Chapter 10 : Old Bastard

1.5K 160 1
                                    

MENGHABISKAN waktu selama lima belas menit, Wonwoo akhirnya bangkit dan berpamitan pada mendiang ayahnya. Ia berbalik dan berjalan menuruni bukit tersebut. Ia merogoh saku celananya untuk mengeluarkan ponselnya yang terdapat pesan masuk dari Seokmin, menanyakan kapan keduanya pulang.

Wonwoo akan membalas pesan tersebut, tapi langkahnya terhenti ketika melihat dua orang yang ada di masa lalunya. Wonwoo menelan ludahnya, pegangan tangan pada ponselnya mengerat. "Jeon Wonwoo?" Seru salah satunya, pria A. Orang yang dulu memiliki perut buncit kini berubah drastis.

Wonwoo perlahan memundurkan kakinya, bayangan masa lalunya kembali, tentang kedua teman oh, bukan, bajingan itu yang merundunginya. Ingatan masa kecilnya kembali begitu saja. Jujur, Wonwoo takut sekarang. Kedua pria itu berjalan mendekati Wonwoo. "Wah, kemana saja kau huh? Kami dengar kau tinggal di Seoul." Pria B.

Wonwoo mengangkat ponselnya untuk menghubungi Mingyu, tapi tangannya segera di sampar sampai membuat ponsel itu terjatuh dan retak. "Wah, kau sudah tidak kurus seperti dulu Wonwoo, sudah berisi." Ucap Pria A.

"Pergi kalian!" Seru Wonwoo, tapi yang namanya bajingan, mereka tak akan pernah mendengarkan korbannya. Keduanya meraih tangan Wonwoo dan menariknya. "Lepaskan aku!" Lagi-lagi Wonwoo dihiraukan dan semakin di tarik kasar.

"Wonwoo, kau tidak merindukan kami huh? Kita sudah lama tak bermain kan?" Pria A itu berucap sembari mengelus-elus dada Wonwoo. Wonwoo menatapnya tajam, ia masih memberontak hingga akhirnya ia di bawa masuk ke sebuah gudang kosong di daerah perumahan tersebut. Menghempaskan tubuh Wonwoo hingga menabrak tembok itu. "Wonwoo, kali ini, cara bermain kita akan berbeda, kau akan menyukainya."

Wonwoo meringis merasakan punggungnya yang sakit, ia mendongak dan melihat kedua bajingan itu yang mendekat sembari melepas pengait celana mereka. Wonwoo membulatkan kedua matanya, ia berusaha kabur tapi malah kakinya di tarik dan membuatnya terjatuh. Dagunya berdarah karena membentur lantai gudang itu. "Tidak.. Kumohon, jangan!" Wonwoo mendorong tubuh di pria A yang akan melucuti pengait celana jeans yang ia pakai.

Tapi kemudian tangan itu di tarik dan di pegang kuat oleh pria B. "Tidak! Jangan kumohon!" Wonwoo mulai menangis dan berusaha melepaskan tangannya, ia menggerakkan kepalanya brutal ketika pria B menurunkan tubuhnya dan melumat bibir Wonwoo.

Sedangkan pria A sudah berhasil mendapatkan apa yang ia mau, menurunkan celana Wonwoo sepaha dan meremas kuat kejantanannya, membuat Wonwoo meleguh di sela-sela lumatan si pria B. Ia masih berusaha memberontak, menggerakkan kakinya hingga ia berakhir menendang si pria A dan membuatnya menabrak sebuah meja rusak di belakangnya. Pria itu bangkit dan marah, ia menarik dagu Wonwoo dan

PLAKK

Sebuah tamparan begitu keras dan membuat Wonwoo menjerit, ada sedikit darah keluar dari sudut bibirnya. "Wonwoo, kau bahkan dulu sering bermain dengan kami. Kenapa sekarang tidak mau huh?" Pria A tersebut semakin meremas kejantanan Wonwoo dan bibir Wonwoo kembali di lumat oleh pria B.

"Huh, pecundang." Suara itu menginterupsi mereka yang sedang melecehkan Wonwoo. Mingyu masuk ke gudang tersebut dan mengunci pintunya.

"Hyung..!" Wonwoo memekik berusaha melepasnya. Pria A berdiri dan pria B masih memegangi kedua tangan Wonwoo.

"Siapa kau?!" Pria A mendekat ke arah Mingyu yang juga berjalan ke arah mereka.

"Malaikat." Ucap Mingyu sembari menyeringai. Ketika pria A berlari dan akan memukulnya, Mingyu segera meraih tangan itu dan memutarnya. Membuat Mingyu berdiri di belakangnya. Mingyu mendekat ke arah kiri telinga pria tersebut. "Kau menyentuh adik kesayanganku." Lirihnya.

Tangan kanannya turun dan meraba paha pria tersebut. "Hey! Apa yang kau lakukan?!" Pria B akhirnya melepas tangan Wonwoo. Wonwoo segera bangkit dan menaikkan celananya, merasakan sakit di kejantannannya dan dagu juga ujung bibirnya.

MèirleachTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang