Chapter 22 : How Does it Feel Daddy?

1.7K 147 14
                                    

MINGYU sedang mencoba menenangkan dirinya untuk tidak marah sekarang. Jika ia membludak, semua hal yang sudah ia rencanakan sia-sia. "Daddy Lee tidak mau memukulku lagi dan aku harus berbohong pada Ibu Han? Daddy tahu, aku benar-benar merasa bersalah karena membohonginya jika aku mendapat luka karena anak-anak itu." Mingyu menunduk. Ada yang perlu kalian ingat, Mingyu adalah seorang penipu ulung, jadi jangan ragukan actingnya.

Wonwoo mengernyitkan dahinya, ia tidak menyangka bahwa masa lalu Mingyu lebih kelam dari pada dirinya. Itulah sebab kenapa ia selalu bersikap manja dan menggemaskan? Karena dia sudah biasa dijadikan alat pemuas nafsu diusia belia dengan paksa?

"Kenapa? Kau rindu sentuhan daddy hm?" Lee Joongi mendongakkan Mingyu dan mengusak rambutnya. Lalu menjambaknya hingga Mingyu memiringkan kepalanya, ia mendekat dan mengecup bibir yang dulunya mungil itu. Mingyu tersenyum, kedua tangannya meraih tengkuk Lee Joongi dan melumat bibirnya dengan kasar. Keduanya begitu menikmati ciuman panas itu. Wonwoo akan menghampirinya tapi tubuhnya kemudian dipegang oleh anak buah Presdir Lee. Ciuman tersebut dilepas oleh Presdir Lee. "Bibirmu masih semanis dulu Mingyu." Lirihnya lalu menjilat bibir basah Mingyu.

Mingyu tersenyum simpul, ia mengelus wajah Lee Joongi dengan lembut, memperhatikan kedua mata rubah itu yang selalu saja datang di mimpinya. Joongi juga sama, ia memperhatikan bagaimana kedua mata elang Mingyu yang begitu tajam. "Aku tidak pernah menyangka bahwa kau akan tumbuh seperti ini, dulu kau begitu menggemaskan, selalu diam dan menurut. Kau adalah alasan kenapa aku menyukai anak kecil. Kau juga tidak sama dengan ayahmu."

Mingyu mengernyitkan dahinya. "Bajingan itu menemui daddy?" Tanyanya.

Joongi mengangguk pelan. "Dia menemuiku di kantor dan marah-marah karena aku tidak mengeluarkannya dari penjara." Joongi mendekat. "Kau tidak penasaran dimana ayahmu sekarang?"

"Mingyu yakin daddy sudah membunuhnya." Ucap Mingyu dan Lee Joongi mengangguk mengiyakannya. Wonwoo yang mendengarnya sadar, bahwa orang yang ia temui waktu itu adalah ayah Mingyu. Orang yang dipanggil Tuan Kim.

"Dia menanyakan tentang keberadaanmu sebelum aku membunuhnya." Joongi.

"Lalu apa yang daddy jawab?" Mingyu.

"Aku bilang aku sudah membunuhmu." Tangan Joongi naik, mengelus bibir Mingyu dengan lembut. "Kau ingin bertemu dengannya?"

Mingyu menggeleng. "Mingyu begitu bersyukur daddy sudah membunuhnya, biar ibu yang membalasnya." Mingyu mengeluarkan lidahnya dan menjilat jari Joongi yang bertengger di bibirnya. "Apa daddy mau tidur dengan Mingyu malam ini? Daddy sudah lama tidak menyentuhku."

"Kau menginginkannya?" Tanyanya dan Mingyu mengangguk pelan. "Kau tahu kan kau tidak boleh merengek jika kau bermain denganku."

"Mingyu tahu daddy, itu kenapa Mingyu tidak pernah menangis sampai sekarang. Karena cuma daddy yang bisa membuat Mingyu menangis." Ia sedikit melirik wajah Lee Joongi lalu mendekat ke arah telinga kirinya. "Aku bisa memuaskan daddy sekarang, penisku tak sekecil dulu." Bisiknya lalu mengecup pipi kiri Presdir Lee dan sedikit menjilatnya, ia lalu kembali pada posisinya. "Tapi, bisakah daddy lepaskan daddy Wonwoo?"

"Daddy Wonwoo?"

"Eum, sejak keluarga Lee mengadopsi kami berdua, Daddy Wonwoo menjadi pengganti Daddy Lee. Tapi karena sekarang daddy Lee sudah kembali, aku mau daddy Lee saja." Dan seketika itu rambut Mingyu di jambak sekuat tenaga oleh Lee Jeongi.

"Kau tahu jika kau membuat kesalahan daddy akan melakukan apa kan?" Ia melepas jambakannya pada rambut Mingyu dan meraih tubuh besar itu dan memeluknya. Mengelus punggung lebar Mingyu. "Tidurlah Mingyu, daddy akan membangunkanmu jika permainan sudah selesai."

MèirleachTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang