.1K 6.2K 95
                                    

Happy reading
.
.
.

"Dek ini kita mau kemana lagi?" Tanya Angga setelah masuk kedalam mobil dengan satu kantung plastik berisi cilok.

"Ke kebun binatang aja gimana bang?" Tanya Lesya.

Angga melihat kearah jam di tangannya, disana menunjukkan pukul satu siang.

"Ke kafe dulu ya makan, kamu kan belom makan juga. Dari tadi cuma makanin jajanan pinggir jalan."

"Yaudah deh, ke kafe deket sini aja. Lesya juga udah haus."

Angga menganggukkan kepalanya lalu menyalakan mesin mobil yang ditumpangi mereka.

Mobil tersebutpun berjalan dengan kecepatan sedang.

"Dek."

"Hemm?"

Lesya yang masih mengunyah cilok menengok menatap sang pengemudi.

"Abang juga mau ciloknya."

"Yaudah nih." Lesya menyodorkan satu tusuk cilok pada Angga.

Pria itu memajukan bibirnya. "Suapin loh, Abang kan masih nyetir. Susah makannya nanti malah mobilnya ketabrak."

"Iya iya Abang manja."

Dengan telaten Lesya menyuapkan cilok yang ada di tangannya. Mereka berdua makan bergantian didalam mobil yang sedang melaju itu.

"Citt"

Mobil berhenti didepan sebuah kafe kekinian. Lesya dan Angga turun dari mobil dan masuk kedalam kafe tersebut dengan tangan saling bertautan.

Sebelum benar-benar masuk, Lesya menyempatkan diri untuk membuang sampah plastik sisa ciloknya tadi.

Mata gadis itu menatap sekeliling kafe. Di sana terdapat banyak sekali para remaja-remaja yang sedang asik mengobrol.

"Itu disana kosong bang, sana aja ya." Ujar Lesya setelah menemukan tempat kosong yang berada di tengah pengunjung lainnya.

"Iya."

Keduanya duduk lalu memesan makanan pada seorang waiters pria.

***

"BANG ANGGA!"

Pria itu menengok menatap orang yang berteriak memanggilnya.

Tak jauh dari tempatnya berdiri Lesya melompat-lompat sambil melambaikan tangan pada pria itu.

"ABANG ABANG SINI BURUAN." Teriak Lesya lagi.

Angga menutup matanya sebentar menahan rasa malu karena semua orang yang ada disekitar mereka menatap Lesya dan Angga bergantian dengan tatapan aneh, ada pula yang terkikik geli melihat Lesya yang bertingkah seperti anak kecil.

Dalam hati pria itu menyumpahserapahi sang adik.

"Jangan teriak-teriak dek. Malu banyak yang liat ini rame loh." Nasehat Angga setelah sampai disamping Lesya.

"Ya maaf, kan Abang jauh kalo ga teriak Abang mana bisa denger."

"Kan bisa samperin Abang langsung gaperlu teriak."

"Kan cape bolak balik bang."

"Iya iya yaudah terserah kamu aja yang penting seneng."

Tangan pria itu menyusup ke sela-sela jemari Lesya lalu menggenggamnya dengan erat seperti takut jika dia lengah sedikit saja maka Lesya akan hilang dimakan harimau putih didepannya.

"Liat deh bang, harimaunya cantik ya."

"Dia cowo dek masa cantik."

"Yaudah harimaunya ganteng ya bang."

"Iya."

"Bang."

"Abang."

"Bang."
Lesya yang tidak juga mendapat sautan dari Abngnya pun menggembungkan pipinya.

"Isss Abang dipanggil itu nyaut dong." Ujar gadis itu sambil menarik tangan Angga hingga pria yang tadinya menatap kearah depan itu menunduk melihat adiknya.

"Ada apa sayang."

"Nah gitu dong. Bang Lesya pengn punya harimau kaya gitu deh."

"Gausah aneh-aneh dek."

"Ck iya iya."

"Kamu masih mau liatin harimau itu disini?" Tanya Angga.

"Engga. Liat kelinci aja yok bang, tadi Lesya denger orang bilang katanya boleh ngasih makan kelincinya." Ajak Lesya.

Angga membawa adiknya ke tempat kelinci.

"Wuaahhh kelincinya cute-cute banget." Binar Lesya menatap berbagai jenis kelinci di depannya.

"Mau ngasih makan?"

"Mau mau."

"Tunggu sebentar. Kamu sini aja jangn kemana-mana, Abang mau beli wortelnya dulu."

"Iya iya, udah sana bang buruan hus hus."

Angga menggelengkan kepalanya pelan melihat adiknya yang sangat antusias itu.

Dia berjalan mencari orang yang membawa makanan kelinci tadi.
Setelah membeli wortel, Angga berbalik menuju tempat Lesya.

"Nih" pria itu menyodorkan kantung kecil itu dan lesya menerimanya dengan senang hati.

"Ya ampun kelinci makan yang banyak ya, biar cepet gede." Tangan yang hendak mengelus seekor kelinci itu ditepis pelan oleh Angga.

Lesya memasang wajah kesal. "Iss kenapa sih bang? Orang lesya mau pegang bulunya yang putih itu."

"Kotor dek."

"Engga geh. Orang bulunya bersih gitu."

"Kalo dibilangin jangn ngeyel! Nurut apa kata Abang atau kita pulang sekarang juga?"

Lesya mendengus pelan. "Iya iya, ga sentuh-sentuh lagi."

"Pinter."

Setelah puas melihat-lihat kelinci, keduanya berjalan lagi mengelilingi kebun binatang dan sesekali berhenti untuk membeli jajanan yang diinginkan Lesya.

Angga hanya menuruti semua keinginan sang adik yang ingin membeli makanan ini itu. Selama adiknya bahagia dia tidak masalah.

Beberapa jam kemudian Angga membawa sang adik pulang ke apartemennya untuk mandi dan istirahat karena hari sudah menjelang sore.

Sebenernya Lesya belum mau pulang namun dengan bujukan Angga akhirnya gadis itu menurut.

-
-
-
-
-

Bersambung...

Beda Raga [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang