Chapter 23 : The Truth About Jeon Wonwoo

1.5K 163 14
                                    

WONWOO sontak membuka kedua matanya dan menghirup oksigen banyak-banyak. Ia beralih melihat sekeliling dan mendapati para kakaknya yang sedang menunggunya sadar. Ia berada di markas. "Wonwoo minum air ini." Jeonghan memberikan segelas air itu dan Wonwoo langsung menegaknya habis.

"Apa yang terjadi? Kenapa aku masih hidup?" Tanyanya, benar-benar bingung karena ia tak sadarkan diri ketika rumah itu terbakar.

"Tadi aku dan Junhui masuk ke rumah itu melalui pintu belakang ketika kobaran api itu belum begitu besar. Kami mendapatimu sudah tak sadarkan diri dan membawamu ke sini." Jawab Seungcheol.

"Lalu, bagaimana dengan Mingyu hyung?" Tanya Wonwoo, hal terakhir yang ia ingat adalah Mingyu yang tertidur dan Presdir Lee yang bilang akan membawa Mingyu ke hotel lalu menyerahkannya ke polisi.

"Ada berita yang memberitakan dia ada di kantor polisi sekarang." Jawab Jisoo lalu duduk di sisi Wonwoo. Wonwoo menundukkan matanya dan mulai menangis. "Bisa jelaskan apa yang terjadi Wonwoo?" Pintanya.

"Mingyu hyung.. Dia korban Lee Joongi.." Jawab Wonwoo, terus menunduk sembari air matanya yang terus menetes.

"Maksudmu?" Tanya Seokmin, tak hanya ia yang bingung, tapi semua yang ada di sana juga sama bingungnya.

Wonwoo mendongak dan menatap kosong ke depan. "Hyungdeul tahu kan kalau presdir Lee itu seorang pedofil?" Tanyanya.

"Iya, Mingyu menyerahkan buktinya padaku." Jawab Seungkwan yang duduk tak jauh dari Wonwoo.

"Mingyu hyung adalah salah satu anak yang diperkosa oleh Lee joongi ketika umurnya sepuluh tahun.. Di panti asuhan itu.." Jelas Wonwoo dengan lirih.

Mereka menatap Wonwoo bingung. "Wonwoo, apa maksudnya? Korban bagaimana?" Tanya Myungho.

Wonwoo menghapus air matanya secara kasar. "Tadi Presdir Lee datang ke rumah di Gangnam. Dia dan Mingyu hyung saling mengenal. Dulu, Presdir Lee berdonasi di panti asuhan itu, panti asuhan di Changwon, dia bahkan mengenal ayah Mingyu hyung. Dia memerkosa Mingyu hyung saat Mingyu hyung kecil... hiks.." Wonwoo memukul dadanya yang serasa sesak, air matanya kembali turun, merasakan sakit luar biasa di hatinya. Ia terisak.

Jeonghan yang duduk di sampingnya meraih tubuh Wonwoo dan memeluknya erat. Ia bertatapan pada yang lain dengan tatapan tak percaya, mengingat bahwa Mingyu tak pernah sekalipun membicarakan mengenai masa lalunya. Seokmin pun tidak tahu tentang itu.

Jeonghan terus mengelus punggung Wonwoo dengan lembut, ia juga menangis. "Hiks.. Itulah kenapa ia bersikap seperti itu hyung.. Mingyu... Mingyu hyung.. dia.. hiks.." Suara Wonwoo tercekat begitu saja, ia terus manangis dan membuat baju Jeonghan basah.

Jisoo yang ada di belakangnya kemudian mengelus kepala Wonwoo. "Tenangkan dirimu dulu Wonwoo. Kami akan menunggumu." Ucapnya lirih. Ia menelan ludahnya kasar. Mencoba untuk tak mengeluarkan air matanya.

"Ti-tidak hanya sekali.. hiks.." Wonwoo melepas pelukan tersebut, ia menghapus kasar air mata yang membahasi wajahnya. "Tapi berkali-kali.. hiks.." Dan tangisannya semakin keras, Jeonghan mengerjap dan kembali meraih tubuh Wonwoo, memeluknya dengan erat.

Yang lain hanya saling terdiam dan melempar tatapan, tidak tahu harus berlaku seperti apa. Mereka juga merasakan sakit pada hati mereka, mereka sudah mengenal Mingyu sepuluh tahu lebih, tidak mungkin tidak merasa sedih saat mereka mendengar bagaimana masa lalu Mingyu yang buruk.

Mereka hanya terdiam sembari mencoba menenangkan Wonwoo, sekitar tiga puluh menit hingga Wonwoo menjadi lebih baik, bersandar pada tubuh Jeonghan sembari ia yang masih sesegukan lirih.

Bel markas berbunyi, membuat mereka terkejut. Chan kemudian berjalan ke arah pintu, bingung dengan siapa yang bertamu pada jam satu dini hari itu. Ia membuka pintu dan mendapati pria paruh baya berdiri di balik pintu tersebut. "Saya ingin bertemu dengan Tuan Wonwoo, apa dia ada di dalam?" Tanya pria tersebut.

MèirleachTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang