Chapter 9 : An Orphan

1.4K 148 2
                                    

MINGYU dan Wonwoo kini sedang berada di perjalanan menuju ke panti asuhan tempat dulu Mingyu tinggal di sana selama tujuh tahun lamanya.

Keduanya sampai dan Mingyu segera turun setelah mengambil uang yang ia bawa dan Wonwoo mengikuti. Mingyu memasuki gedung panti asuhan tersebut dan ia langsung di sambut oleh beberapa orang yang menjaga panti yang memang kenal dengan Mingyu.

Mingyu kemudian menyuruh Wonwoo untuk menunggu sebentar di ruang tamu gedung tersebut. Sedangkan ia masuk ke dalam sebuah ruangan dari penanggung jawab panti, orang yang dulu membawa Mingyu dari Anyang ke Changwon.

"Ini terlalu banyak Mingyu, darimana kau mendapat uang sebanyak ini?" Seorang wanita paruh baya yang kini duduk di seberang Mingyu mengerutkan dahinya bingung. Tidak biasanya Mingyu membawa uang hingga sebanya itu, mentoknya biasanya lima juta won.

Mingyu tersenyum. "Tidak apa ibu Han, aku juga tidak menggunakan uang itu. Jadi, kubawa semua saja ke sini." balasnya, tidak mungkin kan ia bilang bahwa ia mendapatkan uang itu karena melakukan misi sekaligus menggunakan tubuhnya.

Ibu Han menghela napasnya dan beranjak duduk di sofa yang Mingyu duduki dan memeluknya erat. "Terima kasih banyak, kau benar-benar membantu kami." Ucapnya. Mingyu mengangguk untuk menanggapi dan pelukan tersebut terlepas. "Kau akan menginap seperti biasa kan?" Tanyanya lagi dan diberi anggukan oleh Mingyu lagi. "Baiklah, ibu akan menyiapkan kamar untukmu dan temanmu itu." Ibu Han beranjak dari duduknya.

Ia kemudian menatap Mingyu ketika ia ingat sesuatu. "Ibu sepertinya pernah melihat temanmu itu Mingyu." Ucapnya.

Mingyu tersenyum dan bangkit. "Dia memang berasal dari Changwon bu, sejak enam tahun lalu dia ikut denganku ke Seoul."

"Benarkah? Siapa namanya?"

"Jeon Wonwoo, dia anak dari.. Ehm, Jeon Junghae." Balas Mingyu. Ibu Han mengernyitkan dahinya mengingat orang yang bernama Jeon Junghae itu. "Kenapa Ibu?" Tanya Mingyu.

"Tidak, ibu hanya berusaha mengingat Jeon Junghae itu, yang meninggal karena di bunuh kan?" Tanyanya dan Mingyu mengangguk. "Jadi anaknya ikut denganmu.. Pantaslah ibu tidak pernah melihatnya lagi."

"Ehm, dia sesekali datang ke sini untuk mengunjungi ayahnya."

"Kenapa kau menolongnya Mingyu? Karena kau kasihan padanya? Karena dia sepertimu?" Tanya Ibu Han kemudian.

Mingyu hanya tersenyum simpul. "Kurang lebih." Jawabnya.

Ibu Han mengelus punggung Mingyu. "Kau benar-benar anak yang baik." Ucapnya. Mingyu lagi-lagi tersenyum canggung, panti tidak tahu apa pekerjaan yang Mingyu lakoni di Seoul.

Keduanya kemudian keluar dari ruangan tersebut. "Ibu, aku dan Wonwoo akan keluar sebentar, nanti kami kembali." Ucap Mingyu dan setelah diiyakan Mingyu mengajak Wonwoo untuk keluar.

Mereka berjalan kaki hingga terhenti di sebuah toserba dan Mingyu masuk, membeli rokok dan juga dua buah kaleng bir. Duduk di salah satu kursi yang ada di depan toserba tersebut dan memberikan satu kalengnya untuk Wonwoo. "Terima kasih hyung." ucapnya.

Wonwoo membuka kaleng tersebut dan menengaknya. Sedangkan Mingyu sibuk menyesap rokok yang diampit dua jarinya. "Kau akan mengunjungi ayahmu besok?" Tanya Mingyu dan Wonwoo mengangguk.

Setelah itu keduanya hanya terdiam. Memang seperti inilah keadaannya, meskipun mereka bersama, mereka fokus dengan pikiran masing-masing. Mereka berbicara jika ada yang diperlukan saja.

Wonwoo memikirkan banyak hal, termasuk tentang kejadian kemarin malam saat menjalankan misi. Meskipun Seokmin sering bercerita bahwa Mingyu memang sering menghabiskan waktu dengan para wanita, tapi melihatnya langsung membuat hatinya sakit.

MèirleachTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang