Berkat bantuan Kushina tempo hari, Temari, Tenten, dan tentunya Ino juga Hinata berada di markas para lelaki yang kini duduk di depan mereka.
Untuk si adik kelas mungkin tidak begitu menuntut, namun berbeda dengan Temari yang jelas paling kakak-paling tua- di antara semuanya, dia menatap selidik lima pemuda di hadapannya.
"Baiklah, jadi apa saja yang aku lewatkan setelah study tour?" ujar Temari terdengar santai, bertolak belakang dengan wajahnya yang- tahulah orang galak bagaimana.
Hinata, Ino, dan Tenten nampak seperti anak kecil yang tidak tahu apapun, menatap bergantian enam orang tersebut.
Naruto mengusap jidatnya, antara bingung dan takut. Pasalnya untuk urusan menjelaskan panjang lebar empat teman baiknya biasanya menyerahkan hal itu padanya.
Ekhem-dia cukup takut kalau sama Temari.
"Teme, jelaskanlah," bisiknya pada Sasuke yang duduk di sebelahnya.
Sasuke melirik sekilas, "Malas."
Rasa-rasanya Naruto ingin menceburkan kepala Sasuke ke kolam yang berada di belakang rumah ini. Kenapa disaat-saat seperti ini dia masih bisa sangat santai? Berikan tipsnya pada Naruto!
"Shikamaru? Neji?" tanya Temari.
Shikamaru mendengus. Kenapa harus ada sosok seperti Temari di tengah-tengah mereka? Lebih baiknya lagi bagaimana dia bisa menjadi kekasih Shikamaru? Si nanas pun tidak tahu.
"Jangan memotong," ucapnya memperingati lebih dahulu.
Temari mengangguk pasti. Tenten hanya diam menunggu penasaran. Sedangkan Hinata dan Ino diam saja karena mereka sudah tahu. Mereka juga tidak memberitahu Tenten dan Temari karena berpikir biarlah lima lelaki itu yang menjelaskan.
"Ketika supir memperbaiki ban bus, kami memasuki hutan perbatasan. Sasuke, Naruto, dan Sai bertemu seorang gadis. Singkatnya kami memberitahu Kakashi-sensei dan membawanya menuju kediaman Uchiha. Izumi-nee yang merawatnya dan orang tua kalian sudah mengetahuinya."
Padat dan jelas.
Temari berpikir kemudian menjentikkan jari, "Dia terluka dan Sasuke yang membawanya karena Izumi-nee seorang dokter, orang tua Sasuke menyetujuinya, dan kalian semua, orang tua kami, mencaritahu tentangnya?"
"Kurang lebih seperti itu," timpal Neji.
Naruto tersenyum lega. Beruntungnya Temari pintar dan dia pandai membaca sikon.
"Tunggu, tunggu!" seru Tenten.
"Ada apa?" tanya Hinata di sampingnya.
"Gadis itu di rumah Sasuke sekarang?" tanyanya.
Kelima laki-laki mengangguk.
"Kalian tidak adil! Kenapa tidak memberitahu kami lebih awal? Kenapa hanya para orang tua? Katanya kalian teman!" seloroh Tenten.
"Iya ya?" Ino baru saja terkonek dengan Tenten. Dia tidak begitu kepikiran karena sangat penasaran.
"Iya betul!! Sangat tidak adil! Mana ada teman seperti itu!" sambungnya memprotes.
Ayolah Ino, protesanmu telat.
"Kalian sangat berisik, ya." Seperti biasa, Sai tersenyum menyebalkan.
"Diam!" sentak Ino dan Tenten kompak.
"Haish, kalian juga diam dulu. Aku tidak bisa berpikir," tukas Temari membuat keduanya mendengus lalu diam.
"Memangnya apalagi yang kau pikirkan?" tanya Shikamaru.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of Sakura
Fanfiction[Fanfiction] Note/: • BACA BAB PERTAMA! • Mencoba misteri dan horor. • Alur mungkin lumayan lambat dan lama. • Update tidak tentu. ~ Semuanya bermula saat Uchiha Itachi menceritakan sebuah kisah lama pada sang adik dan teman-temannya ketika mereka d...