#19# Sakura semakin Aneh

378 59 9
                                    

"Maaf." Sakura menunduk dengan jemari yang saling meremat. Dia berdiri di hadapan teman-temannya yang duduk melingkari meja makan.

"Kami mengerti kok," kata Temari.

"Hu'um. Mungkin kalau berada di posisimu aku akan melakukan hal serupa," tambah Tenten berlanjut anggukan dari Ino.

Sakura menatap mereka bergantian.

Shikamaru, Sasuke, dan Neji tersenyum tipis seolah memaklumi. Pun dengan Sai yang tidak tersenyum palsu seperti biasa, nampak lebih tulus.

"Tidak usah terlalu dipikirkan. Mending kita makan." Naruto tersenyum lebar dan segera mengambil se-sendok besar kuah ramen buatan sang kekasih.

"Kalau ada ajang penghancur suasana, kurasa Naruto akan menang." Tenten menanggapi dengan malas. Sudahlah yang terpenting sekarang, makan!

Hinata terkekeh geli lalu mengajak Sakura duduk di kursi yang tersisa. Manik hijau itu menelisik setiap ekspresi kesembilan orang di sekitarnya.

Perlahan sebuah senyuman diam-diam terukir. Sakura lega. Hatinya ringan. Kepalanya plong, sedikit demi sedikit beban rasa-rasanya terangkat.

Kenapa mereka bisa sebaik ini?

Apa tidak egois bila Sakura berharap mereka menjadi temannya sampai batas waktu yang tak bisa dia tentukan?

***

Pagi berikutnya mereka bersiap ke sekolah. Bersama tentu saja. Ada dua mobil di garasi. Sakura sedaritadi diam sesekali mengamati teman-temannya yang bolak balik naik turun tangga dan masuk keluar dapur.

Gadis itu duduk anteng di samping pot bunga besar yang berada di sudut ruangan, ruang tengah. Tepat di sebelah sebuah akuarium berukuran kecil berbentuk bulat.

"Hari ini teman-teman akan ke sekolah. Semalam Sasuke-kun bilang Shizune-sensei tetap datang mengajariku. Aku senang, mereka baik sekali. Aku harap suatu hari nanti bisa membalas kebaikan mereka."

Sejak tadi pula gadis itu mengajak dua ikan berbeda warna berbicara meski tak ada respons kecuali gelembung kecil yang keluar dari mulut mereka.

"Omong-omong, kalian lucu. Hm, bagaimana kalau ku beri nama mm, Haru!" Sakura tersenyum sumringah, menunjuk ikan berwarna orange, "Dan kau Saki!" Lalu ikan berwarna putih.

"Haru dan Saki. Lucu sekali, hehehe." Dia menyengir sendiri sampai matanya menyipit.

"Astaga! Aku pikir sudah telat. Yak! Kau mengambil dua puluh menit waktu tidurku!" suara Ino serasa akan membangunkan seisi rumah.

"Sudahlah gendut. Lebih cepat lebih baik. Cepat makan saja," titah Temari tak terbantahkan. Kalau ibu negara sudah mengumandangkan perintah, maka wajib hukumnya mereka patuhi.

"Awas kau kue dango," sinis Ino pada Tenten yang menyengir tak berdosa.

"Hoaaam. Kali ini aku setuju dengan Naruto untuk tidur lebih lama lagi," celetuk Shikamaru yang baru memasuki ruang makan.

Disusul Neji dan Sai di belakangnya yang sudah segar. Tidak ada raut mengantuk.

Naruto muncul bersama Hinata. Lebih tepatnya diseret dan dipaksa berjalan saking sulitnya mata biru itu terbuka lebar.

"Dimana Sakura?" Suara datar kemudian terdengar.

Mereka sontak menoleh ke arahnya secara bersamaan.

"Ku pikir tadi dia sudah di sini," ujar Hinata. "Dia bangun lebih dulu dariku."

Mata Sasuke sontak melirik tajam.

"Aku di sini sejak pukul enam. Tidak ada siapapun," ungkap Temari.

"Dia tidak hilang kan?" celetuk Sai asal.

Ptakk

Tenten menjitaknya. Spontanitas.

"Melantur sekali kau pagi-pagi!"

Mereka segera berkeliling mencari si rambut pink.

"YAK HANTU--YAK APA YANG KAU LAKUKAN DI SINI?!"

Bruk

Sakura terperanjat kaget sampai kepalanya membentur sudut meja. Dia tidak meringis, saking syoknya.

"Yak yak, ada apa? Apa yang terjadi?!" Para perempuan mendekati Ino.

Iya, yang berteriak itu Ino. Si paling cempreng.

"Ya ampun Sakura. Apa yang kau lakukan di sini?"

Sakura mengerjap linglung. Dia masih asik berbicara pada ikan ketika dikagetkan dengan suara Ino.

"Sakura, kau tidak apa?" tanya Tenten lebih dulu berjongkok di depan Sakura. Gadis itu mengernyit saat tidak ada respons. Lalu kedua matanya membulat mendapati luka di kening Sakura.

Hasil dari benturan dengan sudut meja.

"Keningmu terluka. Astaga, ayo obati!" Tenten panik. Masih terbawa ketika melihat Sakura sesak napas.

Ketiga lainnya ikutan panik.

Para lelaki datang bersamaan. Mereka mencari di luar rumah, berlari masuk ketika mendengar seruan keempatnya.

"Sakura?"

Gadis itu tetap diam. Tiba-tiba mulutnya terkunci. Dia tidak mengerti. Begitu pandangannya buram dan napas yang memberat.

"Sakura!" Suara familiar bergantian memanggil, tapi kegelapan merenggut semuanya.

Sakura pingsan.

***

"Beruntung benturannya tidak bergitu kencang dan tidak mengenai bekas luka di dekatnya."

Sasuke mendengar dengan cermat perkataan dokter juga menghela napas lega.

"Pasien akan sadar sebentar lagi dan perawat akan membawa makanan dan obat tiga puluh menit kemudian. Kalau begitu saya pergi dulu."

Syukurlah tidak ada hal serius.

"Ha'i. Arigatou."

Sasuke memasuki ruang inap Sakura. Mata tajamnya menatap lurus pada wajah pucat yang lagi-lagi mampu membuatnya panik setengah mati.

"Huh, kau ini siapa....?" ucap Sasuke pelan. Dia masih mengenakan seragam sekolah hanya tertutup hoodie sehingga dokter tidak tahu kalau dia seorang pelajar.

Tadi teman-temannya berniat ikut membawa Sakura ke rumah sakit, tapi Sasuke menyuruh mereka untuk sekolah saja. Akan lebih rumit ceritanya kalau mereka tiba-tiba izin bersamaan.

Sasuke juga tak lupa memberitahu Shizune bahwa belajar Sakura ditunda karena gadis itu sakit. Namun tak sampai mengatakan si pink masuk rumah sakit. Sasuke hanya akan memberitahu keluarganya.

Shishui

Hasilnya akan ku kirim paling lambat malam nanti. Sakura di rumah sakit, beritahukan pada kaa-san. Aku hubungi Itachi-nii.

Kabar yang cukup buruk untuk Bibi. Semoga lekas sembuh.

Sasuke segera menghubungi Itachi.

"Yo, baka otoutou!" Seperti biasa Itachi akan menyapa dengan semangat.

"Urusai. Sakura masuk rumah sakit. Dia kembali sesak dan kepalanya terbentur. Tidak ada yang tau penyebabnya, namun tadi dia seperti mengingat sesuatu." Sasuke langsung menjelaskan panjang lebar.

"Ya ampun. Kasihan sekali adik perempuanku. Aku akan memberitahu Izumi. Dari pemikirannya mungkin ada sesuatu yang terjadi pada Sakura."

"Hn."

Tut

🥀*****🥀

Part ini pendek banget? Maap huehue....
Biar gitu moga kalian enjoy🌹

See ya!

The Story Of SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang