Chapter 11 : The Hyungdeul

1.4K 154 6
                                    

SEMINGGUAN Wonwoo hanya terdiam tak menanggapi pertanyaan dari kakak-kakaknya. Ia bahkan tak mau pergi ke markas dan membuat kakak-kakaknya itu harus datang ke rumah Mingyu dan Seokmin.

Mereka duduk di sofa ruang tamu dengan Wonwoo di tengah-tengah mereka, berniat ingin menginterogasi tentang apa yang terjadi tapi wajah dingin Wonwoo mengurungkan niat mereka.

"Biarkan." Ucap Jeonghan dan berpindah tempat duduk di pangkuan Seungcheol yang tengah fokus menonton acara sepak bola di televisi.

Soonyoung yang melihat itu menoleh ke arah Jihoon. "Jihoon-ah.."

Plak

Dan mendapat tamparan di ujung kepalanya. Baiklah, Jihoon itu berbeda dengan Jeonghan, sangat. Seungkwan hanya berdecak kesal sembari menyuapi Hansol popcorn dengan ia yang tiduran di paha Hansol, yang juga fokus menonton acara sepak bola. Myungho dan Junhui berada di dapur dan saling memagut, setelah Myungho tadi bilang akan mengambil minum dan Junhui mengikutinya. Sedangkan Seokmin dan Jisoo sedang memilih makanan yang akan mereka pesan untuk makan malam.

Chan memperhatikan sekelilingnya, ia berpindah tempat ke arah Wonwoo dan menghela napasnya panjang. "Cuma kita yang jomblo." Lirihnya. Chan setahun lebih tua dari Wonwoo.

Wonwoo hanya terdiam tak menanggapi membuat Chan hanya mendengus kesal, lalu juga fokus menonton acara sepak bola itu. Tatapan Wonwoo kosong, ia memikirkan kejadian seminggu lalu, merasa bahwa dirinya sudah tidak suci lagi. Bahkan ciuman dan tubuh yang ia jaga untuk Mingyu sudah di renggut oleh kedua pria itu.

"Hiks.. Hiks.. Huwaaaa..." Wonwoo tiba-tiba menangis, semua mata kini tertuju padanya, melihat bagaimana air mata yang mengalir begitu deras dari kedua matanya.

"Won, Wonwoo, kau kenapa?" Tanya Chan dan Wonwoo tak merespons.

Jeonghan bangkit dari pangkuan Seungcheol dan mendekat. "Ada apa Wonwoo?" tanyanya sembari menghapus air mata Wonwoo.

Myungho dan Junhui yang sedang bercumbu di dapur itu langsung bergegas menuju ruang tamu. "Kenapa dia menangis?" Tanya Myungho.

"Sudah satu minggu dia seperti ini, sejak kembali dari Changwon." ucap Seokmin.

"Wonwoo, ceritakan pada kami, ada apa?" Tanya Jisoo yang duduk di sebelahnya.

Wonwoo tak merespons mereka, masih menangis hingga mereka diinterupsi pintu yang terbuka. Mingyu baru pulang, entah dari mana. Melihat Wonwoo yang menangis, ia menghela napas dan berjalan duduk di meja depan Wonwoo. "Teruskan sampai kau puas." Ucap Mingyu dan Wonwoo semakin menangis sejadi-jadinya.

Seungcheol mendekat. "Mingyu, sebenarnya apa yang terjadi di Changwon?" Tanyanya.

Mingyu menghela napasnya. "Dia dilecehkan oleh kedua teman, ah, bukan, mungkin orang yang sering membulinya ketika ia di sana."dan Wonwoo bertambah menangis. Jeonghan dan Jisoo masih mencoba menenangkannya dan yang lain terkejut.

Seungkwan bangkit. "Dilecehkan?"

"Ehm, tidak sampai di masuki." Jawab Mingyu lalu menatap Wonwoo. "Kau masih perjaka Wonwoo-ssi, tidak usah khawatir." Ucapnya. Yang lain masih mencoba menenangkannya. Mingyu kemudian mengulurkan tangannya. "Kemarilah." Dan Wonwoo bangkit lalu duduk di pangkuan Mingyu dan memeluknya erat. Menenggelamkan wajahnya di pundak kanan Mingyu.

Yang lain menggeleng. "Adik kesayangan." Lirih Seokmin dan mendapat pukulan di pahanya oleh Jisoo.

Mingyu kemudian bangkit dan duduk di sofa tempat Wonwoo duduk tadi, menyuruh yang lain untuk kembali ke aktivitas masing-masing. Tapi tidak mungkin Myungho dan Junhui meneruskan acara bercumbu mereka. Mereka kemudian ikut bergabung dengan yang lain.

MèirleachTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang