#17# Misi Mewawancarai

564 78 10
                                    

Ohayo!

Part kali ini lumayan panjang, ganbatte bacanya^^.

**

Malam menyapa dengan suasana baru mengelilingi lima remaja khususnya Sakura. Gadis-gadis itu berada di dapur, tengah membuat makan malam.

Para lelaki? Jangan tanya, mereka semua bersantai di ruang tengah. Bermain game, rebahan, bahkan tidur. Memang sudah kodratnya yah perempuan berkecimpung di dapur.

Sakura tidak berdiam diri. Dia sedang memotong daging ayam atas arahan Hinata, chef nya perkumpulan mereka.

Mereka berniat membuat ayam katsu dengan ramen sebagai kuah pelengkap yang tentu saja permintaan dari si jabrik Naruto. Katanya rindu ramen Ichiraku, tapi masakan Hinata jauh lebih enak. Alasan, gombal saja dia tuh.

Riuh, ribut, suasana dapur tidak damai sama sekali. Lihat saja dua pirang yang berdebat namun berjauhan tempat.

"Ino no baka!" Suara Temari menggelegar.

"Ya ya! Aku sudah benar, jangan memprotes!"

"Benar apanya? Kau menggunting mie nya tidak sih?!"

"Ya ampun Temari, itu sudah standar panjangnya mie."

"Mana ada! Ini kepanjangan."

"Yang namanya mie harus panjang lah! Bagaimana mau kau seruput kalau pendek pendek?"

"Tidak sampai sepanjang siku juga BAKA!"

"Yak, berhenti mengataiku BAKA!"

"Jangan BERTERIAK!" seru Tenten.

"KAU JUGA BERTERIAK!!" Kompak keduanya.

Sakura tertawa geli melihat tingkah mereka. Ada saja yang diperdebatkan.

"Hinata-chan, apa begini potongannya?" tanya Sakura menghadapkan wadah berisi ayam yang sudah dia potong.

Hinata dan Sakura adem ayem meski di tengah perang. Mereka seolah di dunia sendiri, mengabaikan ocehan tiga perempuan cerewet itu.

"Iya sudah benar. Setelah dipotong kau cuci dulu kemudian campurkan dengan ini sambil direbus," titah Hinata diangguki Sakura. Gadis indigo itu menyerahkan bumbu yang sudah dia racik. Dan dengan telaten Sakura mengikuti intruksi Hinata.

"Tenten! Kau merebusnya terlalu lama astagaa!" Oh ternyata pertikaian itu belum selesai. Ino, Hinata, dan Sakura mendekati Tenten setelah mendengar suara Temari.

Pletak

"Ittai!" Tenten mencebikkan bibir sembari mengusap kepalanya yang dijitak Ino.

"Kau mau makan ramen apa bubur mie?" ucap Ino gemas, gemas gemas emosi.

"Ya kan kau bilang direbus dua puluh menit, ini bahkan masih dua belas menit," bela Tenten.

"Dua belas menit dengan api sebesar ini," ujar Hinata tersenyum geli.

Sontak saja Temari dan Ino melongo.

"Dasar kue dango!"

"Apinya kebesaran baka!"

"Aku tidak bodoh baka!"

Sakura hanya bisa tertawa lepas. Kenapa mereka bisa se-kocak ini?

**

Tubuh ringkih itu diseret tanpa hati. Dengan kasar didorong hingga membentur sudut meja.

"Bibi ampuni Saku."

"TIDAK!" Wanita cantik mirip wajah sang ayah yang sayangnya kejam menatap nyalang pada anak perempuan tersebut.

Di tangan kanannya ada cambukan yang biasa dia gunakan untuk menghukum anak itu, persis sekarang.

The Story Of SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang